Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Hujan Malam Minggu

7 Desember 2024   19:25 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:16 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Setiap tetes hujan menjadi saksi bisu bagaimana satu desa melawan ketidakadilan, menghancurkan penindasan yang dilakukan oleh Mansur. Dan saat itu, kegelapan malam seakan menari-nari dalam kekacauan, mengubur setiap kebohongan di dalam arus deras yang tak pernah surut.

Akhirnya, malam itu menjadi milik mereka yang terlupakan. Mansur dan timnya tersisir dalam bayang-bayang badai: terasing, disengsarakan oleh dosa-dosa masa lalu. Tubuh-tubuh mereka telah hilang, tetapi, apa yang tinggal adalah kebangkitan harapan dari mereka yang tidak mau dilupakan, dipahat dalam sejarah desa, terukir dalam keberanian yang dilahirkan dalam kegelapan malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun