Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mempercayai Kemampuan yang Terpendam

21 Januari 2025   06:03 Diperbarui: 21 Januari 2025   08:54 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingat saat pertama kali tiba di Madagascar tahun 1998. Pada awalnya, saya merasa cemas dan meragukan kemampuan saya untuk beradaptasi di lingkungan baru. Namun, setelah dua bulan, saya mulai menyadari bahwa keberanian untuk mengambil langkah tersebut membuka pintu-pintu peluang yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Saya belajar bahwa saya mampu beradaptasi, belajar hal-hal baru terutama Bahasa Prancis dan Malagasy dengan pengantar Bahasa Inggris (meski harus dengan jalur berpikir dalam Bahasa Indonesia), dan mengatasi rintangan yang sebelumnya saya anggap tak teratasi.

Pengalaman ini membuktikan bahwa kita sering kali lebih kuat dan lebih mampu daripada yang kita pikirkan. Keberanian bukan berarti tidak merasa takut, tetapi justru melangkah meskipun ada rasa takut. Setiap tantangan, kegagalan, atau bahkan rasa takut sekalipun adalah bagian dari perjalanan kita untuk menemukan seberapa besar kapasitas yang kita miliki.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Mengatasi Keraguan dan Menggali Potensi

Untuk mengatasi keraguan diri dan menyadari bahwa kita lebih kuat, lebih berani, dan lebih mampu daripada yang kita bayangkan, kita dapat memulai dengan belajar menerima diri sendiri apa adanya. Tidak ada manusia yang sempurna, dan kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Alih-alih terfokus pada apa yang belum kita capai, penting untuk memberikan penghargaan pada kemajuan sekecil apapun yang sudah kita raih. Setiap langkah yang kita ambil, meskipun tampak kecil, mendekatkan kita pada tujuan besar kita.

Lingkungan yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam membangun rasa percaya diri. Ketika kita dikelilingi oleh orang-orang yang mempercayai dan mendukung kita, dapat membantu kita menghadapi ketakutan dengan lebih tenang. Dalam lingkungan yang aman, kita merasa lebih leluasa untuk mencoba hal-hal baru dan menerima tantangan tanpa merasa dihakimi.

Di sisi lain, pola pikir positif perlu terus dilatih. Setiap hari, kita dapat melatih diri dengan menggunakan afirmasi positif seperti "Saya mampu menghadapi tantangan ini" atau "Saya layak untuk meraih kesuksesan." Kata-kata sederhana ini dapat membantu membangun mental yang lebih kuat dan memperbaiki cara pandang kita terhadap diri sendiri.

Terakhir, penting untuk menerima bahwa ketakutan adalah bagian dari proses. Alih-alih melihatnya sebagai hambatan, kita dapat menganggap ketakutan sebagai pengingat bahwa kita sedang tumbuh. Ketakutan mendorong kita untuk melampaui batas yang selama ini membatasi, membuka jalan bagi kita untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Kesimpulan: Memulai Perjalanan Percaya Diri

Setiap kali kita merasa lemah atau tidak mampu, ingatlah bahwa kita jauh lebih kuat dan lebih berani daripada yang kita kira. Kemampuan kita untuk mengatasi tantangan dan meraih tujuan terletak pada bagaimana kita mempercayai diri sendiri dan menggali potensi yang ada dalam diri kita.

Dengan melangkah maju meskipun dalam rasa takut, kita akan menemukan kapasitas untuk melakukan lebih dari yang pernah kita bayangkan. Ketika kita mulai mempercayai diri, pintu menuju kehidupan yang lebih berarti dan memuaskan akan terbuka lebar, membawa kita ke perjalanan yang penuh dengan keberanian dan kesuksesan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun