Apa yang mungkin menjadi sebuah momen nostalgik bagi Eli sepertinya tidak hanya mengejutkannya; suara malaikat menembus dinding ruang dan waktu, menyelimutinya dengan kasih yang tak terbatas. Tanpa ia sadari, ungkapan cinta dan rindu itu mengubah atmosfer di sekitar mereka menjadi keharuan yang menyentuh, menciptakan sebuah gerakan surgawi yang merangkul semua jiwa yang hadir.
Ketika gelap malam mulai meliputi Betlehem, Eli merasakan kehadiran orang tuanya di sampingnya. Dengan bunga Natal sebagai jembatan, kenangan dan cinta mengalir dalam setiap detak jantungnya, mengingatkan bahwa Natal bukan hanya tentang yang hadir, tetapi juga tentang cinta yang abadi selamanya. Tentang kasih sepanjang hayat yang terus menyertai langkah.
Natal kali ini menjadi jembatan antara cintanya kepada orang-orang terkasih termanifestasi dalam gempira semesta menyambut undangan malaikat. Bagaimana natalmu? Masihkah berupa rindu yang menggumpal atau aroma Narcissus yang menyegar dalam memori pengorbanan tiada henti: inkarnasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H