Mohon tunggu...
Liem Alfred Haryanto
Liem Alfred Haryanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar yang ingin melatih kemampuan nya dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

Memori Reformasi dalam Dokumentasi, Resensi Film Aum!

26 Maret 2024   18:03 Diperbarui: 26 Maret 2024   18:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga tiket : Sekitar Rp 35.000,00 

Film dimulai dengan Bagian I yang berjudul "Pertunjukan". Menceritakan Satriya yang sedang kabur dari kejaran sekelompok orang. Tiba-tiba, Satriya dipukul dan adegan menunjukan Satriya yang berada di mobil berdua dengan seseorang bernama Adam yang sepanjang perjalanan, dialog antara kedua karakter tersebut terasa canggung. Satriya seakan ingin kabur sedangkan Adam selalu mengatakan bahwa tidak ada lagi waktu bagi mereka, mereka harus segera pergi dan sembunyi. 

Film ini mengambil latar belakang di tahun 1998 yang menceritakan tentang bagaimana perjuangan para aktivis untuk memperjuangkan hak masyarakat kecil. Satriya yang diperankan oleh Jefri Nichol merupakan seorang pemuda yang memiliki ambisi besar mengubah Indonesia melalui reformasi. 

Dibantu oleh Adam yang diperankan oleh Aksara Dena, perjuangan mereka menegakan keadilan terus menerus dilakukan. Panca merupakan seorang sutradara yang diperankan oleh Chicco Jerikho bersama dengan Linda, seorang produser yang diperankan oleh Agnes Natasya tiba-tiba hadir di tengah-tengah perjuangan Satriya dan Adam. Dapatkah mereka mewujudkan mimpi mereka mengubah Indonesia melalui reformasi?

Film yang disutradarai oleh Bambank "Ipoenk" Kuntara ini membawa konsep baru yang menyegarkan dan jarang ada di film-film Indonesia pada umumnya. Film ini menceritakan tentang sekelompok mahasiswa yang ingin membuat film di tengah kondisi yang sangat sulit untuk mengutarakan pendapatnya. 

Cerita film ini terbagi menjadi 2 bagian, bagian pertama yang berjudul "Pertunjukan" merupakan film yang menceritakan perjuangan Satriya bersama Adam, dan bagian kedua yang berjudul "Perjalanan" merupakan dokumentasi tentang bagaimana film tersebut dibuat. 

Film ini memiliki genre drama thriller, namun pada kenyataanya film ini lebih condong ke jenis film mokumenter atau dokukomedi yang jarang sekali ditemukan di film-film Indonesia. 

Film ini dibuat dengan latar kondisi politik pada tahun 1998 yang mencekam, dimana kebebasan berpendapat sangat dibatasi dan apabila berani bersuara maka akan langsung dibungkam. 

Panca merupakan seorang sutradara yang idealis memiliki hasrat tinggi untuk membuat film yang sesuai dengan gambaran visualnya. Bersama dengan Linda, seorang produser keras kepala yang ingin agar pesan untuk segera melakukan reformasi dapat tercapai. 

Keduanya kerap kali terlibat dalam adu mulut karena perbedaan pendapat dimana Panca memfokuskan pada estetika film dan akting para pemain, sedangkan Linda ingin agar estetika film dikesampingkan dan lebih memfokuskan pada pesan yang ingin disampaikan melalui film tersebut. 

Salah satu contoh perdebatan antara Panca dengan Linda adalah pada adegan ketika Satriya sedang bernyanyi dan Linda merasa bahwa akting Satriya sudah bagus, namun Panca menghentikan nya dan mengatakan bahwa akting tersebut terlalu emosional dan harus sedikit lebih tenang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun