Mohon tunggu...
Alfredsius Ngese Doja Huller
Alfredsius Ngese Doja Huller Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis adalah salah satu mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana Malang dari Seminari San Giovanni xxiii Malang

Berbagi sembari belajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kontemplasi Mata Sipit

22 Maret 2022   13:30 Diperbarui: 22 Maret 2022   17:49 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya seorang rahib : Pius Budiwijaya OCSO

Mumpung air mengalir

Di kemarau panjang di ujung senja

Mari kawan ambil timba kumpulkan air!

Ada musim-musim murah

Ada musim-musim mahal

Rahmat pun seperti jarang ada,

Sering tiada;

Cinta seperti dinanti bagai tetes embun!

Tapi ini ada satu dua tetes di hati, kawan!

Cinta itu bukan rasa senang semata, kawan.

Cinta itu dorongan halus untuk berbaik,

Untuk beribadah

Untuk berbela rasa

Untuk berbelas kasih!

Cinta dalam kadarnya yang tinggi

Membuat menangis atas ketidakadilan

Cinta dalam voumenya yang besar

Membuat gusar atas kekurangajaran

Terhadap yang sakral.

Cinta dalam dimensinya yang dalam

Membuat sakit rindu akan kekudusan.

Cinta dalam cakrawalanya yang luas

Membuat sayap-sayap bagi dirinya

 Untuk melanglang di langit-langit kemulusan.

Cinta dari dasar-dasarnya yang tersembunyi

Mau mendirikan kerajaan damai dan sejahtera

Kawan, adakah padamu air gemericik

Di suci hatimu?

Syukurilah itu seribu dan seribu:

Itu Roh Allah!

Kawan, di dosa hatiku ada padat padas

Yang terpecah,

Air sesal mengalir, tetapi kuminum berasa pahit

Namun dahagaku sembuh!

Kawan, apakah di terang imanmu

Ada sungai mengalir

Untuk membasahi taman-taman hatimu?

Di gelap batinku

Kurasa arus hitam

Merecik lincah

Untuk mencuci luka-lukaku

Da kukira ada padamu

Rahmat yang putih

Dan padaku rahmat yang hitam!

Kawan, mari bersyukur seibu dan seribu lagi!

Yang putih membuat Anda berkontemplasi

Dengan mata lebar

Yang hitam membuatku tatap Tuhan

Juga sesekali pun dengan mata sipit.

Sumber: Kami Ketagihan Tuhan oleh Romo Pius Budiwijaya OCSO

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun