Mohon tunggu...
AlGifari
AlGifari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Usuluddin Adab dan Dakwah

Mahasiswa program studi Ilmu Alquran dan Tafsir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Perdamaian dalam Wabah Corona

27 Maret 2020   08:07 Diperbarui: 27 Maret 2020   15:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Begitu dengan masyarakat Islam itu sendiri mereka berkunjung ke kampung masyarakat (Kristen) sama halnya ketika masyarakat kristen berkunjung mereka di sambut dengan riang gembira konflik dengan rasa perdamain yang mengembalikan hubungan antara umat bergama ini. Akibat berdamian ini timbulan kreatifitas dari anak anak muda (remaja) Ambon yang mengajarkan anak anak disana arti penting dari perdamian, kemudian mengajarkan tentang arti penting toleransi dan berbagi dengan orang-orang yang berbeda agama dengan mereka.

Anak-anak muda disana memberikan edukasi yang luar biasa akan tidak terjadi hal hal yang tidak di ingkan bahkan anak anak muda di Ambon disana menyatukan umat beragama dengan pertunjukan boneka dan juga pertunjukan musik. Masyarakt muslim yang terkenal dengan hadrohnya yang digunakan alat musik rebana dan juga masyarakt kristen musik yang sering mereka gunakan adalah trompet, anak anak remja sangatlah berfikiran kreatif untuk mempersatukan mereka dengan diadaknanya suatu acara acara penting kegiatan kemasyarakatan.

Bahkan dengan tegas bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai "rahmat" serta untuk menyempurnakan akhlak. Disebut "rahmat", karena Nabi memiliki semangat mulia dalam ajaran yang dibawanya, yakni mewujudkan kehidupan yang damai, harmonis, saling menghargai, adil, dan bersatu padu tanpa melihat perbedaan agama, etnis, bahasa, warna kulit. Lalu apakah bisa masyarakat beragama untuk terus bersatu dan terus menyanjung perdamain ?

Konflik yang terjadi sekarang yang ada diIndonesia bahkan dunia sekalipun adalah wabah virus COVID -19 atau yang sering dikenal adalah virus corona. Bagaimana disini kita di tuntun untuk peduli dan saling mengingatkan dalam hal kebersihan. Konflik yang terbesar ada pada diri manusia karena konflik melawan rasa egois yang sangat tinggi dari pemikiran-pemikian masyarakat yang luas. Bahkan kita sudah mengetahui bahwa virus itu bisa terkontaminasi oleh siapa saja bahka orang yang sehat sekalipun, virus Corona tidak memndang dari kalang kaya maupun miskin tapi bisa menyerang siapa saja.

Corona menyatukan umat beragama tanpa memandang status sosialnya. Disini kita belajar untuk saling peduli satu sama lain buka lagi mementingkan satu kelompok saja tapi seluruh yang ada dikehidupan untuk saling tolong menolong bukan lagi saling membenci tapi harus saling peduli terhadapat setiap jiwa. Bahkan umat islam diajarkan untuk bersabar dalam setiap ujian yang ada.

Hidup dalam tatan kepedulian antar masyarakat bahkan bukan lagi konflik salah paham yang terjadi diAmbon bukan lagi ada rasa tidak pedui antar umat beragama bahkan dalam Ayat Quran yang sudah di jelaskan diatas tenang surah Ali Imron ayat 103 yang artinya

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk."

Umat islam sangatlah mencintai perdamaian, bahkan sudah jelas tertera dalam Alquran dan jangan lah kamu bercerai berai Allah sangat membenci orang yang bermusuhan sungguh luar biasnya Allah menjadikan Ujian bagi seluruh umatnya bukan hanya musim tapi seluruh umat beragama tetap bersabar dan bertawakal atas kepercayaan mereka masing masing. Karena Allah yang maha membolak balikan hati manusia dari yang awalnya bermusuhan menjadi cinta dan peduli terhadap sesamnya percayalah setiap ujian yang diberikan oleh Allah semua akan menjadi berkah dan akan menjadi pelajaran bagi diri kita masing-masing Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami' no:3289).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun