Namanya semakin dikenal setelah melatih tim nasional Korea Selatan di Piala Dunia 2018, di mana timnya secara mengejutkan mengalahkan juara bertahan Jerman dengan skor 2-0 di fase grup.
Reputasi inilah yang membuat PSSI meminangnya pada akhir 2019 untuk membenahi persepakbolaan Indonesia. Dengan pendekatan profesional dan disiplin khas Korea, STY memulai misinya di Indonesia.
Selama empat tahun, ia tidak hanya melatih pemain di lapangan tetapi juga memperkenalkan budaya kerja keras dan strategi modern. Hasilnya terlihat nyata: peringkat FIFA Indonesia naik signifikan, dan tim mulai diperhitungkan di level regional.
Namun, perjalanan STY tidak tanpa tantangan. Tekanan tinggi dari para pemangku kepentingan, kritik media, dan keterbatasan dana menjadi penghalang besar.
Meski begitu, STY tetap berkomitmen hingga akhirnya harus menerima keputusan pahit: pemutusan hubungan kerja yang dianggap sebagian pihak sebagai langkah mundur.
Solusi SMART untuk Sepak Bola Indonesia: Menyusun Langkah Konkret
Untuk keluar dari lingkaran masalah, sepak bola Indonesia butuh rencana yang jelas dan terukur. Pendekatan SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) dapat menjadi kompas yang membimbing langkah perbaikan:
Pertama, Specific. Alih-alih mencoba memperbaiki segalanya sekaligus, fokuslah pada pengembangan pemain muda. Contohnya, mendirikan akademi sepak bola di setiap provinsi yang dikelola dengan standar internasional. Dengan demikian, setiap talenta muda mendapatkan akses ke pelatihan berkualitas.
Kedua, Measurable. Ukur kemajuan dengan indikator konkret. Misalnya, dalam tiga tahun, targetkan setidaknya 30 pemain Indonesia bermain di liga internasional atau mencatatkan 50% kemenangan dalam pertandingan persahabatan melawan tim-tim Asia.
Ketiga, Achievable. Jangan terlalu ambisius hingga melupakan realitas. Memperbaiki infrastruktur stadion di 10 kota besar dalam lima tahun adalah langkah realistis yang bisa segera diwujudkan. Program ini dapat dimulai dengan stadion yang sering digunakan untuk liga utama.
Keempat, Relevant. Pastikan setiap langkah berkontribusi langsung pada misi utama, yakni menjadikan Indonesia sebagai kekuatan sepak bola Asia. Misalnya, membangun hubungan dengan federasi sepak bola negara maju (Jepang untuk Asia, Brasil untuk Amerika Latin, Belanda untuk Eropa) untuk program pertukaran pelatih dan pemain.
Kelima, Time-bound. Tetapkan tenggat waktu yang jelas. Contohnya, dalam lima tahun, Indonesia harus berada di peringkat FIFA 100 besar atau lolos ke Piala Asia. Dengan target waktu yang spesifik, setiap langkah bisa dievaluasi secara berkala.