Halo sobat, Kompasiana! Menjadi seorang manusia yang dibekali akal dan pikiran, kita harus memiliki sebuah tujuan hidup. Untuk apa kita ada di dunia, untuk apa kita dilahirkan, Â dan untuk apa kita melakukan sesuatu. Tujuan hidup bisa diawali dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti itu.
Kita diciptakan oleh Tuhan bukanlah tanpa alasan. Ibu mengandung selama kurang lebih sembilan bulan dan melahirkan dengan susah payah, juga bukan tanpa alasan. Selalu ada sebab di balik akibat, selalu ada alasan di balik segala hal yang kita lalui dan kita lakukan.
Kita harus memiliki alasan pada saat kita melakukan sesuatu. Tentu, dengan alasan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. Misal, alasan kita pergi sekolah. Kita sekolah untuk belajar, belajar untuk memahami segala hal, setelah kita paham kita akan mendapatkan ijazah, ijazah menjadi syarat untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih layak, bekerja untuk mendapatkan uang, dan uang untuk hidup.
Dengan merincikan alasan-alasan mengapa kita melakukan sesuatu, kita menjadi lebih paham dengan tindakan-tindakan yang kita lakukan. Kita melakukan sesuatu bukan hanya karena ikut-ikutan, sedang tren, atau hal-hal tidak rasional lainnya. Kita harus memiliki dasar atau alasan yang kuat pada saat kita melakukan sesuatu.
Dengan selalu memiliki alasan pada saat melakukan sesuatu, kita juga harus memiliki tujuan di dalam hidup. Alasan dan tujuan adalah dua hal yang berbeda, tetapi berkesinambungan. Alasan dan tujuan saling melengkapi satu sama lain, saling mengisi satu dengan yang lainnya.
Di saat kita memiliki alasan pada saat kita melakukan sesuatu, di situ juga kita pasti memiliki tujuan pada saat kita melakukan sesuatu. Seperti contoh di atas, alasan kita pergi ke sekolah adalah untuk belajar dan bisa dipetakan bahwa tujuan sekolah untuk lulus -- mendapat ijazah -- kemudian mendapatkan pekerjaan, mendapat gaji untuk menghidupi. Dari hal sederhana seperti itu, kita menjadi lebih yakin dan percaya dengan tindakan atau jalan yang kita tempuh. Sebab, kita memiliki alasan dan tujuan yang saling melengkapi satu sama lain, saling mengiringi dalam setiap langkah yang kita ambil.
Tujuan hidup sangat penting keberadannya. Dengan kita dapat memetekan tujuan dalam setiap langkah, setiap keputusan yang kita jalani dan kita ambil, kita jadi lebih percaya diri dan semangat dalam melakukan sesuatu. Misal, kita memiliki tujuan untuk menikah, dalam setiap hembusan napas kita ada bayangan untuk menikah. Kita menjadi lebih semangat dalam bekerja, menjadi lebih giat dalam beraktivitas, dan menjadi lebih percaya diri bahwa setiap langkah yang kita lakukan memiliki muara untuk menikah. Begitu juga dengan tujuan-tujuan hidup lainnya.
Tujuan hidup dapat menjadi pemicu untuk kita terus menjalani kehidupan. Tiap-tiap manusia tentulah memiliki masalah, tetapi dengan kita yakin, dengan kita paham, dengan kita percaya bahwa kita memiliki tujuan hidup, semangat itu akan bangkit dengan sendirinya. Dengan kita membayangkan dapat meraih tujuan hidup, dengan kita merasakan telah berhasil mencapai tujuan hidup, semangat akan berkobar dalam diri.
Tidak sedikit orang yang merasa putus asa karena tidak dapat memetakan tujuan hidup secara jelas dan gamblang. Orang-orang yang berputus asa merasa lelah dengan pahit-getirnya kehidupan, tetapi tidak memiliki pemicu untuk bangkit -- tujuan hidup. Dengan memiliki tujuan hidup, saat kita merasa lelah, tetapi sadar ada tujuan hidup yang belum tercapai, kita menjadi terpicu untuk bangkit dan terus berusaha meraih tujuan hidup tersebut.
Tujuan hidup pun bermacam-macam, tiap-tiap orang memiliki orientasi dalam merincikan tujuan hidupnya. Ada yang tujuan hidupnya membahagiakan orang tua, ada yang tujuan hidupnya membeli gawai terbaru, ada yang tujuan hidupnya liburan ke luar negeri, dan bermacam-macam tujuan hidup lainnya. Yang paling penting adalah, bagaimana cara kita, proses kita, perjuangan kita dalam meraih, dalam menggapai tujuan hidup kita.
Tujuan hidup dapat dibagi menjadi beberapa sesuai dengan kebutuhan, yaitu tujuan hidup jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jangka pendek bisa seperti beli gawai, liburan, belanja, dll. Jangka menengah bisa seperti biaya pendidikan, membeli motor atau mobil, dll. Jangka panjang sendiri, seperti menikah, membeli rumah, dana pensiun, dll. Dengan memetakan tujuan-tujuan hidup menyesuaikan jangka waktunya, tujuan hidup kita menjadi lebih terarah dalam setiap langkah yang kita lakukan.
Tidak ada salahnya memiliki tujuan hidup sekonyol apa pun itu. Nonton konser boyband korea misalnya. Tidak ada salahnya. Akan tetapi, yang menjadi salah jika kita tidak memiliki semangat untuk meraih tujuan kita. Yang menjadi salah jika kita tidak berjuang untuk mencapai tujuan kita. Kita hanya memetakan tujuan-tujaun hidup kita dan menganggapnya menjadi sebuah mimpi. Aturlah, bekerjalah, semangatlah untuk dapat menggapai tujuan-tujuan hidup yang telah kita tentukan.
Dengan memiliki tujuan hidup, hidup kita menjadi lebih terorganisir. Sebab, dengan memiliki tujuan hidup, dalam setiap langkah yang kita lakukan, dalam setiap keputusan yang kita ambil, kita memiliki muara dalam segalanya -- yaitu tujuan hidup. Coba bayangkan, jika kita tidak memiliki tujuan hidup, tentulah kita akan terombang-ambing dalam setiap langkah dan setiap keputusan kita, karena kita kebingungan untuk apa kita melakukan semua ini. Akan tetapi, jika kita memiliki sebuah tujuan hidup, kita menjadi terarah dalam melakukan segala hal, dalam mengambil tiap keputusan. Hidup kita menjadi lebih terstruktur demi meraih tujuan-tujuan hidup yang telah kita tentukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H