Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sekarang Ke Betlehem: Memaknai Natal Secara Temporal dan Spiritual

24 Desember 2024   20:48 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:48 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(para petugas liturgi bersama romo, dokpri)

Sekarang Ke Bethlehem: Memaknai Natal Secara Temporal Dan Spiritual

Saat para gembala mendengar kabar dari malaikat, mereka tidak menunda. "Marilah sekarang, kita ke Bethlehem," kata mereka, menyusuri malam gelap yang dipenuhi harapan. Kata "sekarang" dan "Bethlehem" menyimpan pesan abadi bagi jiwa yang mencari terang di tengah kegelapan dunia. Apakah panggilan menjadi terang itu masih relevan untuk kita? Bagaimana kita menjawabnya dalam hidup modern ini?

(saya bersama kedua anak laki, foto: dokpri)
(saya bersama kedua anak laki, foto: dokpri)

Bethlehem: Rumah Roti dan Palungan yang Bersahaja

Nama Bethlehem berasal dari bahasa Ibrani, Bet Lehem, yang berarti "Rumah Roti." Kota kecil ini adalah tempat Daud dipilih menjadi raja dan nubuat kelahiran Mesias menjadi kenyataan. Roti melambangkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dan kelahiran Yesus di Bethlehem menggarisbawahi bahwa Dia adalah "Roti Hidup" yang memberi kekuatan spiritual kepada dunia. Yesus adalah Roti Hidup itu sendiri.

Palungan, tempat bayi Yesus dibaringkan, adalah wadah makanan ternak. Secara simbolis, palungan menunjukkan kerendahan hati Sang Juruselamat, yang memilih tempat paling sederhana untuk memulai karya-Nya. Palungan juga mengingatkan kita bahwa Yesus datang untuk memberi makan jiwa-jiwa lapar dengan kasih dan pengampunan.

(para petugas liturgi bersama romo, dokpri)
(para petugas liturgi bersama romo, dokpri)

Sekarang: Tempus dan Spiritual

Dalam pengertian waktu (tempus), "sekarang" adalah panggilan untuk bertindak tanpa penundaan. Para gembala tidak menunggu fajar; mereka segera bergegas ke Bethlehem. Demikian pula, Natal mengajak kita untuk tidak menunda tindakan kasih, pengampunan, dan pelayanan.

Sore hari ini, sebelum misa Natal pertama pukul 17.00 sore di Paroki Minomartani dan sekitarnya terjadi hujan yang sangat deras. Tetapi itu tidak menyurutkan semangat umat untuk tetap berangkat ke Gereja. Bangku-bangku di gereja terisi penuh. Itulah makna sekarang dalam arti tempus, umat tetap berbondong-bondong ke gereja, meski alam kuraang bersahabat.

Hujan yang mengguyur hampir sepanjang misa membuat suasana alam yang dingin menjadi hangat oleh kegembiraan dan semangat yang umat tunjukkan dengan menerobos hujan kala berangkat ke gereja.

Dalam pengertian spiritual, "sekarang" adalah momen ilahi, kairos, di mana Allah hadir dalam kehidupan kita. Paus Fransiskus, dalam bulla Spes Non Confundit, mengingatkan bahwa pengharapan sejati terwujud dalam keterbukaan kita pada rahmat Allah saat ini. "Sekarang" menjadi undangan untuk mengenali Yesus yang hadir dalam "Bethlehem" kehidupan kita sehari-hari: di rumah, tempat kerja, dan komunitas kita.

Bethlehem: Simbol Kehidupan Baru

Bethlehem bukan hanya tempat geografis, tetapi juga simbol dari setiap hati yang siap menerima Kristus. Saat kita berkata "Marilah ke Bethlehem," kita diajak untuk menelusuri perjalanan rohani menuju kelahiran iman baru. Palungan yang sederhana mengajarkan kita bahwa hati yang terbuka, meskipun penuh keterbatasan, dapat menjadi tempat lahirnya kasih dan pengharapan.

Dalam kehidupan sehari-hari, "Bethlehem" dapat diwujudkan melalui tindakan-tindakan kecil penuh kasih: membantu mereka yang membutuhkan, berbagi kebahagiaan dengan yang terlupakan, atau memaafkan mereka yang telah melukai hati kita. Dengan menjadi saluran kasih, kita menghadirkan makna Bethlehem di dunia modern.

Lebih jauh, Bethlehem mengingatkan kita bahwa keajaiban Natal sering kali terjadi di tempat-tempat yang paling sederhana. Dalam keheningan dan kerendahan hati, hati manusia dapat menjadi tempat di mana Kristus hadir dan bekerja. Ini adalah panggilan untuk membuka diri terhadap pengalaman-pengalaman rohani yang memperbarui iman dan harapan kita.

(sebagian umat yang terekam kamera, foto: dokpri)
(sebagian umat yang terekam kamera, foto: dokpri)

Natal dan Harapan yang Tak Pernah Mengecewakan

Bulla Spes Non Confundit menggarisbawahi bahwa pengharapan dalam Kristus tidak pernah mengecewakan. Natal adalah perayaan harapan ini: Allah yang datang ke dunia, menjelma menjadi manusia, untuk membawa damai. Bethlehem menjadi lambang bahwa harapan sejati tidak bergantung pada kemegahan dunia, tetapi pada kehadiran Allah di tengah kita.

Di zaman ini, di mana banyak orang merasa kehilangan arah, panggilan "Marilah sekarang" menjadi relevan. Kita dipanggil untuk bertindak di "sekarang" kita, membawa terang Bethlehem ke dalam setiap sudut kehidupan kita dan kehidupan orang lain.

Dalam konteks global, ketika dunia menghadapi ketidakpastian ekonomi, konflik, dan perubahan iklim, semangat Bethlehem mengajarkan pentingnya solidaritas. Seperti Yesus yang lahir di palungan dengan kesederhanaan, kita diajak untuk berbagi sumber daya, mendukung mereka yang tertindas, dan menjadi suara bagi mereka yang tak terdengar. Bethlehem mengingatkan bahwa kasih dapat melampaui batas-batas negara dan budaya, menghadirkan perdamaian yang sejati.

Secara pribadi, Bethlehem bisa diwujudkan dengan memulai perubahan kecil dalam kehidupan kita: membangun hubungan yang lebih bermakna, meluangkan waktu untuk keluarga, atau memberikan perhatian kepada orang-orang yang sering kita abaikan. Tindakan sederhana ini menciptakan ruang bagi Kristus untuk hadir dan bekerja melalui kita.

(istri ikut tugas koor, foto: dokpri
(istri ikut tugas koor, foto: dokpri

Penutup: Menghadirkan Bethlehem di Dunia

Natal mengundang kita untuk menemukan "Bethlehem" dalam diri kita sendiri: tempat di mana kasih, kerendahan hati, dan harapan bisa lahir. Kata "sekarang" mengingatkan bahwa momen ini, di tengah kesibukan dan tantangan hidup, adalah waktu terbaik untuk menerima dan membagikan kasih Kristus.

Dengan demikian, kita memenuhi panggilan para gembala: "Marilah sekarang, kita ke Bethlehem." Saya menutup tulisan ini dengan dua bait puisi berikut:

Sekarang adalah cahaya, saat hati terbuka,
Bethlehem di sini, di jiwa yang bersahaja.
Tak perlu menunggu, tak perlu menunda,
Kasih telah lahir, di palungan jiwa.

Bethlehem kecil, rumah roti ilahi,
Menjadi tempat janji yang kekal abadi.
Sekarang adalah waktu, tak lagi menanti,
Rangkullah terang-Nya, damai sejati.


Selamat Natal 2024!

Semoga terang Bethlehem senantiasa menerangi langkah kita, dan kasih Kristus yang lahir di palungan memenuhi hati dengan damai dan harapan baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun