Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengutamakan Hidup di Tengah Kesibukan Kerja

17 Januari 2025   13:08 Diperbarui: 17 Januari 2025   13:08 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutamakan Hidup di Tengah Kesibukan Kerja

Pasca COVID-19, kehidupan manusia mengalami banyak perubahan signifikan, terutama dalam pola relasi sosial, jam kerja, dan waktu istirahat. Salah satu perubahan yang mencolok adalah menjamurnya kuliner baru, kafe, dan tempat rekreasi yang menawarkan "one-click system". Tempat-tempat ini menyediakan fasilitas seperti Wi-Fi gratis, memungkinkan orang bekerja dari mana saja, kapan saja, bahkan hingga tengah malam. Akibatnya, pola hidup "24 jam menyala" menjadi semakin umum.

Di sisi lain, anak-anak semakin kecanduan gadget karena banyak orang dewasa yang cenderung memberikan perangkat ini agar anak-anak tetap tenang dan tidak mengganggu aktivitas mereka. Dampaknya, anak-anak mulai kehilangan kendali terhadap pola hidup sehat, sementara orang dewasa menghadapi pergeseran waktu istirahat yang dianggap wajar. Semua ini menimbulkan pertanyaan: apakah perubahan ini berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental? Tulisan ini membahas pentingnya menyeimbangkan hidup di tengah kesibukan kerja.

 

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Life is More Important than Work!

Pernyataan ini terdengar sederhana, tetapi mengandung pesan mendalam. Di era modern, pekerjaan sering kali menjadi prioritas utama, membuat kita lupa untuk memberi perhatian pada aspek lain yang lebih penting, seperti kesehatan, keluarga, dan kebahagiaan pribadi. Meskipun pekerjaan adalah bagian integral dari kehidupan, kita harus selalu ingat bahwa hidup itu sendiri jauh lebih berharga.

Pentingnya menempatkan hidup di atas pekerjaan dapat dilihat dalam dampak jangka panjang terhadap kualitas hidup secara keseluruhan. Ketika kita terlalu terfokus pada pencapaian karier, kita sering kali mengorbankan momen berharga bersama orang-orang terkasih, atau bahkan mengabaikan kebutuhan fisik dan mental kita sendiri. Kesehatan yang baik dan hubungan yang erat dengan keluarga dan teman-teman dapat meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup secara signifikan.

Dengan menyadari bahwa kita memiliki kehidupan yang berharga di luar tuntutan pekerjaan, kita dapat menciptakan keseimbangan yang lebih sehat, di mana produktivitas di tempat kerja tidak mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan kita sebagai individu. Oleh karena itu, mendudukkan hidup sebagai prioritas utama adalah langkah penting untuk meraih kehidupan yang lebih bermakna dan seimbang.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Terjebak dalam Rutinitas Pekerjaan yang Tak Terbatas

Salah satu masalah utama dalam kehidupan modern adalah kecenderungan mendahulukan pekerjaan di atas segalanya. Dalam masyarakat yang mengutamakan kesuksesan profesional, banyak orang merasa terpaksa bekerja lebih keras dan lebih lama, seringkali mengorbankan waktu untuk keluarga, olahraga, atau bahkan tidur yang cukup.

Saya pernah mengalami hal ini saat mengerjakan sesuatu dengan deadline yang mepet. Atau orang-orang kantoran yang sering mendapat proyek besar di kantor sehingga hampir seluruh waktu dihabiskan di kantor. Tenggat waktu yang ketat dan rapat yang tiada henti membuat saya kelelahan secara fisik dan mental. Hubungan dengan keluarga pun menjadi renggang. Burnout menjadi fenomena umum yang dialami banyak pekerja akibat tidak adanya ruang untuk beristirahat dan meremajakan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun