Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Bab-Bab yang Tak Tahu Diri

20 Januari 2025   19:44 Diperbarui: 20 Januari 2025   19:44 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Bab buku yang bertengkar, bereputan menjadi yang pertama, olahan GemAIBot, dokpri)

Bab-Bab yang Tak Tahu Diri

Penulis itu kewawalan! Terjadi keributan yang tak biasa dari buku yang sedang dia tulis. Bab-bab dalam draft tulisannya hidup dan saling berseteru memperebutkan posisi bab pertama.

"Aku harus jadi bab pertama!" teriak Bab 3, yang merasa dirinya penuh aksi dan dramatis. "Pembaca butuh ketegangan sejak awal, bukan basa-basi seperti Bab Pendahuluan!"

Bab Pendahuluan membalas dengan nada serius, "Tanpa aku, pembaca bahkan tak tahu apa tujuan buku ini. Aku adalah fondasi yang tak tergantikan!"

Bab 2, yang diam-diam menguping, menyelutuk, "Oh, ayolah, kalian berdua. Aku punya statistik dan fakta yang membuat pembaca terpikat. Aku jelas lebih layak berada di depan!"

Di sudut lain, Bab Penutup atau Epilog hanya menggeleng-gelengkan halaman. "Aku tidak mau ikut-ikutan. Tugasku cuma merangkum dan memberikan kesan terakhir. Tapi, kalian semua lupa: aku selalu ada di posisi terakhir, dan aku tidak pernah iri."

Namun, alih-alih menenangkan suasana, pernyataan Bab Penutup malah membuat Bab Pendahuluan naik pitam. "Sok bijak sekali kamu, ya! Lihat saja nanti, kalau buku ini selesai, aku yang akan menjadi bintang!"

Situasi semakin kacau ketika penulis mencoba menenangkan keributan itu dengan mencetak bab-bab tersebut. Tapi, printer malah mengeluarkan hasil yang salah: Bab 4 di posisi awal, Bab Penutup di tengah, dan Bab 1 entah di mana!

"Ini semua gara-gara kalian!" teriak Bab Pendahuluan. "Kalian bahkan mengacaukan printer!"

Bab-bab itu akhirnya sepakat untuk berunding. Namun, alih-alih menyelesaikan masalah, mereka malah menunjuk Bab Lampiran sebagai pemimpin sidang. Bab Lampiran, yang penuh tabel dan grafik, hanya berkata, "Aku tidak peduli, selama aku tetap jadi tambahan di akhir."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun