Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Wisata Halal di Indonesia: Menavigasi Janji Ekonomi dan Harmoni Budaya

1 Februari 2025   20:07 Diperbarui: 1 Februari 2025   20:26 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelima, Inovasi Digital. Platform terpadu untuk mempromosikan UMKM dan destinasi dapat mendemokratisasi akses ke ekonomi pariwisata.

Prioritas ini menjawab kebutuhan universal, menguntungkan semua wisatawan sekaligus memperkuat daya saing global Indonesia.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Menuju Solusi Inklusif

Pendekatan seimbang membutuhkan nuansa. Wisata halal perlu didorong di daerah yang selaras dengan budaya lokal, seperti Aceh, tetapi tidak dipaksakan di wilayah penolak seperti Bali. Sertifikasi harus bersifat sukarela, membebaskan bisnis di daerah non-Muslim dari tekanan tak perlu. Secara nasional, branding Indonesia harus menonjolkan keragaman melalui kampanye seperti "Indonesia Tanpa Batas", yang memamerkan warisan Islam hingga kehidupan malam kosmopolit.

Kolaborasi adalah kunci. Pembuat kebijakan, pelaku usaha, pemimpin agama, dan komunitas harus bersama-sama merancang strategi yang menghormati identitas daerah sambil menjangkau pasar global. Desentralisasi tata kelola pariwisata akan memberdayakan provinsi untuk merancang kebijakan yang mencerminkan aset dan nilai unik mereka.

Kesimpulan: Pancasila sebagai Penuntun

Sebagai negara dengan Pancasila sebagai falsafah dasar berdemokrasi, kekuatan Indonesia terletak pada kemampuannya menyelaraskan kontras. 

Wisata halal, meski menjanjikan secara ekonomi, tak boleh mengaburkan visi besar inklusivitas bangsa. Dengan memprioritaskan infrastruktur, keberlanjutan, dan vitalitas budaya, Indonesia dapat melampaui label niche untuk menjadi destinasi yang memukau semua pelancong: baik mereka yang mencari ketenangan spiritual di Aceh, inspirasi seni di Yogyakarta, atau keindahan tropis di Bali.

Pada akhirnya, tujuannya bukanlah dikenal sebagai destinasi "halal" atau "sekuler", tetapi sebagai negeri penuh keajaiban yang tidak sekadar mentolerir keragaman, namun merayakannya.

Dalam semangat Pancasila, masa depan pariwisata Indonesia haruslah seluas dan seberagam kepulauannya, seperti kain yang ditenun dari banyak benang, masing-masing berwarna dan bermakna.

Referensi

Indonesia Peringkat Pertama dalam Global Muslim Travel Index 2023 (https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5304739/indonesia-peringkat-pertama-global-muslim-travel-index-2023-sandiaga-uno-ungkap-wisata-halal-dongkrak-peningkatan-jumlah-wisatawan)

DPR Minta Wisata Halal Tidak Diterapkan di Bali (https://travel.detik.com/travel-news/d-7619463/anggota-dpr-temui-wamenpar-minta-wisata-halal-tak-diterapkan-di-bali)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun