Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

[HOROR SABTU KLIWON]: Aroma Amis di Kedai Dak Darto

6 Desember 2024   23:56 Diperbarui: 6 Desember 2024   23:57 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Aroma Amis di Kedai Pak Darto

Di balik gundukan tanah yang mengeras, di mana cahaya bulan menembus celah-celah pepohonan, tersembunyi sebuah kedai teh yang terletak di dasar galian tambang. Kebun teh yang dulunya subur kini melahirkan aroma amis yang getir, menggambarkan perselingkuhan antara pejabat setempat dan perusahaan tambang yang menguras kekayaan alam. Kedai milik Pak Darto, seorang pria tua dengan wajah berkerut dan tatapan tajam, terkenal dengan teh lokalnya, meski tak ada orang yang berani merekomendasikannya lagi.

Malam ini adalah malam Sabtu Kliwon, waktu yang kerap diadakan pesta teh di kebun ini. Pesta teh yang mirip dengan festival demokrasi lima tahunan di desa tetangga, saat segala janji manis dilontarkan dalam dosis diabetes, menyelimuti warga dengan ilusi keceriaan sebelum akhirnya kembali ke kenyataan pahit penuh pengkhianatan.

Dua sahabat, Rizal dan Nila, memutuskan untuk menjelajahi kedai angker ini, tertarik oleh rumor tentang teh legendaris yang konon dapat mengungkap rahasia gelap. Meskipun mereka adalah pencari petualangan, suasana malam ini terasa berbeda dan menyeramkan.

"Tempat ini cukup menyeramkan, ya?" ucap Nila, menatap dinding kedai yang remang-remang, merasakan ketegangan di udara.

"Ya, Rizal. Tapi aku penasaran tentang teh yang terkenal di sini," jawab Rizal, berusaha menyembunyikan rasa takutnya.

Saat mereka tiba di meja kasir, Pak Darto muncul dari kegelapan. Senyumnya terlihat lebih lebar daripada biasanya, seolah menyimpan rahasia yang dalam. "Selamat datang, anak muda. Teh apa yang ingin kalian cicipi malam ini? Kita sedang merayakan malam pesta teh," tanyanya, suara bassnya menggema di antara dinding kedai.

Rizal menelan ludah dan menggerakkan jari ke arah menu, "Pak, bisakah kami mencicipi teh lokal yang terkenal di sini?"

(Kedai Pak Darto dengan menu teh galian, olahan GemAIBot, dokpri)
(Kedai Pak Darto dengan menu teh galian, olahan GemAIBot, dokpri)

"Ah, kami punya Teh Galian. Rasanya sangat unik dan... menyegarkan, sungguh menyegarkan!" jawab Pak Harto, dengan tatapan tajam yang seperti menyelidiki jiwa mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun