Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pergeseran Pola Hidup Pasca-Covid 19

17 Januari 2025   19:24 Diperbarui: 17 Januari 2025   19:24 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Gangguan pada ritme sirkadian tubuh, yang mengatur siklus tidur dan bangun, menjadi konsekuensi lain dari perubahan ini. Ketidakseimbangan pada ritme tubuh dapat memengaruhi metabolisme dan menyebabkan gangguan hormonal. Pada anak-anak, ketergantungan pada gadget juga menurunkan aktivitas fisik mereka, meningkatkan risiko obesitas serta gangguan postur tubuh.

Belajar dari Pengalaman

Sejarah telah menunjukkan bahwa perubahan besar dalam pola hidup manusia sering kali memerlukan adaptasi yang bijaksana. Pada era industrialisasi, misalnya, perubahan jam kerja menyebabkan gelombang penyakit akibat kurangnya istirahat. Namun, dengan regulasi ketat dan kesadaran masyarakat, pola hidup yang lebih seimbang akhirnya berhasil diterapkan.

Pasca COVID-19, kita menghadapi tantangan serupa. Budaya kerja fleksibel memang memberikan kemudahan, tetapi tanpa pengaturan yang baik, dampaknya bisa merugikan. Beberapa individu yang mengalami kelelahan akibat pola kerja baru mulai menyadari pentingnya menetapkan batas waktu kerja dan beristirahat. Demikian pula, para orang tua harus belajar dari pengalaman ini untuk memahami pentingnya pengelolaan waktu anak dan pembatasan penggunaan gadget.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Solusi untuk Pola Hidup Sehat

Untuk mengatasi tantangan ini, beberapa langkah solutif dapat diambil. Pertama, tidur yang cukup harus menjadi prioritas. Menetapkan jam tidur yang konsisten setiap malam dan menghindari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur adalah langkah awal yang penting untuk meningkatkan kualitas istirahat.

Selanjutnya, batas waktu kerja harus diatur dengan baik. Meski bekerja di kafe terasa nyaman, penting untuk tidak membawa pekerjaan ke waktu istirahat. Selain itu, pola makan sehat juga harus diterapkan. Pilihlah makanan yang bergizi, hindari konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak dan gula.

Aktivitas fisik secara teratur juga membantu menjaga ritme sirkadian tubuh dan meningkatkan kualitas tidur. Dalam konteks penggunaan gadget, keseimbangan digital perlu ditekankan. Waktu penggunaan gadget harus dikurangi, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa, dengan mendorong interaksi sosial secara langsung.

Penting juga bagi orang tua untuk menetapkan aturan penggunaan gadget pada anak-anak, serta mendorong mereka melakukan aktivitas fisik dan sosial lainnya. Selain itu, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup seimbang harus terus dilakukan melalui kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan komunitas.

Kesimpulan

Pergeseran pola hidup pasca-COVID membawa tantangan baru yang harus dihadapi dengan bijak. Dampak psikologis dan kesehatan dari perubahan ini nyata dan dapat memengaruhi kualitas hidup manusia. Namun, dengan kesadaran dan langkah-langkah preventif yang tepat, kita dapat menciptakan pola hidup yang lebih sehat dan seimbang. 

Kebebasan bekerja dari mana saja dan kemajuan teknologi seharusnya menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas hidup, bukan sebaliknya. Sudah saatnya kita kembali menata jam kerja, istirahat, dan penggunaan gadget demi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun