Orang-orang yang meraih kemenangan dapat ditandani makin bertakwanya seseorang dalam beribdah pada Allah Swt. Makin hari makin berporses menjadi lebih baik dalam kadar ketakwaan pada Allah Swt. Tiada hari tanpa beribadah dan tiada hari tanpa berubat baik pad orang lain. Inilah ciri orang-orang yang menang.
Ramadan haruslah menjadi sebuah momentum ajang "penggemblengan" diri untuk menjadi lebih baik. Kita semua -- muslim -- dipaksa untuk menahan lapar, dahaga, serta hawa nafsu selama 30 hari dari terbit fajar hingga azan magrib. Momentum tersebut haruslah dimaknai sebagai proses untuk menjadi lebih baik dan hari raya Idulfitri adalah momen kemenangan untuk mengimplikasikan proses selama bulan Ramadan yang telah berhasil dilalui.
Bulan Syawal menjadi waktu awal untuk menunjukkan bahwa bulan Ramadan yang telah dilalui tidaklah sia-sia. Segala rangkaian ibadah yang telah dilalui selama bulan Ramadan telah mengalir dalam diri dan siap untuk terus dilaksanakan di sebelas bulan berikutnya sembari menunggu datangnya bulan Ramadan lagi.
Sejatinya, semua bulan dalam sehari-hari adalah baik. Tidak perlu menunggu momentum Ramadan untuk berproses menjadi lebih baik, yang penting adalah istiqomah dan dengan penuh mengharap keridaaan Allah Swt.
Secara sederhana dan kesimpulannya, meraih kemenangan pada hari raya Idulfitri dengan didapatkannya ampunan dosa dari Allah Swt. setelah menjalani 30 hari rangkaian ibadah di bulan Ramadan, meningkatnya ibadah setelah bulan Ramadan, menjadi seseorang yang lebih bijak dan arif dalam menyikapi berbagai persoalan dalam hidup, menjadi sosok yang lebih penyabar, dan senantiasa bersyukur di segala keadaan. Dengan penjabaran yang lebih mudah ini, semoga kita semua termasuk golongan orang yang meraih kemenangan di hari raya Idulfitri kali ini dan dapat bertemu di bulan Ramadan tahun depan. Aamiin ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H