Setiap tetes hujan menjadi saksi bisu bagaimana satu desa melawan ketidakadilan, menghancurkan penindasan yang dilakukan oleh Mansur. Dan saat itu, kegelapan malam seakan menari-nari dalam kekacauan, mengubur setiap kebohongan di dalam arus deras yang tak pernah surut.
Akhirnya, malam itu menjadi milik mereka yang terlupakan. Mansur dan timnya tersisir dalam bayang-bayang badai: terasing, disengsarakan oleh dosa-dosa masa lalu. Tubuh-tubuh mereka telah hilang, tetapi, apa yang tinggal adalah kebangkitan harapan dari mereka yang tidak mau dilupakan, dipahat dalam sejarah desa, terukir dalam keberanian yang dilahirkan dalam kegelapan malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H