Buku-buku lainnya langsung ribut, mencoba terlihat menarik di rak masing-masing. "Motivasi untuk Sukses"Â bahkan menggoyang-goyangkan jilidnya sedikit, berharap Sinta akan memilihnya.
Sinta berjalan mendekati rak dan mengamati deretan buku. Ia mengambil "Matematika Itu Mudah". Buku itu langsung berteriak senang dalam hati. "Akhirnya! Aku dipilih!"
Namun, sebelum Sinta membuka halaman pertamanya, ia berhenti sejenak dan berbisik pelan, "Kalian semua harus bersyukur, ya. Kalian punya isi yang berharga. Aku akan memastikan lebih banyak orang tahu betapa serunya kalian."
Buku-buku lain tertegun. Apa maksudnya?
Saat Sinta pergi ke meja baca, mereka mulai saling bertukar pandang. "Dongeng Sebelum Tidur"Â yang tadinya merasa hidupnya sia-sia akhirnya berkata, "Mungkin... kita nggak sepenuhnya gagal. Kalau satu orang saja membaca dan merasakan manfaat kita, bukankah itu sudah cukup?"
"Ensiklopedia Dunia" mengangguk bijak. "Kalian tahu? Mungkin tugas kita memang menunggu. Tapi kalau sudah ada yang membaca, semua penantian ini terasa berharga."
Mendengar itu, semua buku kembali bersemangat. Mereka mulai bersaing siapa yang paling menarik perhatian Sinta minggu depan.
Malam itu, perpustakaan terasa lebih hidup, bukan karena ramai pengunjung, tapi karena harapan baru yang datang bersama Sinta. Dan siapa tahu, mungkin minggu depan giliran "Motivasi untuk Sukses" yang akhirnya terbaca.
Jangan biarkan buku-buku di perpustakaan kesepian. Siapa tahu, mereka sedang menunggu Anda untuk membaca dan menghidupkan kembali semangat mereka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H