Sebagai negara demokrasi yang mengusung sistem otonomi daerah, Indonesia memerlukan adanya pemimpin yang mampu memberikan kontribusi dari segi administrasi kebijakan serta pembangunan. Hal ini berlaku tidak hanya pada tingkat pemerintahan pusat, namun juga pada tingkat pemerintahan daerah. Demi mencegah adanya penyalahgunaan wewenang, masyarakat perlu memilih pemimpin yang memiliki karakteristik serta sifat  yang baik dan dapat menonjolkan karakteristik demokrasi dalam suatu daerah.
Sebagai salah satu daerah otonomi tingkat kabupaten, Lahat pada saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari segi kebijakan, pembangunan, serta tingkat penerimaan aspirasi masyarakat yang cukup baik. Tentunya, manajemen daerah yang tergolong baik ini tidak terlepas dari keberhasilan pemimpin daerah otonomi tingkat kabupaten tersebut, dalam hal ini merupakan bupati. Karakteristik dan cara kepemimpinan yang diusung oleh bupati lahat periode 2008 – 2018 dikatakan mampu merebut hati dari setiap unsur masyarakat. Untuk menginvestigasi lebih jauh perkara manajemen administrasi dari segi kebijakan dan pembangunan bupati ini, tentunya kita perlu mengetahui lebih lanjut mengenai karakteristik bupati lahat itu sendiri. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan menilik bersama bagaimana karakteristik bupati lahat dilihat dari kebiasaan kesehariannya.
Menurut laporan beberapa anggota masyarakat, bupati lahat memiliki sifat disiplin dan responsif terhadap aspirasi masyarakat. Beliau dilaporkan jarang terlambat ke kantor dan bangun tepat pagi hari sebelum subuh. Sikap kedisiplinan ini merupakan suatu karakteristik yang perlu ada dalam setiap pemimpin daerah. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak pegawai negeri sipil yang sering menyelewengkan waktu dan hanya datang untuk absen. Karakteristik pemimpin yang disiplin diperlukan untuk membenahi mental para pegawai negeri yang seperti demikian. Tidak heran, bupati lahat dapat sukses dalam memanajemen keadministrasian daerah sampai tahun 2016 ini.Â
Selain itu, dilaporkan juga bahwa bupati lahat setiap paginya menerima sedikitnya 20 sampai 30 warga yang ingin menyampaikan keluhan serta aspirasi kepada beliau. Keluhan dan aspirasi ini berupa permasalahan sosial seperti tingkat kesejahteraan masyarakat, mentalitas pernikahan dini, dan permasalahan sosial lain dalam masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa bupati lahat yang saat ini menjabat cukup aspiratif dan sosialis dalam menjalankan administrasi daerah. Selain itu, juga tidak ada pengekangan pers di daerah kabupaten lahat. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip dasar transparansi dalam demokrasi telah diterapkan dengan baik oleh bupati lahat di kabupaten ia memimpin.Â
Perlu diingat bahwa konfigurasi politik demokratis akan memiliki karakteristik adanya partisipasi masyarakat, kebebasan pers, dan memiliki produk hukum responsif. Dalam menilai karakter pemimpin, 3 unsur tersebut dapat diterapkan dan dijadikan sebuah indikasi. Karakteristik dari bupati lahat, kita rasa telah mampu memenuhi karakteristik pemimpin demokratif yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H