Beberapa tahun ke belakang, dunia digemparkan oleh konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. Rusia melakukan invasi terhadap Ukraina yang pada akhirnya memberikan banyak dampak negatif terhadap dunia internasional. Konflik antara Rusia dan Ukraina tidak hanya terjadi sekali dua kali saja, konflik tersebut telah muncul sejak tahun 1991 di mana Uni Soviet runtuh dan negara yang tergabung di dalamnya mulai memisahkan diri. Konflik antara Rusia dan Ukraina telah bergejolak berkali-kali pada tahun 2014 (dicopotnya Yanukovych oleh Parlemen Ukraina dari kursi pemerintahan), 2017-2019 (Ukraina membuat perjanjian kerja sama dengan Uni Eropa), lalu kembali memanas di tahun 2021 dan terus berlanjut hingga saat ini. Memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2021 disebabkan oleh permintaan Presiden Zelensky kepada Amerika Serikat (Joe Biden) untuk memberikan izin Ukraina agar dapat bergabung menjadi bagian dari NATO. Bahkan konflik antara Rusia dan Ukraina digadang-gadang dapat memicu perang dunia ke-3. Rusia yang merasa terancam kedaulatannya mengajukan tuntutan kepada NATO agar menarik pasukannya kembali dari bagian timur Eropa. Rusia juga mengecam Ukraina dengan cara melakukan invasi agar Ukraina mengurungkan niat untuk bergabung dengan NATO.
Eropa merupakan salah satu benua terbesar di dunia dengan Rusia sebagai negara paling luas di dalamnya, dari pernyataan tersebut bukankah dapat dilihat seberapa besar "power" yang dimiliki oleh Rusia. Berbanding terbalik dengan Rusia, Ukraina hanyalah negara kecil yang posisinya berdampingan dengan Rusia. Bergabungnya Ukraina dengan NATO tentu akan mengancam Rusia dari berbagai sisi. Bagaimana tidak? Siapa yang tidak mengetahui fakta bahwa Rusia dan Amerika Serikat memiliki hubungan yang buruk?. Presiden Rusia, Vladimir putin menganggap ekspansi yang dilakukan NATO terhadap negara-negara di Eropa adalah sebuah ancaman besar, oleh karena itu Putin geram terhadap keputusan yang diambil Zelensky selaku Presiden Ukraina. Lantas, apa dampak yang muncul akibat konflik antara Rusia dan Ukraina terhadap dunia internasional?
Seperti yang sudah disinggung, Rusia merupakan sebuah negara yang besar. Tidak dapat dipungkiri jika Rusia mengalami konflik seluruh dunia akan merasakan dampaknya, terutama pada bidang perekonomian. Rusia juga merupakan negara yang kaya akan sumber daya energi, salah satu contohnya yaitu minyak. Rusia merupakan negara penghasil minyak terbesar kedua. Adanya konflik ini menimbulkan masalah dalam pengimporan minyak dan gas ke negara-negara lain. Hal tersebut akan berdampak kepada kenaikan harga minyak mentah dan gas di negara pengekspor, salah satunya Indonesia.Â
Harga minyak yang melambung tinggi juga dapat menimbulkan inflasi di Amerika Serikat dan inflasi dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Terhitung pada bulan Februari 2023 di mana konflik tersebut telah berlangsung selama setahun, kerugian yang dialami oleh perekonomian dunia mencapai 1,6 triliun USD atau setara dengan Rp24.330 triliun. Jika konflik ini terus berlanjut, akan terjadi hiperinflasi yang mengakibatkan bank-bank sentral global menaikkan suku bunganya dan hal tersebut menyebabkan perusahan-perusahan di seluruh dunia melakukan penangguhan investasi. Selain Rusia, Indonesia juga menerima impor gandum dari Ukraina dan Ukraina adalah pemasok gandum terbesar bagi Indonesia. Gandum merupakan bahan baku dari banyak makanan, salah satunya mie instan. Indonesia yang merupakan negara dengan pengonsumsi mie instan terbesar nomor 2 di dunia tentu sangat merasakan efek dari konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tersebut. Konflik tersebut memberikan dampak pula bagi masyarakat menengah ke bawah karena harga mie instan pun akan mengalami kenaikan yang walau hanya sedikit pasti akan tetap terasa bagi mereka. Kenaikan banyaknya bahan pokok tentu tidak hanya terjadi di Indonesia, banyak negara lain yang mengalami hal serupa. Nigeria mengalami kenaikan harga pangan rata-rata sekitar 37% dan Spanyol menaikkan harga pupuk hingga 2x lipat akibat adanya konflik antara Rusia dan Ukraina.
Selain memberikan dampak kepada perekonomian global, invasi Rusia kepada Ukraina juga diduga akan menyebabkan deglobalisasi. Deglobalisasi sendiri memiliki arti hilangnya ketergantungan beserta integrasi antar negara-negara di seluruh penjuru dunia. Apabila deglobalisasi terjadi maka perdagangan internasional, investasi, dan perekonomian global akan menurun. Lantas mengapa deglobalisasi bisa terjadi?
Jerman telah menjalin hubungan yang erat di bidang perekonomian dengan Rusia dalam beberapa dekade ke belakang. Artinya, Jerman bisa dikatakan sangat bergantung kepada Rusia sebagai pemasok sumber daya energi seperti gas, batu bara, dan minyaknya. Krisis yang sedang terjadi saat ini akan menimbulkan munculnya aliansi-aliansi global yang terbentuk kembali dan hal tersebut lah yang dikatakan akan mengakhiri globalisasi. Negara-negara pro barat akan mengucilkan dan mengurangi kerja sama ekonomi dengan Rusia. Hal itu dilakukan dengan tujuan memberikan sanksi ekonomi kepada Rusia. Integrasi perekonomian global tidak dapat ditunda lagi dan banyak perusahaan akan mundur dari segala aktivitas perekonomian internasional. Adanya globalisasi sebenarnya sangat menguntungkan bagi Rusia karena bisa dikatakan bahwa Rusia merupakan negeri dengan pemasok terbesar di Eropa, hal itu menjadikan Rusia salah satu pemain ekonomi internasional yang sangat penting. Namun adanya deglobalisasi dan sanksi ekonomi yang diberikan oleh sekutu tentu dapat memberikan efek yang lumayan "terasa" bagi Rusia.Â
Perekonomian dunia sudah lumayan terguncang oleh adanya pandemi COVID-19. Banyak negara-negara yang hampir mengalami resesi, kekurangan pangan, dll. Bahkan hingga saat ini, banyak perubahan selama pandemi yang belum benar-benar kembali membaik. Adanya konflik antara Rusia dan Ukraina dengan Amerika Serikat yang terlibat di belakangnya semakin menambah permasalahan pada perekonomian global. Bagaimana tidak? Rusia dan Amerika Serikat merupakan dua negara besar yang sangat berpengaruh di dunia internasional. Adanya konflik tersebut semakin menambah derita dunia akibat kenaikan harga barang dan inflasi yang semakin tidak dapat dielakkan. Apabila invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina tidak segera diatasi, akan terjadi banyak dampak yang lebih serius lagi pada bidang ekonomi-politik ke depannya yang tentunya akan dirasakan pula oleh Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H