5. Panggilan Kasih: Sakramen Perkawinan dan Imamat
Ketika manusia dewasa memilih jalan hidup, Gereja menawarkan dua sakramen pelayanan: Perkawinan untuk mereka yang dipanggil hidup berkeluarga, dan Imamat untuk mereka yang dipanggil melayani Gereja.
Perkawinan melibatkan komitmen dan cinta tak bersyarat, seperti yang diajarkan Santo Yohanes Paulus II dalam "Teologi Tubuh." Sementara itu, Imamat mencerminkan pengorbanan dan pelayanan total kepada Allah dan sesama.
6. Persiapan Akhir: Sakramen Minyak Suci
Ketika manusia mendekati akhir perjalanan hidup, Sakramen Minyak Suci menjadi tanda kasih Allah yang menguatkan dan menyembuhkan. Sakramen ini mengingatkan kita bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan pintu menuju kehidupan abadi.
Santo Ambrosius menulis, "Kematian bagi orang beriman adalah jalan menuju kebangkitan." Dalam psikologi, penerimaan terhadap kematian merupakan tanda kedewasaan spiritual dan emosional.
Menghidupi Sakramen dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dengan memahami hubungan antara sakramen dan perjalanan hidup, umat Katolik diajak untuk menghayati iman mereka dalam setiap tahap kehidupan. Sakramen-sakramen ini bukan hanya tanda kasih Allah, tetapi juga sumber kekuatan, pengharapan, dan kasih yang nyata.
Seperti kata Santo Ignatius Loyola, "Segala sesuatu untuk kemuliaan Allah." Dengan menjadikan sakramen sebagai pemandu hidup, kita dapat menjalani hidup yang lebih bermakna, menyadari kehadiran Allah, dan mempersiapkan diri untuk bersatu dengan-Nya di kehidupan yang kekal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI