Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi 20 Tahun Tsunami Aceh dalam Semangat Spes Non Confundit dan Fratelli Tutti

26 Desember 2024   12:52 Diperbarui: 26 Desember 2024   12:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto Aceh 20 tahun lalu sehabis tsunami, sumber: alamy.com)

Harapan yang tidak mengecewakan ini juga melibatkan pengakuan atas penderitaan, bukan untuk meromantisasi rasa sakit, tetapi untuk menghadirkannya di hadapan Tuhan yang turut menderita bersama umat-Nya. Melalui peristiwa Natal, kita diingatkan bahwa Allah menjadi manusia dan masuk ke dalam dunia yang penuh luka, untuk membawa penyembuhan.

Dalam cara yang sama, refleksi atas tsunami Aceh bukan hanya tentang mengenang tragedi, tetapi juga tentang merangkul panggilan untuk menjadi terang bagi sesama di tengah kegelapan dunia.

Sebagai penutup, refleksi ini mengajak kita untuk merenungkan kembali panggilan Natal dan pesan Fratelli Tutti sebagai undangan untuk hidup dalam persaudaraan sejati. Tsunami Aceh menunjukkan betapa rapuhnya hidup, tetapi juga betapa kuatnya harapan dan kasih ketika diwujudkan dalam solidaritas.

Dalam terang Natal, kita dipanggil untuk menghidupi Spes Non Confundit, harapan yang tidak mengecewakan, dan menjadi saudara bagi semua, sehingga dunia yang penuh luka dapat menemukan jalan menuju penyembuhan dan damai sejati.

Mari kita mengenang para saudara kita yang telah menjadi korban keganasan tsunami dua puluh tahun silam. Beristirahatlah dalam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun