Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengelola Hati untuk Melayani

23 Januari 2025   20:00 Diperbarui: 23 Januari 2025   20:17 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengelola Hati untuk Melayani: Pelayanan Rohani di SMK Kesehatan Binatama Sleman

Isra Miraj merupakan peristiwa yang sarat makna bagi umat Islam, melambangkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang membawa pesan penting tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Bagi siswa lintas iman, momen ini menjadi peluang refleksi tentang spiritualitas dan komitmen dalam melayani sesama dengan sepenuh hati. Di SMK Kesehatan Binatama Sleman, makna ini diwujudkan dalam bentuk pelayanan rohani yang adil bagi seluruh siswa, tanpa memandang latar belakang agama mereka.

Mewujudkan Pelayanan Rohani yang Inklusif

SMK Kesehatan Binatama Sleman memahami pentingnya keseimbangan antara pendidikan akademik dan pengembangan spiritual. Dalam rangka Isra Miraj, sekolah mengundang ustaz untuk siswa Muslim, penyuluh Katolik untuk siswa Katolik, dan penyuluh Protestan untuk siswa Protestan. Kebijakan ini mencerminkan kesadaran sekolah bahwa kebutuhan spiritual setiap siswa harus dihormati dan difasilitasi secara setara.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap siswa merasa diterima dan dihargai," ujar Pak Gho, wakasek bidang kesiswaan. "Ini bukan sekadar toleransi, tetapi bentuk nyata dari perhatian kami terhadap perkembangan spiritual siswa sebagai calon perawat dan farmasis." Lanjutnya dengan antusias kemarin saat ngobrol tentang acara hari ini. Kebetulan saya hari Kamis mengajar di sekolah lain, tetapi hari ini karena siswa masih mengikuti Study tour, maka saya sempatkan diri ikut di SMK Kesehatan Binatama.

(Ibu Nina, Penyuluh Agama Katolik bersama siswi Katolik, foto: Panca)
(Ibu Nina, Penyuluh Agama Katolik bersama siswi Katolik, foto: Panca)

Penyuluhan Rohani untuk Siswa Katolik: Belajar dari Tuhan Yesus

Dalam sesi penyuluhan bagi siswa Katolik (di ruang perpustakaan sekolah), Ibu Christina Nina, SS., penyuluh agama Katolik dari Kemenag Kabupaten Sleman, menekankan pentingnya simpati dan empati dalam profesi keperawatan dan kefarmasian.

"Sebagai seorang perawat atau farmasis, sapaan yang tulus dan racikan obat yang dibuat dengan hati ikhlas memiliki kekuatan besar untuk membantu pasien pulih lebih cepat," jelas Ibu Nina. Dengan merujuk pada Tuhan Yesus yang selalu tergerak oleh belas kasihan, ia mengajak siswa untuk melihat pelayanan mereka sebagai doa dalam aksi.

Para siswa diajak untuk merenungkan pelayanan Tuhan Yesus yang tidak pernah memandang status sosial, melainkan selalu didasari cinta dan kerendahan hati. "Ketika kalian melayani pasien dengan hati yang tulus, kalian sebenarnya sedang membawa kasih Tuhan kepada mereka.  Bukankah apa yang kamu lakukan dengan ketulusan akan dirasakan oleh mereka yang kamu layani?” Tanya Ibu Nina retoris.

Selain itu, Ibu Nina juga menekankan pentingnya rasa bangga kepada keluarga, orang tua, dan para guru yang telah membimbing mereka hingga saat ini. "Banggalah kepada keluarga yang selalu mendoakan kalian, kepada orang tua yang selalu mendukung kalian, dan kepada para guru yang tak kenal lelah mendidik kalian," pesan Ibu Nina. Ia juga mengajak para siswa untuk bangga menjadi orang Katolik yang hidup harmonis di tengah teman-teman yang berbeda agama. "Rasa bangga ini akan menjadi dasar kuat bagi kalian untuk melayani dengan hati," katanya.

(Penyuluh Kristen Protestan bersama siswa dan siswi Protestan, foto: Panca)
(Penyuluh Kristen Protestan bersama siswa dan siswi Protestan, foto: Panca)

Menanamkan Nilai-nilai Luhur dalam Pendidikan Kesehatan

Sebagai sekolah yang mencetak calon tenaga kesehatan, SMK Kesehatan Binatama memahami bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga pengelolaan hati. Melalui program-program rohani seperti ini, siswa diajarkan untuk mengembangkan empati yang mendalam dan kesadaran akan nilai spiritual dalam pekerjaan mereka di masa depan.

Seorang siswa Katolik yang mengikuti sesi penyuluhan mengungkapkan, "Saya merasa diingatkan kembali bahwa melayani pasien bukan hanya tugas, tetapi juga panggilan untuk menjadi berkat bagi orang lain."

Hal serupa juga tentu dirasakan oleh siswa Muslim dan Protestan yang mendapat pesan-pesan rohani sesuai keyakinan mereka masing-masing melalui Ustad dan Penyuluh yang menemani mereka selama lebih dari satu jam.

(Pak Gho, Ustad Ihrom dan para siswa dan siswi muslim, foto: Panca)
(Pak Gho, Ustad Ihrom dan para siswa dan siswi muslim, foto: Panca)

Makna Isra Miraj bagi Siswa Lintas Iman

Isra Miraj tidak hanya memberikan pesan spiritual bagi umat Islam, tetapi juga menginspirasi siswa lintas iman untuk merefleksikan hubungan mereka dengan Tuhan dan sesama. Dalam konteks pendidikan, acara ini menjadi sarana untuk memperkuat toleransi, saling pengertian, dan semangat melayani.

"Kami ingin para siswa memahami bahwa melayani adalah bentuk ibadah yang universal," kata salah satu guru pembimbing. "Apa pun agama mereka, inti dari pelayanan adalah cinta kasih kepada sesama."

(penulis, bersama Ibu Nina dan para siswi, foto: Panca)
(penulis, bersama Ibu Nina dan para siswi, foto: Panca)

Melayani dengan Sepenuh Hati: Pelajaran untuk Masa Depan

Program rohani ini tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga langkah konkret dalam membentuk karakter siswa. Nilai-nilai seperti simpati, empati, dan cinta kasih menjadi landasan yang kokoh untuk pelayanan mereka di masa depan. Hal itu sangat terasa ketika setiap pagi para siswa selama lima belas menit pertama berdoa dan mendalami hal-hal spiritual (membaca Kitab Suci bagi siswa kristiani atau membaca Iqro bagi siswa muslim). Kegiatan ini bertujuan mengajari kepada para siswa bahwa apapun tugas dan pelayanan kita, Tuhan tetaplah nomor satu, yang harus kita libatkan dalam menolong dan menyalani sesama.

Sebagai calon perawat dan farmasis, siswa SMK Kesehatan Binatama diajarkan bahwa pelayanan bukan hanya tentang keterampilan medis, tetapi juga tentang bagaimana menyentuh hati pasien. Dengan membangun relasi yang tulus, mereka tidak hanya membantu pemulihan fisik pasien, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan spiritual yang mendalam.

(Ibu Nina sedang memberi penyuluhan kepada para siswi, dokpri)
(Ibu Nina sedang memberi penyuluhan kepada para siswi, dokpri)

Kesimpulan

Upaya SMK Kesehatan Binatama Sleman dalam memberikan porsi spiritual yang adil bagi seluruh siswanya merupakan langkah inspiratif yang patut dicontoh. Dengan menyediakan ruang bagi siswa untuk mendalami keyakinan mereka, sekolah ini tidak hanya mencetak tenaga kesehatan yang kompeten secara teknis, tetapi juga individu yang memiliki hati melayani.

Pesan Ibu Nina kepada siswa Katolik menjadi gambaran bagaimana nilai-nilai iman dapat diterapkan dalam profesi pelayanan kesehatan. "Belajar dari Tuhan Yesus, marilah kita melayani dengan sepenuh hati," tutupnya. Sebuah pesan yang sederhana namun mendalam, mengingatkan kita semua bahwa pelayanan sejati berasal dari cinta dan kerendahan hati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun