Hari Nusantara tidak hanya sekadar peringatan, tetapi seruan bagi bangsa Indonesia untuk menempatkan laut sebagai pilar utama kesejahteraan. Kedaulatan maritim bukan hanya tentang batas wilayah, tetapi juga tentang tanggung jawab kolektif untuk menjaga dan memanfaatkan kekayaan laut secara bijaksana.Â
Sebagai bangsa maritim, kita perlu membangkitkan rasa bangga akan laut yang menjadi sumber kehidupan, identitas, dan kekuatan ekonomi.
Pendidikan maritim, penghormatan terhadap budaya nelayan, serta promosi pariwisata bahari yang berkelanjutan menjadi beberapa langkah strategis yang perlu ditekankan.Â
Hari Nusantara adalah panggilan untuk bersatu, merajut harapan dan cita-cita bersama untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh dan berdaulat di tengah lautan yang luas: sebuah pengingat bahwa laut adalah lebih dari sekadar sumber, tetapi juga warisan untuk generasi mendatang.Â
Mari kita jaga dan kelola kekayaan laut ini dengan bijak, untuk hari ini, dan demi masa depan yang gemilang bagi seluruh bangsa.
Saya ingin mengakhiri tulisan ini dengan puisi berikut, yang menggambarkan meski kekayaan maritima kita luar biasa, toh belum bisa dinikmati oleh semua rakyat. Hal ini oleh karena salah kelola dan monopoli dari orang-orang rakus yang tak senang jika kekayaan dinikmati bersama:
Lautan luas membentang biru,
Harta karun terpendam di bawah samudra,
Namun kejayaan itu tak kunjung menyatu,
Dirampas rakus, dirajam tangan-tangan tak berjiwa.
Gelombang menangis, ombak berteriak,
Illegal fishing merampas hidup dan mimpi,
Segelintir meraup, sementara rakyat meratap,
Kejayaan laut hanya bayang dalam sunyi.
Mari, anak bangsa, bangkit bersama,
Rebut kembali hak ibu pertiwi tercinta,
Jadikan laut kita cahaya dunia,
Kejayaan Nusantara akan nyata selamanya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI