Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Adipati Konyol, Aktor Cinta Tahta di Negeri Huhuhaha

1 Desember 2024   22:37 Diperbarui: 1 Desember 2024   22:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sang adipati sedang beracting di depan kolega, olahan GemAIBot,dokpri)

Adipati Konyol, Aktor Cinta Tahta di Negeri Huhuhaha!

Di Negeri Huhuhaha, di mana kebodohan adalah kabar baik dan akting berlebih adalah legitimasi, seorang adipati yang dikenal dengan nama Adipati Konyol semakin meroket popularitasnya. Dengan IQ yang setara ikan mas, dia mempunyai kemampuan luar biasa dalam mengklaim semua prestasi dan jerih payah orang lain sebagai karyanya sendiri.

"Tentu saja, itu semua di bawah lembaga saya, Lembaga Pencari Untung!" teriaknya sambil menunjukkan jari telunjuknya yang penuh kharisma. Belum lagi, dengan wajahnya yang konyol, anak-anak muda dari berbagai daerah berbondong-bondong untuk melihat aksinya, di mana di ujung setiap penampilannya selalu diakhiri dengan senyum manis dan... guyonan yang tak kalah konyol.

Dalam keadaan raja yang baru saja menjalani operasi prostat, Adipati Konyol melihat momen ini sebagai peluang emas untuk merebut kursi kerajaan. Akankah dia meniru cara Ken Arok? Satu hal yang pasti, dengan aktingnya, dia pasti akan membuat semua orang tertawa terpingkal-pingkal, meskipun hasil akhir rencananya bisa jadi malah bikin mereka terjatuh!

Adipati Konyol, meskipun tercatat sebagai makhluk dalam daftar buku petunjuk kebodohan, ia sebenarnya adalah seorang aktor ulung di panggung sandiwara kehidupan. Setiap kali ada acara, ia tidak pernah absen membawa serta boneka lucu yang namanya Si Pitung. Pitung ini selalu dipakai untuk menerangkan "kebijakan" baru Adipati, yang katanya demi kemakmuran rakyat.

Sebagai contoh, ketika Adipati Konyol memutuskan untuk memperpanjang jam malam, dia mengundang seluruh desa untuk mendengarkan pengumuman. Dengan suara menggelegar, dia berteriak, "Demi keamanan kita semua, jam malam akan diperpanjang! Semua kembali sebelum jam sepuluh, kecuali bagi mereka yang membawa donat!"

Semua orang tertawa, tetapi tidak ada yang menyadari bahwa mereka akan terjebak dalam kebohongan bahwa jam malam itu adalah 'inovasi' dari Lembaga Kebijakan Malam yang baru dia bentuk, tentunya dengan menggunakan anggaran kerajaan.

Kepopuleran Adipati Konyol ini memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bahkan waktu raja memanggil dukungan untuk perbaikan jalan, Adipati Konyol langsung melompat. "Ini semua karena Lembagaku, Lembaga Perbaikan Jalan Huhuhah, kami yang merencanakan ini!" sambil berkelit dari perhatian bahwa dia hanya memberikan saran secara tidak resmi melalui Pitung.

Para pemuda desa sangat mengagumi Adipati Konyol. Mereka terhibur melihat dia berpura-pura cerdas, seperti saat dia menjelaskan tentang pentingnya bekerja sama. "Kita harus bersatu, seperti sambal dan nasi! Tanpa sambal, nasi terasa hampa!"

Pidatonya diakhiri dengan senyuman yang lebar, membuat seluruh desa terbahak. Namun, di balik tawa itu, mereka tidak sadar bahwa sambal pun tidak akan ada jika dia tidak mengklaim memberi bibit cabai kepada petani, yang sebenarnya diambil dari ladang tetangga!

Suatu malam, Adipati Konyol duduk bersama Pitung sambil memikirkan rencananya untuk merebut kursi raja. "Pitung, bagaimana jika kita mengadakan audisi untuk mencari raja baru?" tanyanya sambil mengangkat alis. Pitung, sebagai boneka yang setia, hanya bisa mengangguk meski tidak punya suara. "Kita bisa mengklaim ini sebagai bentuk demokrasi, Pitung. Jika orang-orang memilihku, maka itu adalah suara rakyat!" Dia terbahak sendiri ketika membayangkan kekacauan yang akan ditimbulkannya.

Kemudian, saat isu raja yang baru saja menjalani operasi prostat merebak, Adipati Konyol melihatnya sebagai kesempatan emas. "Ini saat yang tepat! Jika raja tidak bisa berfungsi, dia perlu seseorang yang penuh energi... Seperti aku! Mari kita atur panggung besar dan buat pertunjukan!" serunya, membayangkan dirinya berdiri di atas singgasana sambil mengenakan mahkota yang entah dari mana dia dapat.

Ia pun mulai menyebarkan rumor bahwa ia telah menjelajahi seluruh negeri untuk mencari solusi bagi negeri Huhuhaha. "Saya telah melindungi rakyat dari kebodohan, dan kini saatnya saya melindungi tahta!" dia menggembar-gemborkan sambil memperagakan kelemahan raja, tentu saja dengan penampilan yang dramatis.

Hari audisi pun tiba. Semua pemuda berbaris untuk memberi suara. Dalam drama yang dihadirkannya, Adipati Konyol berperan sebagai raja, memberikan pidato berapi-api, lengkap dengan dosis dramatisasi yang berlebihan. "Tak ada yang harus takut! Saya akan menjadi raja terhebat, seperti Ken Arok, tetapi lebih tampan dan bermental baik!" Suara teriakan penonton semakin meriah, namun ada satu hal yang terlupa, apakah dia hanya beracting atau benar-benar berambisi jadi raja?

Pertunjukan berakhir, dan para pemuda pun bersorak sorai. Melihat wajah mereka yang tak bisa berhenti tertawa, Adipati Konyol merasa jantungnya berdebar penuh harapan. Dia mungkin memang seorang adipati yang konyol, tetapi dalam dunia Huhuhaha yang penuh tawa, kedudukan seorang raja mungkin tak jauh dari tangan seorang aktor ulung sepertinya.

Akhirnya, dalam negeri Huhuhaha yang penuh tawa itu, siapa yang tahu? Mungkin untuk menjadi raja, kita tidak perlu pintar, kita hanya perlu... konyol dengan cara yang tepat! Dan di sanalah, impian menjadi raja Adipati Konyol melangkah ke depan, meski mungkin akan berakhir dengan kalimat ikoniknya: "Tapi aku kan sudah bilang, itu semua bagian dari Lembagaku!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun