Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kegirangan di dalam Rahim: Refleksi Hari Ibu Melalui Kisah Ruth dan Elisabeth

22 Desember 2024   09:54 Diperbarui: 22 Desember 2024   11:40 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Pertemuan Maria dan Elisabeth menunjukkan bagaimana iman yang hidup dapat menjadi dasar solidaritas dan sukacita di antara perempuan.

Seperti Maria yang membawa Yesus ke Elisabeth, para ibu modern dipanggil untuk menjadi pembawa kabar sukacita dan pengharapan, baik kepada keluarga mereka maupun komunitas di sekitar mereka.

Kehamilan dan pengasuhan anak menjadi bagian dari perwujudan rencana kasih Allah yang lebih besar, yang mengundang kita semua untuk menghargai dan merayakan kehidupan.

(olahan GemAIBot, dokpri)
(olahan GemAIBot, dokpri)

Menghargai Peran Ibu di Zaman Kini

Hari Ibu bukan hanya sekadar merayakan sosok ibu, tetapi juga mengenali peran vital yang mereka mainkan dalam membentuk generasi masa depan. Di tengah tantangan yang dihadapi di era modern, seperti tekanan karir, kesehatan mental, dan kesulitan sosial, para ibu dengan segala pengorbanannya tetap menjadi pilar harapan dan cinta.

Dalam ensiklik "Evangelii Gaudium", Paus Fransiskus memang menekankan pentingnya keluarga, termasuk peran ibu, dalam membentuk nilai-nilai iman dan moral. 

"Keluarga tetap menjadi tempat di mana kita dapat memahami arti penting dari orang lain dan kita dapat mengatasi egoisme yang melanda begitu banyak masyarakat kita. Dalam keluarga, kita belajar untuk hidup bersama. Keluarga adalah tempat utama untuk pewartaan Injil, karena keluarga adalah komunitas manusia yang membutuhkan kasih sayang tanpa syarat." (EG, 66). 

Atau 

"Setiap ibu dan ayah adalah instrumen kasih Allah untuk anak-anak mereka. Mereka adalah pendidik pertama dalam iman, dan ini terjadi dengan menanamkan nilai-nilai sejak dini dalam kehidupan anak-anak mereka melalui teladan yang mereka berikan." (EG 284)

Dalam Evangelii Gaudium 66, Paus Fransiskus menekankan bahwa keluarga adalah tempat utama di mana kasih dan solidaritas diajarkan, serta egoisme dapat diatasi. 

Dalam konteks peran ibu, hal ini mencerminkan tanggung jawab mereka sebagai penjaga harmoni keluarga. Ibu menjadi teladan bagaimana menghargai keberadaan orang lain dan membangun hubungan yang dilandasi cinta tanpa syarat.

Seperti Ruth yang setia mendampingi Naomi, ibu di zaman modern sering kali menjadi penghubung generasi, menyatukan nilai-nilai lama dengan tantangan baru. 

Mereka mengajarkan anak-anak untuk menghormati tradisi, sambil membekali mereka dengan keterampilan untuk menghadapi dunia yang terus berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun