Mohon tunggu...
M Naufal Al Ghifary
M Naufal Al Ghifary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Program Studi Ilmu Komunikasi, Memiliki minat dibidang fotografi, design, videografi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengeksplorasi Dimensi Komunikasi dalam Konteks Ruang Lingkup Belajar Sebagai Pembangunan Karakter

16 Januari 2024   14:44 Diperbarui: 20 Januari 2024   09:52 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mengeksplorasi Dimensi Komunikasi Dalam Konteks

Ruang Lingkup Belajar Sebagai Pembangunan Karakter

 

Muhammad Naufal Al Ghifary

NIM : 23010400102

Dosen Pengampu : Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si

Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Muhammadiyah Jakarta

naufalmaba23@gmail.com

Komunikasi merupakan aspek yang melimpah dan meluas dalam segala aspek kehidupan manusia. Sebagai jaringan yang kompleks dan melibatkan berbagai elemen, komunikasi memainkan peran integral dalam menghubungkan, membentuk pemahaman, dan menciptakan makna dalam berbagai konteks. Luasnya cakupan komunikasi mencerminkan kemampuannya untuk memengaruhi dinamika sosial, budaya, ekonomi, dan edukasi.

Jadi bisa dikatakan manusia merupakan manusia komunikasi. Di rumah, di sekolah, di tempat umum, bersama orang lain, ataupun tidak bersama orang lain, manusia bisa melakukan komunikasi. Pada artikel kali ini akan dijelaskan tentang dinamika komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup belajar. Komunikasi di bidang pendidikan memegang peran sentral dalam membentuk lingkungan pembelajaran yang efektif dan membawa dampak positif terhadap perkembangan siswa. Dalam ranah pendidikan, komunikasi bukan hanya sekedar pertukaran informasi, tetapi juga merupakan kunci untuk membangun interaksi yang berarti antara guru dan siswa, serta memperkaya proses belajar-mengajar.

Pengertian Komunikasi

Secara  etimologi,  komunikasi  dari  bahasa  Latin yaitu communicatio artinya pemberitahuan, memberi   bahagian,   pertukaran   di   mana   si   pembicara      mengharapkan      pertimbangan      atau     jawaban     dari     pendengarnya.     Kata     kerjanya   adalah   communicara   yang   berarti   bermusyawarah,    berunding    dan    berdialog.    Jadi  komunikasi  berlangsung  apabila  orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna communis in meaning, mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.

Edward Depari mendefinisikan komunikasi sebagai "proses penyampaian ide, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu yang mengandung makna, yang dilakukan oleh utusan yang ditujukan kepada penerima”. Sejalan dengan Theodore Herbert, komunikasi ialah proses yang didalamnya menunjukan arti pengetahuan dipindahkan dari seorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.

Adapun menurut Richard L. Wiseman, dia mengatakan bahwa komunikasi sebagai proses yang melibatkan dalam pertukaran-pesan dan penciptaan makna. Makna yang tersimpan dalam definisi ini memberikan pengertian bahwa komunikasi efektif apabila orang tersebut menafsirkan pesan yang sama seperti apa yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.

Komunikasi Efektif

Secara garis   besar  Komunikasi yang efektif berarti   menyampaikan   sesuatu   dengan  cara  yang  tepat  dan  jelas  sehingga  informasi  yang  kita  sampaikan  dapat  dengan  mudah dimengerti oleh orang lain. Komunikasi efektif menjadi salah satu hal penting di mana komunikator  dapat  menyampaikan  pesannya  secara baik dengan menggunakan media yang tepat  dan  dapat  diterima  oleh  sasaran  yang  tepat.

Komunikasi    dikatakan    efektif    apabila    terdapat   aliran   informasi   dua   arah   antara   komunikator  dan  komunikan  dan  informasi  tersebut  sama-sama  direspon  sesuai  dengan  harapan  kedua  pelaku  komunikasi  tersebut.

Setidaknya  terdapat  lima  aspek  yang  perlu  dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif, yaitu :

  • Kejelasan, bahwa dalam komunikasi harus menggunakan    bahasa    dan    mengemas    informasi   secara   jelas,   sehingga   mudah   diterima dan dipahami oleh komunikan.
  • Ketepatan,   ketepatan   atau   akurasi   ini   menyangkut    penggunaan    bahasa    yang    benar    dan    kebenaran    informasi    yang    disampaikan.
  • Konteks, maksudnya adalah bahwa bahasa dan   informasi   yang   disampaikan   harus   sesuai  dengan  keadaan  dan  lingkungan  di  mana komunikasi itu terjadi.
  • Alur,   bahasa   dan   informasi   yang   akan   disajikan  harus  disusun  dengan  alur  atau  sistematika   yang   jelas,   sehingga   pihak   yang menerima informasi cepat tanggap.
  • Budaya,     dalam     berkomunikasi     harus     menyesuaikan     dengan     budaya     orang   diajak   berkomunikasi,   baik   dalam   penggunaan  bahasa  verbal  maupun  non-verbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.

Komunikasi Sosial 

Komunikasi di dalam lingkup konteks ruang belajar termasuk ke dalam komunikasi sosial, Di dalam ruang lingkup belajar, komunikasi dapat berperan sebagai pembentukan konsep diri, pandangan kita mengenai siapa diri kita itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita, manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. Kita sadar bahwa kita manusia karena orang-orang di sekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verbal dan nonverbal mereka bahwa kita manusia.

Komunikasi sebagai pembentukan dan pengenalan karakter, karena dengan komunikasi orang lain kita belajar bukan saja mengenal siapa diri kita, namun juga bagaimana kita merasakan siapa kita. Komunikasi dalam konteks apapun, adalah bentuk dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut, Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian.

Komunikasi Di Dalam Lingkup Belajar

Salah satu profesi yang sangat membutuhkan adanya 3 komunikasi yang efektif dan keahlian berkomunikasi adalah pendidik atau guru. Supriadie & Darmawan (2012: 56) berpendapat bahwa guru profesional yang efektif memiliki keahlian berkomunikasi. Guru dalam mengajar memerlukan keahlian untuk berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi nonverbal, dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif.Keahlian berkomunikasi dapat terlihat dari cara individu menyampaikan gaya berkomunikasi. Sebagimana disampaikan oleh Mulyana (2004: 129) bahwa perbedaan gaya atau cara berkomunikasi individu dapat dilihat dari pemilihan kata-kata, kelancaran, kecepatan, dan intonasi suara. Gaya berkomunikasi setiap individu dapat mempengaruhi identitas dan citra diri individu di mata individu lain. Gaya berkomunikasi seorang pendidik sangat menentukan berhasil atau tidaknya menyampaikan ilmu kepada peserta didik.

Peserta didik dapat membentuk karakter yang baik melalui komunikasi efektif yang diberikan oleh para pendidik. Pembentukan karakter yang baik tidak hanya diberikan melalui komunikasi secara langsung, namun juga dapat melalui contoh berupa kebiasaan-kebiasaan baik yang diterapkan para pendidik di depan para peserta didik. Komunikasi semacam itu dapat disebut dengan komunikasi nonverbal.

Selain cara berkomunikasi pendidik dalam mengajar, partisipasi peserta didik juga penting dalam terjadinya komunikasi yang baik di dalam ruang lingkup belajar, atau di kelas. Partisipasi murid dalam komunikasi di dalam kelas juga memiliki peran yang krusial dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang interaktif dan mendukung perkembangan siswa. Partisipasi ini tidak hanya mencakup kemampuan siswa untuk menyampaikan pendapatnya, tetapi juga melibatkan mereka dalam proses belajar secara aktif.

Partisipasi Peserta Didik bisa dilatih dan di lihat dari beberapa aspek berikut :

Diskusi Kelas : Partisipasi siswa dapat diwujudkan melalui diskusi kelas. Siswa diajak untuk berbicara tentang ide-ide mereka, mendebat topik-topik tertentu, dan menyampaikan pandangan mereka. Diskusi semacam ini merangsang pemikiran kritis dan memperkaya pengalaman belajar.

  • Tanya Jawab : Mengajukan pertanyaan kepada siswa dan mendorong mereka untuk memberikan jawaban adalah metode yang efektif untuk membangkitkan partisipasi. Ini tidak hanya mengukur pemahaman mereka, tetapi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkontribusi secara langsung.
  • Kegiatan Kelompok : Partisipasi dapat ditingkatkan melalui kegiatan kelompok. Siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau proyek tertentu, membangun keterampilan kolaborasi, dan belajar satu sama lain dalam konteks yang lebih terlibat.

Presentasi : Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat presentasi dapat meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Ini tidak hanya melibatkan mereka dalam menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kepercayaan diri.Partisipasi murid dalam komunikasi di kelas bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga tentang kualitas interaksi. Dengan merangsang partisipasi peserta didik, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis, merangsang pemikiran kritis, dan mendukung perkembangan cara berfikir peserta didik.

Hubungan Komunikasi dalam Ruang Lingkup Belajar Sebagai Pembangungan Karakter

Hubungan komunikasi dalam ruang lingkup belajar memiliki peran yang signifikan dalam pembangunan karakter siswa. Komunikasi yang efektif antara guru, siswa, dan bahkan antarsiswa dapat membentuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang membentuk karakter seseorang. Sudah disepakati juga bahwa fungsi umum komunikasi ialah informatif, edukatif, persuasif dan rekreatif (entertainment). Maksudnya,    komunikasi   berfungsi   memberi   keterangan,   memberi fakta yang berguna bagi segala aspek kehidupan manusia. Di samping itu, komunikasi juga   berfungsi   mendidik   masyarakat   dalam   menuju  pencapaian  kedewasaan  bermandiri. Di   sinilah   komunikasi   memiliki   keterkaitan   yang signifikan dengan pendidikan, khususnya dalam     pendidikan     karakter. Untuk menciptakan  proses  komunikasi  yang  efektif,   pendidik   harus   memahami   konsep   dasar   komunikasi   pendidikan,   antara   lain mengenai    proses    komunikasi    pendidikan,    teknik  berkomunikasi  secara  efektif,  bentuk komunikasi,  prinsip  komunikasi, komunikasi  lisan  dan  tertulis,  metode  yang  tepat  dalam  komunikasi      pendidikan, strategi   untuk      meningkatkan  efektivitas komunikasi  dalam  pendidikan,  serta  hambatan  yang  seringkali  muncul  dalam  komunikasi  pendidikan  yang  berasal dari peserta didik maupun pendidik itu sendiri.

Salah satu tujuan adanya komunikasi yang efektif di dalam ruang lingkup belajar adalah membantu siswa untuk   mengembangkan   diri,   memiliki   kemandirian,   dan   tanggung   jawab   dalam mengambil pilihan dan keputusan, sehingga siswa dapat menghadapi masa depan secara terarah. Siswa diharapkan memiliki kepribadian yang efektif, kreatif, dan produktif, serta mampu  berinteraksi, menyesuaikan  diri,  dan  mengembangkan  lingkungan  kehidupan sebagai fasilitas perkembangan yang kondusif.

Di dalam ruang lingkup belajar bukan hanya untuk menyampaikan dan mendapatkan materi pelajaran, tetapi juga sebagai sarana yang kuat untuk membentu karakter peserta didik. Sekiranya ada beberapa cara berkomunikasi yang baik di dalam ruang lingkup belajar agar dapat terjadi kontribusi yang baik antara pendidik dan peserta didik. Diantaranya adalah :

Pendidik Sebagai Role Model Positif Bagi Peserta Didik 

Pendidik dapat menjadi role model yang positif bagi para peserta didik dengan perilaku yang mereka tunjukkan. Komunikasi yang positif, penuh empati, dan menghormati dapat menjadi contoh bagi peserta didik dalam mengembangkan karakter yang baik.

Materi Yang Membahas Nilai-Nilai Baik

Peserta didik dapat membahas dan menyampaikan nilai-nilai yang dihargai di dalam masyarakat. Mengadakan diskusi dan refleksi bersama dapat membantu peserta didik memahami pentingnya nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kerja sama.

Pengembangan Keterampilan Sosial

Pengembangan keterampilan sosial di dalam ruang lingkup belajar bisa dengan pendidik memfasilitasi peserta didik untuk mengajak mereka melakukan diskusi bersama. Pendidik mendorong peserta didik untuk berfikir kritis tentang dilema moral, memahami konsekuensi dari pilihan mereka, dan mengembangkan kepekaan terhadap etika.

Melalui komunikasi yang baik di dalam ruang lingkup belajar,  tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter yang kuat, moral, dan beretika. Guru memainkan peran kunci sebagai fasilitator dan model yang membantu membimbing siswa menuju pembentukan karakter yang positif.

Komunikasi  menjadi salah satu aspek penting  dalam  proses  pendidikan karakter di dalam ruang lingkup belajar. Artinya, pendidikan  karakter dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang terjalin. Komunikasi yang efektif memiliki ketentuan,  syarat, prinsip  dan  strategi  yang  universal  sehingga  eksistensinya  hingga  saat  ini  cukup  signifikan  diaplikasikan  dalam pendidikan karakter.

Melalui komunikasi yang memotivasi, memberdayakan, dan memberikan umpan balik konstruktif, peserta didik diberdayakan untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka dan mengembangkan karakter yang kuat. Kolaborasi yang melibatkan peserta didik sebagai mitra juga menambahkan dimensi dukungan untuk pembentukan karakter yang konsisten di dalam dan di luar lingkungan kelas.

Dengan menjadi model perilaku positif, guru memberikan contoh dalam membangun karakter siswa. Komunikasi yang positif dan empatik menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan karakter, memberikan siswa kepercayaan diri untuk berpartisipasi aktif, berbagi ide, dan belajar bersama. Dengan demikian, komunikasi yang baik di dalam ruang lingkup belajar bukan hanya mengoptimalkan proses pendidikan, tetapi juga membentuk fondasi karakter yang kuat dan bereti

DAFTAR PUSTAKA

 

Suherman, S. (2019). Dimensi-dimensi Komunikasi Efektif dalam Relasi Bimbingan dan Konseling. Indonesian Journal of Educational Counseling, 3(3), 169-178. Top of Form.

Nisa, H. (2016). Komunikasi yang efektif dalam pendidikan karakter. UNIVERSUM: Jurnal KeIslaman dan Kebudayaan, 10(01), 49-63.

Repository.Uinsu. (2016). BAB II LANDASAN TEORI

http://repository.uinsu.ac.id/432/5/BAB%20II.pdf

Repository.iainsasbabel. (2023). BAB II LANDASAN TEORI

http://repository.iainsasbabel.ac.id/id/eprint/305/3/BAB%20II_1922050.pdf

Astuti.Budi. (2016). KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK. 

https://staffnew.uny.ac.id/upload/132319829/pengabdian/Komunikasi%20Efektif%20dalam%20Penguatan%20Karakter%20Peserta%20Didik.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun