Mohon tunggu...
AlGifari
AlGifari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Usuluddin Adab dan Dakwah

Mahasiswa program studi Ilmu Alquran dan Tafsir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Perdamaian dalam Wabah Corona

27 Maret 2020   08:07 Diperbarui: 27 Maret 2020   15:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh Fatkhulloh Khasabi AlGifari

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 103)

"Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui."

(QS. Al-Anfal 8: Ayat 61)

Negara yang mempunyai harta kekayaan alam yang melimpah, Negara dengan berbagai suku dan budaya beraneka ragam bahasa menjadi satu dengan mayoritas Islam yang sangat tinggi ia disebut sebagai Negara Indonesia. Indonesia yang kita kenal sebagai Negara yang berkembang Negara yang penuh dengan perjungan sampai sekarang ini tapi tidak boleh luput dengan sisi sejarah Indonesia yang akan selalu dikenang oleh pahlawan-pahlawan yang rela mati demi Indonesia.

Indonesia terkenal dengan masyarakt yang demokratis lebih mementingkan suara rakyatnya. Mayotitas Islam yang ada diseluruh Indonesia tau akan sebuah perdamian tau dalam menyelesaikan konfik-konflik yang ada tapi banyak yang hanya mayoritas islamnya hanya sekedar KTP saja atau hanya ikut-ikutan oleh orang tuanya. Ada suatu peristiwa sejarah Indonesia tentang konflik di Ambon dilansir dari sebuah video dokumentasi oleh BCC Indonesia di media You Tube.com.

Konflik Ambon yang terjadi pada tahun 1999. Yang terletak di kampung Batu Merah Dalam konflik terjadi dikarnakan cek cok masalah uang, dan kemudian terjadilah konflik antar kelompok Agama akibat konflik ini terjadi banyaknya terjadi pembunuhan antara umat beragama tanpa ada rasa belas kasihan. Banyak dari minoritas yang bukan dari agama islam itu sendiri pergi untuk meninggalkan kampung tersebut begitu juga dengan yang mayoritasnya islam juga memilih untuk tidak berdektan dulu oleh umat yang berbeda agama akibat konflik tersebut.

Pada tahun 1999-2002 lima ribu jiwa tewas dalam kejadian konflik di Ambon. Konflik yang terjadi disini banyak yang tidak sadar bahkan hanya mementingkan emosi dari masyarakat yang tidak mau mengalah satu sama lain bahkan mereka menganggap nyawa itu tidak ada harganya lagi. Masyrakat ketika itu sangatlah gelisah dan takut untuk berbuat sesuatu bahkan dari minoritas sendiri untuk melangkahkan kakinya kemanampun mereka jika salah salangkah akan terbunuh.

Jauh dari sebelum kejadian konflik ini terjadi hubungan antar umat beragama sangatlah harmonis, hidup saling berdampingan dengan yang berbeda agama mereka hidup dengan rukun tanpa adanya konflik yang terjadi. Pada tahun 2002 konflik ini mulai mereda dikarnakan perjanjian Maliono untuk saling berdamai. Akan tetapi konfik yang telah terjadi masih saja ada rasa ketakutan dan kegelisahan mereka di dalam ingatan mereka dan masih menyimpan rasa dendam dalam hati mereka.

Ketika pada tahun 2006 mulailah ada gerakan untuk perdamaian disitu mulai lah ada keinginan untuk melakukan perdamian yang digerakan oleh perempuan-perempuan Ambon yang bukan dari agama islam(Kristen) mereka mulai berfikir untuk mendatangi masyarakat mereka yang beragama Muslim ketika itu masih trauma dengan kejadian yang banyak merengut jiwa tanpa adanya belas kasian mereka takut untuk berkunjung, dengan semangat dan tekat mereka ingin kembali seperti dulu yang hidup rukun dan tenang. Ketika masyarakat(kristen)Ambon berkunjung ke masyarakat Muslim mereka di sambut dengan hangat sampai menetaskan air mata dengan rasa rindu yang sangat dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun