Pak Harun tersenyum bangga. "Itu cita-cita yang mulia. Tapi, perjalananmu tidak akan mudah. Dunia sekarang lebih memilih apa yang instan. Kamu harus punya cara yang kreatif."
Sinta terdiam, merenung sejenak. "Mungkin saya akan mulai dari perpustakaan kecil di sekolah. Membuat sudut baca yang nyaman, menularkan semangat membaca kepada murid-murid. Kalau bisa, saya ingin membuat program membaca bersama."
Pak Harun tertawa kecil. "Kamu seperti versi muda saya dulu. Tapi saya yakin, semangatmu akan membawa perubahan."
Hari semakin siang, dan Sinta merasa mendapat energi baru dari obrolannya dengan Pak Harun. Sebelum pergi, ia meminjam beberapa buku untuk dipelajari lebih lanjut di kosnya.
Ketika keluar dari perpustakaan, ia melihat langit biru yang cerah. Dalam hati, Sinta bertekad bahwa suatu hari nanti, ia akan menjadi guru yang menginspirasi. Bukan hanya untuk mengajar, tapi juga menyalakan kembali cinta terhadap buku, sebagaimana ia mencintai debu di halaman tua buku-buku di perpustakaan kampus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI