BERAWAL DARI MATA HINGGA MENIMBULKAN BERBAGAI PERSEPSI
Tanpa disadari kalian sering melihat sesuatu dan menyimpulkan persepsi sendiri di pemikiran kalian. Nah sebelumnya apakah kalian tau apa itu persepsi? bagaimana cara kerjanya? Tenang aja semuanya akan kita bahas disini. Persepsi adalah proses yang menggunakan pengetahuan yang sudah ada untuk mendeteksi, memperoleh, dan menafsirkan stimulus.Â
Menurut Fuady, Arifin & Kuswarno, (2017) persepsi merupakan kemampuan panca indera dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Indra manusia melakukan persepsi dengan beberapa cara, yaitu dengan lidah, tangan, telinga, mata, dan hidung.Â
Kali ini akan fokus pada persepsi visual atau mata, persepsi visual adalah kemampuan untuk dapat mengerti apa yang diliat, mengenalnya, memutuskan kepentingannya dan menghubungkan dengan informasi yang telah tersimpan di otak.
Menurut Suharman (2005) persepsi yang dapat dilakukan oleh mata ada 3 persepsi nih yang pertama ada Color Perception, adanya perbedaan panjang gelombang dan frekuensi gelombang cahaya yang menyebar dan diterima oleh mata maka akan menerima warna-warna yang berbeda.Â
Kedua ada Form Perception atau bentuk, kemampuan mata yang sensitif terhadap orientasi dan frekuensi spasial. Terakhir yang ketiga ada Movement Perception, mempersepsikan arah dan percepatan gerakan dari suara objek. Bagi manusia, ada perbedaan segi pandang yang akan menghasilkan pesepsi positif atau persepsi negatif yang dapat mempengaruhi tindakan manusia.
Menurut Susilayati (2016) hasil penelitian pada zaman Yunani Kuno pertengahan abad X, yang melahirkan teori emisi atau teori partikel, menyatakan bahwa mata dapat melihat benda-benda yang bersangkutan, masuk ke dalam mata sehingga penglihatan pun terjadi. Teori ini pertama kali dimunculkan oleh Euclid dan Ptolemy.Â
Menurut Iskandar (2011) pada Kitab al-Manadzir Bapak Optis Ibn Al-Haytham (1021) mengatakan bahwa pengalaman seorang akan berdampak pada cara memandang sesuatu dan bisa jadi terjadi kesalahan dalam detail penglihatan bagi seorang anak kecil atau bahkan orang dewasa. Contohnya seperti melakukan kesalahan dalam melihat sesuatu, seseorang dapat melihat hal mengesankan namun saat melihat hal yang lain ia rasa tidak mengesankan. Seperti banyak orang bilang bahwa keindahan hanya terletak pada mata mereka yang melihat dan menarik perhatiannya.
Bagaimana bisa dengan melihat bisa menimbulkan berbagai macam persepsi? Manusia dapat melihat dunianya lalu meninggalkan persepsi yang berbeda karena terdapat pengaruh lingkungan hidup terhadap memandang dunia atau dapat diucapkan sebagai tekanan-tekanan sosial.Â
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya persepsi, seperti berdasarkan pengalaman, kebutuhan, penilaian, ekspetasi ataupun harapan, tampakan luar, sifat stimulus dan juga situasi lingkungan.Â
Misalnya saja, ketika sudah lama berteman dengan seseorang lalu saat itu ia sedang menunjukkan wajah yang berbeda tidak seperti biasanya. Maka sahabatnya dapat mempersepsikan bahwa ia sedang sakit, namun orang lain memperspsikan bahwa ia sedang marah ataupun kesal.Â
Di situasi ini sahabatnya lah yang benar, karena sudah hapal dan paham dengan keadaan sahabatnya tersebut saat sakit. Hal ini dipengaruhi oleh faktor pengalaman karena jika sering bersama maka akan hapal dengan gerak-gerik orang terdekatnya. Disinilah dapat menimbulkan berbagai persepsi, baik positif ataupun negatif. Ketika sedang sakit namun di persepsikan sedang marah ataupun kesal.
Sebagaimana yang di nyatakan oleh Alizamar & Couto (2018) manusia adalah makhluk yang diberikan amanah dengan memberikan berbagai macam keittimewaan salah satunya adalah memahami proses persepsi yang lebih kompleks di bandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam Al-Qur'an terdapat surah Q.S Al- Mukminun ayat 12 -- 14 yang menjelaskan proses penciptaan manusia dilengkapi dengan penciptaan fungsi-fungsi pendengaran dan penglihatan. Dan ayat yang membahas tentang penglihatan yaitu  QS. An-Nur ayat 43 ;
Persepsi tersebut dapat dipahami apabila kita memiliki hubungan timbal baik antara satu dengan yang lainnya yang senantiasa bersikap sesuai dengan lingkungannya. Sering banget terjadi miss komunikasi di suatu lingkungan hanya karena salah mempersepsikan sesuatu, karena perasaan, kemampuan untuk berpikir, dan pengalaman- pengalaman yang dialami oleh tiap individu berbeda. Maka dalam persepsi suatu stimulus yang diterima dapat menghasilkan persepsi yang mungkin akan berbeda dengan individu satu dengan yang lainnya, untuk  kedepannya apapun itu lebih baik disampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
                                                             Referensi
Alizamar & Couto, N. (2018). Psikologi persepsi. International Journal of Physiology, 6(1), 2018.
Fuady, I., Arifin, H., & Kuswarno, E. (2017). Factor Analysis That Effect University Student Perception in Untirta About Existence of Region Regulation in Serang City - Analisis faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa untirta terhadap keberadaan perda syariah di kota serang. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik, 21(1), 123770.
Iskandar, M. S. (2011). Pembentukan persepsi visual pada iklan televisi. Jurnal Visualita DKV, 3(1), 1-21. Â https://doi.org/10.33375/vslt.v3i1.1095
Suharman, M. S. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi (1).
Susilayati, M. (2016). Difraksi pada laser: Tafsir dari" cahaya di atas cahaya"?. Shahih, 1(2), 193-205.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H