Indonesia memiliki sumber potensi Uranium yang sangat tinggi, menurut data-data yang beredar di media-media yang ada ditemukan bahwa Indonesia memiliki cadangan Uranium di Sulawesi Barat, Bangka Belitung, dan Irian Jaya, walaupun belum diketahui secara pasti jumlah cadangan yang tersedia.
           Potensi Uranium sebagai sumber energy juga sangat tinggi. 1 kilogram Uranium dapat menghasilkan 20 terajoules energy, atau setara dengan 1500 ton batubara. Dengan potensi yang tinggi seperti itu Uranium dapat membuat Indonesia menjadi mandiri secara energi.
           Negara yang maju adalah Negara yang mandiri secara energy. Jika berbicara dari industry metalurgi maka energy adalah suatu hal yang vital dan sangat penting, untuk mendukung kemajuan industry metalurgi (yang nantinya akan mendukung kemajuan negara baik dari konstruksi, transportasi, dll) diperlukan sumber energy yang murah. Seperti yang kita tahu sekarang perusahaan seperti Krakarau Steel itu kesulitan untuk mendanai kebutuhan energy mereka sehingga akhirnya mereka kesulitan untuk memasok kebutuhan besi-baja nasional. Sungguh aneh untuk negara dengan potensial sumber energy yang tinggi seperti Indonesia masih kesulitan untuk mandiri secara energy (masih mengimpor minyak bumi dan batubara).
           Bangsa ini harus segera mengembangkan potensi yang ada, dan menurut saya itu Uranium. Pemerintah ada baiknya mendirikan suatu BUMN baru yang secara khusus untuk menangani potensial Uranium Indonesia atau mungkin mengembangkan PT Antam agar mampu mengembangkan usahanya sampai kepada mengolah potensial Uranium di Indonesia. Hal ini harus segera dilakukan sebelum ada tangan-tangan asing berusaha masuk ke menjajah potensi Uranium Indonesia.
           Pengolahan Uranium yang saya ajukan adalah dengan metode In-Situ Leaching yang sudah umum digunakan di dunia, yaitu dengan menginjeksikan reagen leaching ke sumber uranium di dalam tanah lalu menunggu Uranium terleaching lalu kemudian pregnant solution diambil lagi dari tanah untuk dimurnikan lebih lanjut. Namun proses ini masih diperlukan lagi penelitian lebih lanjut sesuai dengan karakteristik Uranium yang ada di Indonesia.
           Sambil Indonesia bersiap-siap mengolah potensi Uraniumnya, pemerintah juga sudah harus secara parallel mengembangkan PLTN di beberapa daerah terutama kawasan industry seperti Cilegon, dll. Proses pengolahan Uranium dan pembangunan PLTN diharapkan secara parallel berbarengan agar dalam jangka 5-10 tahun kedepan sudah bisa mulai beroperasi. Kenapa dimulai dari kawasan industry terlebih dahulu? Karena industrilah yang paling membutuhkan pasokan energy saat ini, selain itu ini juga bisa digunakan untuk membangun aimo masyarakat untuk percaya kepada penggunaan nuklir sebagai sumber energi, agar kedepannya Indonesia mandiri energy bisa kita wujudkan!
           Memang tidak semua teknologi itu sempurna. Pemanfaatan uranium sebagai sumber energi memerlukan faktor keamanan yang sangat tinggi. Jikalau PLTN tidak didukung dengan keamanan yang tinggi maka dapat menghasilkan kebocoran radiasi yang akan membahayakan semua orang. Selain itu diperlukan pengawasan dan kontrol yang sangat ketat dalam menjalankan PLTN sehingga terkadang akan menghasilkan biaya operasi yang lebih tinggi. Namun seandainya kita memiliki tenaga ahli yang cukup maka pastinya kita dapat membangun PLTN yang teruji dan sangat aman. Selain itupula seandainya kita menggunakan uranium milik kita sendiri pastinya kita dapat menekan biaya operasi yang diperlukan.
           Semoga kedepannya Indonesia bisa memanfaatkan segala kekaayan yang terdapat di tanah air untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H