Mohon tunggu...
Alfred Rajendra Wijaya
Alfred Rajendra Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknik Informatika 22 - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Teknik Informatika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi NLP melalui Text-to-Text Transfer Transformer(T5)

24 September 2024   11:39 Diperbarui: 24 September 2024   14:01 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Text Processing (Sumber : Freepik.com)


Transformasi NLP Melalui Text-To-Text Transfer Transformer  (T5)

Natural Language Processing (NLP) telah berkembang pesat, terutama dalam beberapa tahun terakhir dengan penerapan model berbasis deep learning. Salah satu terobosan terbaru dalam bidang ini adalah pengenalan pendekatan transfer learning, yang memungkinkan model untuk belajar dari sejumlah besar data dan kemudian menerapkan pengetahuannya pada tugas-tugas spesifik dengan sedikit data tambahan. 

Artikel "Exploring the Limits of Transfer Learning with a Unified Text-to-Text Transformer" yang ditulis oleh Colin Raffel dan rekan-rekan mereka pada tahun 2020 di Journal of Machine Learning Research mengulas lebih dalam tentang metode ini. Mereka memperkenalkan Text-to-Text Transfer Transformer (T5), sebuah pendekatan yang mengubah semua tugas berbasis teks menjadi masalah text-to-text, dari soal klasifikasi hingga terjemahan bahasa.

Pendekatan ini berbeda karena model tidak lagi terbatas pada satu jenis tugas, seperti klasifikasi atau terjemahan saja. Sebaliknya, T5 dapat mempelajari berbagai macam tugas menggunakan pendekatan tunggal, di mana input dan output selalu berupa teks. Misalnya, tugas terjemahan bahasa Inggris ke Jerman diproses dengan cara yang sama seperti tugas summarization (ringkasan teks) atau question answering (menjawab pertanyaan). Ini menjadikan T5 lebih fleksibel dan serbaguna dibandingkan dengan model-model sebelumnya.

Pentingnya penelitian ini tidak hanya terletak pada inovasinya, tetapi juga pada skala besar data yang digunakan. Dataset "Colossal Clean Crawled Corpus" (C4) yang digunakan dalam penelitian ini berisi ratusan gigabyte teks bahasa Inggris yang bersih, memberikan fondasi kuat untuk pelatihan model dengan ukuran hingga 11 miliar parameter. Skala ini memungkinkan model mencapai hasil terbaik dalam berbagai benchmark, termasuk pada tugas summarization, question answering, dan text classification.

***
Penerapan transfer learning dalam NLP telah menjadi terobosan besar, dan pendekatan text-to-text yang diperkenalkan oleh Raffel et al. dalam artikel ini menunjukkan fleksibilitas luar biasa. Salah satu inovasi terbesar dari T5 adalah kemampuannya untuk menangani beragam tugas NLP dengan pendekatan yang konsisten. Setiap tugas, baik itu klasifikasi, terjemahan, atau ringkasan, diubah menjadi format teks-ke-teks, yang memudahkan penerapan satu model untuk berbagai skenario. Hal ini terbukti efektif, karena T5 berhasil mencapai state-of-the-art dalam berbagai tugas bahasa, seperti SuperGLUE dengan skor 71,36% dan SQuAD dengan exact match 80,88%.

Dalam pengujian, Raffel et al. juga menunjukkan bagaimana ukuran model yang lebih besar menghasilkan kinerja yang lebih baik. Misalnya, model T5 yang dilatih menggunakan 11 miliar parameter menunjukkan peningkatan signifikan dalam akurasi dibandingkan dengan versi yang lebih kecil. Ini menegaskan tren bahwa model NLP yang lebih besar, seperti GPT-3 dan T5, cenderung lebih efektif dalam menangani kompleksitas bahasa. Namun, peningkatan ini datang dengan biaya yang tinggi, baik dari segi waktu pelatihan maupun sumber daya komputasi. Sebagai perbandingan, model BERT yang memiliki sekitar 340 juta parameter, memiliki performa yang lebih rendah pada banyak benchmark, menunjukkan bahwa skala adalah salah satu faktor penting dalam keberhasilan T5.

Dataset C4 yang digunakan dalam penelitian ini juga menjadi salah satu kunci keberhasilan. C4 terdiri dari 750 GB teks bahasa Inggris yang diambil dari Common Crawl, dengan teks yang dibersihkan secara menyeluruh. Keunggulan dataset ini terletak pada ukurannya yang jauh lebih besar daripada dataset pre-training sebelumnya seperti Wikipedia, yang hanya mencakup sekitar 16 GB teks. Dataset yang lebih besar ini memberikan variasi yang lebih kaya dan memungkinkan model belajar dengan cara yang lebih luas, mencakup berbagai topik dan gaya bahasa. Ini menjadi sangat penting karena NLP tidak hanya tentang memahami satu jenis teks, tetapi juga berbagai konteks dari percakapan sehari-hari hingga dokumen ilmiah.

Namun, meskipun T5 dan model serupa seperti GPT-3 menunjukkan hasil yang mengesankan, tantangan dalam hal interpretabilitas dan etika masih ada. Besarnya skala model ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana model ini dapat mengelola bias yang ada di data pelatihannya. Sebagai contoh, teks yang diambil dari web mungkin mencakup bias gender, rasial, atau ideologis yang dapat memengaruhi keluaran model. Raffel et al. mengakui hal ini dan menyarankan bahwa lebih banyak penelitian diperlukan untuk memastikan bahwa model seperti T5 dapat digunakan dengan aman dan adil di berbagai aplikasi NLP. Hal ini sejalan dengan isu etika AI yang semakin relevan saat model semakin berpengaruh dalam aplikasi komersial dan publik.

T5 merupakan contoh bagaimana pendekatan yang inovatif dan dataset yang lebih besar dapat meningkatkan performa NLP secara signifikan. Penelitian ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara arsitektur model yang efisien dan dataset berkualitas tinggi mampu mendorong batasan performa teknologi bahasa alami menuju aplikasi yang lebih luas dan mendalam di berbagai bidang.

***

Model T5 yang diperkenalkan oleh Raffel et al. membuktikan bahwa transfer learning berbasis pendekatan text-to-text dapat mengatasi banyak tantangan dalam Natural Language Processing (NLP). Dengan menggabungkan fleksibilitas arsitektur transformer dan skala besar dataset seperti C4, T5 berhasil mencapai hasil yang unggul dalam berbagai tugas NLP. Namun, meskipun T5 menawarkan potensi yang besar dalam pemrosesan bahasa alami, terdapat beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, seperti isu interpretabilitas model dan bias data. Model dengan skala besar seperti T5 juga membutuhkan sumber daya komputasi yang signifikan, yang menjadikannya tidak selalu praktis untuk semua pengguna.

Implikasi dari penelitian ini jelas: transfer learning dalam NLP terus berkembang, dan model seperti T5 menunjukkan bagaimana pendekatan yang inovatif dapat menghasilkan kemajuan yang luar biasa. Ke depan, penting untuk terus menyeimbangkan peningkatan performa dengan pengelolaan etika dan keberlanjutan dalam penerapan teknologi ini. Pengembangan dataset yang lebih inklusif dan metode yang lebih efisien akan menjadi kunci dalam memperluas manfaat NLP ke berbagai sektor tanpa memperburuk masalah bias atau ketidakadilan yang mungkin muncul dari penggunaan model skala besar ini.

Sumber : Raffel, C., Shazeer, N., Roberts, A., Lee, K., Narang, S., Matena, M., Zhou, Y., Li, W., & Liu, P. J. (2020). Exploring the limits of transfer learning with a unified text-to-text transformer. Journal of Machine Learning Research, 21(140), 1-67. https://jmlr.org/papers/v21/20-074.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun