Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menumbuhkan Diri Tanpa Membandingkan dengan Orang Lain

18 Januari 2025   08:56 Diperbarui: 18 Januari 2025   08:56 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menumbuhkan Diri Tanpa Membandingkan dengan Orang Lain

"Remember, a flower doesn't worry about the other blooms. It simply grows towards the light" ("Ingatlah, bunga tidak khawatir tentang bunga lainnya. Ia hanya bertumbuh mengarah pada cahaya").

Kata-kata ini mengajarkan kita pentingnya fokus pada diri sendiri dan tujuan pribadi tanpa terjebak dalam perbandingan dengan orang lain. Seperti bunga yang tumbuh mengarah pada cahaya, kita pun harus terus berkembang dengan keyakinan bahwa perjalanan kita adalah milik kita sendiri.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Terjebak dalam Perbandingan dan Ketidakpastian Diri

Di dunia yang penuh dengan media sosial dan pengaruh luar, kita sering kali terjebak dalam perbandingan. Kita membandingkan diri dengan orang lain dalam hal pencapaian, penampilan, atau kesuksesan. Padahal, setiap individu memiliki perjalanan yang unik, dan perbandingan ini justru bisa menjadi sumber kecemasan dan rasa tidak cukup.

Seorang teman pernah bercerita bahwa ia selalu tertekan kala melihat kesuksesan teman lain. "Saya sering kali merasa tertekan melihat pencapaian teman-teman seangkatan saya yang sudah lebih dahulu sukses dalam karier mereka. Ketika mereka mendapatkan penghargaan atau promosi, saya mulai meragukan kemampuan saya sendiri. Saya merasa tertinggal dan bertanya-tanya mengapa saya belum mencapai hal yang sama. Hal ini membuat saya kehilangan fokus pada tujuan saya sendiri dan menggiring saya ke dalam spiral perbandingan yang merugikan."

Di dunia profesional, banyak orang yang merasa cemas atau bahkan tidak puas dengan kemajuan mereka karena mereka membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat lebih sukses. Ini menjadi masalah besar karena fokus kita jadi teralihkan dari upaya untuk berkembang dan memperbaiki diri.

Dalam sebuah pelatihan seorang peserta mengeluh bahwa ia belum bisa menulis dengan baik seperti penulis lain. "Saya merasa malu karena tulisan saya tidak sebagus penulis lain." Setiap orang (siapapun itu) memiliki kelebihan dan kekurangan yang tidak pernah sama dengan orang lain. Maka alangkah tidak adilnya jika kita mengkerdilkan diri hanya karena fokus kita tertuju pada orang lain, bukan pada diri sendiri.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Belajar dari Alam dan Menghargai Proses

Betapa pentingnya kita untuk tidak terjebak dalam perbandingan dan justru lebih fokus pada perkembangan diri sendiri. Kita perlu selalu belajar untuk lebih menghargai proses dan menghentikan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.

Jika suatu ketika kita merasa sangat tertekan karena tidak bisa mencapai tujuan secepat harapan, bersabarlah pada diri sendiri. Berhentilah sejenak dan memikirkan bagaimana kita bisa meningkatkan kemampuan tanpa merasa terbebani oleh ekspektasi orang lain. Untuk itu, kita perlu menetapkan tujuan kecil yang lebih terukur dan memberikan ruang untuk menikmati setiap pencapaian, sekecil apapun itu.

Seperti bunga tidak khawatir dengan bunga lainnya; ia hanya tumbuh menuju cahaya (mengarahkan diri pada matahari) yang ada di depannya. Kita perlu mengaplikasikan filosofi ini dalam kehidupan sehari-hari, menghargai perjalanan diri sendiri tanpa perlu membandingkan dengan orang lain. Hal ini tidak hanya membantu kita fokus pada tujuan pribadi, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri kita.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Fokus Pada Tujuan Pribadi dan Berkembang Tanpa Perbandingan

Untuk menciptakan keseimbangan dalam hidup tanpa terjebak dalam perbandingan yang merugikan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:

Pertama, Tetapkan tujuan yang jelas dan terukur. Fokuskan perhatian pada tujuan pribadi, bukan pada apa yang orang lain capai. Kemarin dalam pelatihan menulis, saya mengajak peserta untuk tetap fokus pada guide line (semacam outline) tulisan yang sudah mereka buat. Fokus dan setia. Jangan mudah menyerah pada "desakan" ide-ide baru yang muncul belakangan. Karena itu bisa merusak mood untuk memulai menulis.
Ketika kita memiliki tujuan yang jelas, kita bisa bekerja untuk mencapainya tanpa merasa cemas tentang pencapaian orang lain. Hal ini akan memberikan rasa pencapaian yang lebih autentik dan memotivasi kita untuk terus berkembang.

Kedua, Praktikkan kesadaran diri. Luangkan waktu untuk mengenali diri sendiri, kekuatan, dan kelemahan kita. Ketahui apa yang benar-benar penting bagi kita, dan jangan biarkan perbandingan mengaburkan visi kita. Cobalah untuk menilai kemajuan kita berdasarkan usaha dan perkembangan pribadi, bukan pada standar orang lain. Usaha semacam ini menjadi semacam "ruang bermain" bagi ide-ide atau gagasan kita sendiri untuk merakit berbagai kemungkinan untuk mencapai tujuan kita.

Ketiga, Jauhi kebiasaan membandingkan. Ketika perasaan ingin membandingkan diri muncul, berhentilah sejenak dan ingatkan diri bahwa setiap individu memiliki perjalanan yang unik. Ketika peserta pelatihan kesulitan memulai tulisan karena dia merasa tidak sebagus contoh yang saya berikan, saya lalu mengajak mereka untuk konsultasi pribadi. Peserta dibantu untuk menekan tombol "start" dalam diri berdasarkan apa yang mereka temukan. Bisa dipahami bahwa kalimat pertama itu selalu menyulitkan, bukan hanya untuk pemula, bahkan penulis yang sudah professional juga kadang mengalami demikian.
Ingatlah bahwa apa yang kita capai adalah cerminan dari usaha dan waktu yang kita investasikan, bukan apa yang orang lain miliki. Dengan menanggalkan kebiasaan ini, kita bisa lebih bebas untuk berkembang dengan percaya diri.

Keempat, Nikmati perjalanan. Seperti bunga yang "mengarahkan diri" (bertumbuh menuju) pada cahaya, nikmatilah setiap langkah dalam proses kita untuk berkembang. Selepas hari pertama yang berat dan melelahkan, pada hari kedua peserta pelatihan menulis merasa lebih nyaman dengan dirinya dan mulai fokus untuk menulis. Fokuslah pada pencapaian kecil dan berikan apresiasi pada setiap kemajuan yang dicapai. Perjalanan hidup bukanlah kompetisi, melainkan sebuah perjalanan yang kita jalani dengan penuh makna.

Kesimpulan

Kata-kata ini mengingatkan kita bahwa setiap individu memiliki cara dan waktu untuk berkembang. Seperti bunga yang tidak khawatir tentang bunga lainnya, kita pun sebaiknya hanya fokus pada cahaya yang ingin kita tuju. Dengan menghargai proses, menetapkan tujuan yang jelas, dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, kita bisa tumbuh dan berkembang dengan lebih bijaksana dan penuh kepercayaan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun