Mohon tunggu...
Alfredo Pance Saragih
Alfredo Pance Saragih Mohon Tunggu... Pembelajar -

"Seseorang yang memilih untuk diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan" Kunjungi blog pribadi saya: https://alfredopance.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beranilah Menjalani Passion-mu

2 November 2016   00:09 Diperbarui: 2 November 2016   00:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang passion, ada 2 pengalaman yang paling saya ingat yang menurut saya keduanya merujuk pada pentingnya dan manfaat menemukan passion.

Cerita pertama:

Pada akhir tahun 2015,  saya bersama teman-teman organisasi mengadakan sharing dengan alumni. Salah satu abang senioran yang begitu akrab dengan saya adalah Kakanda E S. Ia adalah seorang guru di sebuah Yayasan Katolik. Ada satu hal yang menarik ketika beliau menceritakan pengalaman hidupnya, terutama dalam penemuan passion hidupnya yang sesungguhnya.  Selama 15 tahun ia bergonta-ganti pekerjaan, dari sebuah perusahaan ke perusahaan lain. Bekerja di perusahaan membuatnya lumayan berkecukupan, kerja tidak terlalu berat dan tidak memakan waktu seharian di perusahaan. Namun, di akhir ceritanya beliau mengatakan bahwa ada sesuatu yang hilang, yang selama ini menjadi impian hidupnya. Impian itu adalah membagi ilmu dan mencerdaskan bangsa. 

"Ternyata setelah menjalani berbagai pekerjaan, profesi guru lah menjadi panggilan dan semangat hidup saya. Saya sangat bahagia menjalaninya". Itulah salah satu kalimat yang paling saya ingat. 

Cerita Kedua:

Saya mengenal seorang Biarawati (Suster). Saat mengikuti sebuah acara di gereja, suster tersebut bercerita bahwa ia menjadi biarawati ketika sudah berumur 31 tahun. Padahal, biasanya masuk dalam hidup membiara dimulai umur 17-26 tahun, atau lebih seringnya setelah tamat SMA. Namun suster yang satu ini berbeda dari suster lainnya.  Ketika ditanya, kok bisa?  Jawab sang Suster, "saya menemukan semangat hidup saya ketika saya berniat untuk masuk biara dan menjalani hidup seutuhnya untuk melayani panggilan Tuhan".  Ketika ditanya, sebelumnya apa pekerjaannya, sang suster mengatakan bahwa ia sempat bekerja di sebuah perusahaan yang top, dan ia memiliki gaji yang cukup besar.  Kemudian, segala tabungannya akhirnya ia donasikan untuk komunitas biara. 

Setidaknya ada dua pelajaran yang dapat saya ambil beberapa benang merah dari kedua pengalaman diatas:

Pertama, passion adalah sesuatu yang kita senangi dalam menjalaninya, bukan berarti sesuatu bidang yang kita ahli disitu. Adakalanya orang memilik pekerjaan yang bagus, ditambah dengan gaji yang besar, namun belum tentu hal itu membuatnya bahagia. 

Kedua, passion ibarat penemuan jati diri, bisa berlangsung sepanjang hidup. Kemampuan seseorang dalam mengenali jati diri dan passionnya pasti berbeda-beda. Ada diantar kita yang mampu mengenali passionnya ketika masih di bangku SD, dan ada juga menemukan passionnya ketika sudah tua bangka, bahkan ada pula yang orang yang tidak mengenali passionnya selama hidupnya. 

Pentingnya Menemukan Passion

Orang yang melakukan sesuatu dengan senang hati dan penuh kebahagiaan akan mencapai prestasi yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun