Salah satu nilai tambah dan daya tarik Indonesian Idol selain penampilan semua peserta lomba adalah komentar yang diberikan juri. Semua juri pada babak spectra yang berjumlah 5 orang menurut saya memberikan komentar yang sangat objektif, komprehensif dan mempunyai nilai membangun atau memotivasi peserta.Â
Ada kalanya komentar itu terasa menyakitkan, namun dengan penuh empati juri yang lain akan memberikan kalimat penawar untuk membesarkan hati.
Komentar komentar yang disampaikan para juri menurut saya sangat kuat bertenaga apa pun yang mereka sampaikan. Karena para  juri memang mempunyai kualifikasi yang sangat tinggi dalam bidang tarik suara. Mereka adalah penyanyi papan atas yang sangat berhasil dalam industry music Indonesia.Â
Bunda Maya, Teh Rosa, Bang Judika, Mas Anang, dan Bro Kaka, mempunyai penggemar jutaan atau puluhan juta sebagai penyanyi yang sangat berhasil di Republik ini. Oleh sebab itu ketika memberikan komentar atau pujian yang sangat tulus kepada peserta Indonesian Idol, menurut saya kata kata itu adalah pupuk yang sangat baik untuk proses pertumbuhan tanaman keterampilan bernyanyi para peserta.
Suatu kali saya menonton penampilan anak sekampungku, Femila Sinukaban pada malam Spektra 2 beberapa hari yang lalu. Â Menurut saya yang awam Femila sduah bernanyi dengan sangat apik, enak dan menghanyutkan. Â Namun ketika saya mendengar komentar bunda Maya, saya langsung tersadar, oh iya, benar juga kata Bunda Maya, yang sangat berhasil sebagai penyanyi dan sekarang jadi produser.Â
"Femila, saya ingin menyampaikan kritik kepada kamu, pada babak Spektra 2 ini banyak yang berpendapat  bahwa kamu vokal yang terlemah diantara semua kontestan, dan saya akui iya," kata Bunda Maya dengan sangat asertif. Inilah kalimat langsung, positif dan objektif berdasar kepada penilaian  dengan pengalaman bernyanyi belasan tahun atau lebih.
Bunda Maya tidak berhenti pada kalimat itu, selanjutnya dia menambahkan, "namun kamu juga punya kelebihan. Seandainya saya sebagai produser, dan Mas Anang juga sebagai produser, kata Maya sambil memandang kepada Mas Anang, yang sedang mengangkat kedua tangannya  sebagai symbol pujian kepada Femila.Â
Sekonyong konyong Anang menimpali, "ini bagus, May". Dan sekejap Maya juga menjawab "sebentar dulu, seolah menjawab Mas Anang tapi melihat ke arah Femila dan meneruskan kalimatnya "kamu ini jika diberikan lagu yang pas dalam industry music Indonesia, kamu sudah cukup. (artinya sukses). Â Masalahnya ini dalam Indonesian Idol, kamu harus mampu meningkatkan kemampuanmu supaya lebih hebat lagi.
Maya menambahkan bahwa dalam Indonesian Idol Femila masih kurang. Karena kontestan yang lain mempunyai suara dan teknik menyannyi  yang lebih hebat.  Kaka bahkan mengatakan bahwa Femila akan sukses dalam dunia acting, karena wajah Femila memang cantik.  Judika  juga memberikan komentar yang sangat menguatkan ketika berkata, "dibagian awal tadi sangat enak, namun dibagian tengah sampai akhir, memang ada beberapa kesalahan."
Begitulah para Juri itu memberikan komentarnya kepada Femila dan juga kepada setiap konstestan yang lain. Â Dan saya sangat menikmati dan mengapresiasi komentar komentar seperti ini.
Sebagai seorang Instruktur pelatihan Soft Skills saya memang selalu menekankan untuk mempersiapkan diri saat memberikan masukan atau kritikan kepada orang lain. "Berikan lah kritikan atau masukan, dengan dilapisi pujian positif."Â Karena yang penting diamankan dalam diri orang yang menerima masukan atau kritikan bukan hanya otak logikanya, tapi juga hati atau perasaannya.Â
Sebuah kritikan lebih kuat masuk ke dalam hati, daripada kedalam otak. Artinya krtikan dia terima, tapi sakit hati juga muncul yang bisa saja mematahkan semangat. Nah tantangannya adalah, bagaimana cara sehingga  masukan atau kritikan dia terima dengan suasana hati yang senang dan tetap semangat.
Tapi dengan cara para juri Indonesian Idol, saya melihat mereka pun sebenarnya ingin memberikan pujian daripada kritikan. Â Namun karena talenta bernyanyi mereka, sehingga sangat peka menangkap kesalahan sekecil apapun. Â Dan secara jujur dan spontan mereka menyampaikannya.Â
Saya yakin dalam diri semua kontestan tidak akan muncul perasaan putus asa atau kesimpulan, aku lebih jelek dari kontestan lain. Namun yang muncul adalah "yang lain lebih bagus dari aku, jadi aku juga harus meningkatkan kemampuanku."Â Â
Dengan cara memberikan pujian seperti para Juri Indonesian Idol ini, dalam diri semua peserta yang gugur lebih awal, tetap akan muncul sebuah sikap positif dan semangat untuk berprestasi mungkin pada bidang yang lain, atau kembali tekun berlatih dan berlatih.
Saya membayangkan seandainya nanti Femila Sinukaban gagal masuk kebabak grand final, maka bisa saja Femila terinspirasi memasuki dunia acting dan sukses, Â seperti yang dinubuatkan oleh Bro Kaka dan Bunda Maya.Â
Pada titik ini saya memberikan salam hormat setinggi tingginya kepada semua Juri. Kritikan yang paling tulus dan pujian yang paling tulus hanya bisa disampaikan oleh  seseorang yang ingin memajukan orang yang dia kritik. Mengkritik dan memuji secara tulus adalah salah satu cara menolong yang paling efektif
Ditiru Para Guru
Saya sangat menganjurkan agar para guru di seluruh Indonesia untuk  belajar dan meniru cara juri Indonesian Idol ini.  Tidak hanya menyalahkan dan mengkritik murid yang lambat atau sulit memahami satu mata pelajaran, tapi memberikan jalan keluar yang lebih objektif. Misalnya jika ada murid yang selalu sulit belajar Matematika tapi jago di pelajaran Bahasa Indonesia, mungkin bisa ditiru kalimat Bunda Maya, Â
Untuk mata pelajaran Matematika kamu saya lihat sulit dan perlu belajar lebih sering, namun aku melihat kamu hebat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia atau Ilmu Sosial.
Kalimat seperti ini tidak akan membuat sang murid sakit hati dan merasa lemah dalam bidang matematika sehingga membuat dia minder dan patah semangat, namun dia akan merasa menemukan jati dirinya.Â
Sebagaimana semua juri Indonesian Idol benar benar memperhatikan dengan sangat sungguh sungguh setiap penyanyi, demikian jugalah para guru kita harapkan mau memperhatikan semua murid muridnya dengan sungguh sungguh sehingga bisa memetakan kekuatan dan kelemahan dengan lebih lengkap. Dalam paradigma Guru Penggerak, saya yakin sebuah penjelasannya adalah Juri Indonesian Idol.
Sebuah pendapat Dale Carneige penulis buku yang sangat laris dan pendiri lembaga training soft skills yang paling awala perlu kita simak bersama "sebagaimana tubuh kita membutuhkan makanan, demikian juga jiwa kita membutuhkan pujian yang tulus."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H