Sudah beberapa pekan hujan tidak turun di kota Sorong. Kalaupun datang, hanya mengintip lalu pergi. Sekedar membuat aroma tanah menguap ke udara sepersekian detik saja.
Air PAM (Perusahaan Air Minum) sebagai sumber air tidak mengalir juga seperti biasa. Mungkin karena kemarau. Satu-satunya harapan lain dengan menggunakan air sumur bor. Sebab kalau beli air tangki mobil merogoh saku sebesar Rp 250.000,- untuk 5000L dan Rp 120.000,- untuk 1000L.
Lantas menggunakan air sumur bor bukan berarti masalah selesai. Entah jenis tanah apa yang ada di sini. Air yang keluar dari sumur bor awalnya jernih. Namun lama-kelamaan berubah jadi keruh dan berbau besi. Siap-siap baju putih berubah jadi kekuningan bila tak disaring terlebih dahulu.
Saringan dari jaman dulu sampai sekarang tetap sama. Terdiri dari busa, pasir pantai, batu kerikil, sabut kelapa, arang, dan batu besar yang disusun dalam drum besi atau plastik. Tidak cukup sampai di situ. Keran di kamar mandipun dibungkus kain. Demi menginginkan air yang sesuai.
Sistemnya, air yang keluar dari mesin pompa, masuk ke dalam tabung pertama melewati bagian luar filter nano berukuran 5 micron. Lalu menerobos ke dalamnya. Artinya telah tersaring satu kali. Selanjutnya air yang keluar dari lubang tersebut  mengalir lagi menuju tabung ke-2 dan tersaring di filter yang berukuran 3 micron. Terakhir baru tersaring lagi di filter karbon aktif.
Praktis. Air yang dihasilkan pun lebih baik daripada saringan jaman old. Karena karbon aktif menghilangkan bau karat lebih maksimal. Maksud dari filter 5 dan 3 micron sendiri adalah ukuran lubang kecil dari filter. Fungsinya menyaring air yang mungkin orang fisika lebih paham.
---------
Sudah banyak yang memakai saringan seperti ini di luar sana sepertinya. Tapi yang ingin saya sampaikan bahwa 2019 tidak melulu soal ganti presiden. Terlalu banyak kebencian yang disebar. Padahal belum tentu benar. Masing-masing kubu mencari kesalahan rival. Sampai-sampai "pikiran" yang jadi tumbal. Bukan berarti tak ingin ikut pesta demokrasi. Melainkan hati sedikit lelah dengan berita (artikel atau meme) yang seolah menunjukkan kita tak punya kasih.