3. Persembahan Diri dalam Pelayanan: Menjadi Terang bagi Sesama
Peristiwa Yesus dipersembahkan di Bait Allah adalah simbol bahwa Ia datang untuk menjadi cahaya bagi semua bangsa. Sebagai umat Katolik, kita juga dipanggil untuk menjadi "terang dunia" (Matius 5:14). Namun, untuk menjadi terang, kita harus terlebih dahulu mempersembahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan.
Simeon dan Hana tidak hanya menanti dengan sabar, tetapi mereka juga aktif dalam pelayanan. Hana, misalnya, tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan beribadah siang dan malam (Lukas 2:37).
Ini menunjukkan bahwa persembahan diri tidak hanya tentang menyerahkan hidup, tetapi juga tentang melayani dengan setia. Bagaimana kita bisa mempersembahkan diri dalam pelayanan kepada sesama? Apakah kita sudah menggunakan talenta dan karunia kita untuk kemuliaan Tuhan?
4. Kepasrahan dalam Penderitaan: Menemukan Makna di Tengah Kesulitan
Ibrani 2:14-18 menegaskan bahwa Yesus adalah Imam Agung yang memahami penderitaan kita. Ia mengambil rupa manusia, merasakan kelemahan kita, dan akhirnya mengalahkan kuasa maut. Ini mengajarkan kita bahwa kepasrahan dalam penderitaan bisa menjadi jalan untuk menemukan makna yang lebih dalam.
Simeon dan Hana juga mengalami penderitaan dalam penantian mereka. Namun, mereka tidak menyerah. Mereka tetap setia dan percaya bahwa Tuhan akan memenuhi janji-Nya.
Kepasrahan mereka dalam penderitaan akhirnya berbuah sukacita ketika mereka bertemu Yesus. Bagaimana kita bisa meneladani kepasrahan Simeon dan Hana dalam menghadapi penderitaan? Apakah kita bisa melihat penderitaan sebagai bagian dari proses penyucian dan pembentukan diri?
5. Refleksi Akhir: Persembahkan Diri dan Pasrah seperti Simeon dan Hana
Pada akhirnya, renungan ini mengajak kita untuk merenung: Apa yang kita persembahkan kepada Tuhan hari ini? Apakah kita memberikan waktu untuk berdoa dan merenungkan firman-Nya? Apakah kita menggunakan talenta dan karunia kita untuk kemuliaan-Nya? Ataukah kita masih terlalu sibuk dengan urusan duniawi sehingga lupa akan panggilan kita sebagai murid Kristus?
Mari kita belajar dari Simeon dan Hana untuk hidup dalam kepasrahan total dan persembahan diri. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi saksi Kristus, tetapi juga alat-Nya untuk membawa damai dan cahaya kepada dunia. Jangan biarkan kehidupan kita terbuang sia-sia tanpa makna. Jadilah terang yang menerangi kegelapan, garam yang memberi rasa, dan pewarta kasih yang menyembuhkan. Ingatlah, kita telah dipersembahkan untuk dunia, maka layanilah dunia dengan sepenuh hati!
Penutup: Menyambut Panggilan dengan Sukacita
Yesus telah dipersembahkan di Bait Allah sebagai tanda penyelamatan bagi dunia. Kini, giliran kita untuk menjawab panggilan itu dengan sukacita. Tidak peduli seberapa besar tantangan yang kita hadapi, ingatlah bahwa Tuhan selalu menyertai kita.
Mari kita jalani hidup ini sebagai persembahan yang berharga bagi kemuliaan-Nya, sehingga melalui kita, dunia dapat melihat cahaya Kristus yang abadi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!