Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ketika Ridwan Kamil Terjebak di DKI tanpa KTP!

1 Desember 2024   12:43 Diperbarui: 1 Desember 2024   12:57 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Ketika Ridwan Kamil Terjebak di DKI Tanpa KTP!

 

Siapa sangka, di tengah ramainya prediksi yang menyebutkan Ridwan Kamil bakal melenggang mulus di DKI, kenyataan malah berkata lain! Seperti pepatah, "Apa yang diprediksi, kadang tak seperti yang diinginkan." Ternyata, rakyat Jakarta tak sudi dipimpin oleh orang-orang 'berasal' dari luar, yang tidak memiliki KTP Jakarta!

Cerita ini dimulai jauh sebelum pemilihan, saat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat yang sedang naik daun, melangkah penuh percaya diri ke DKI Jakarta. Dengan senyuman yang tak pernah lepas dari wajahnya, ia bergerak bak atlet lari, membayangkan kemenangan gemilang di depan mata. Rasa percaya dirinya seperti nasi goreng yang lagi viral, seolah tak ada yang bisa mengalahkan!

Di sisi lain, pasangan Pram dan Rano, yang hanya didukung oleh satu partai, tengah berkumpul di sebuah warung kopi kecil. "Kita layaknya underdog yang anehnya lebih disukai!" kata Rano sambil menyeruput kopi. "Jakarta lebih memilih kami yang tidak bersandiwara, bukan mereka yang terjebak dalam dukungan parcok dan pamcok!"

Saat hari H pemilihan tiba, suasana berlangsung meriah, Ridwan Kamil dan pasangan justru tidak berada di area Jakarta. Sayangnya, dukungan dari parcok (pakai cawe-cawe) dan pamcok (pake rombongan) kepada RK ternyata tidak mempan. "Kita bukan hanya mencari pemimpin, kami butuh pemimpin yang 'Jakarta banget', bukan yang 'kebetulan ngisi KTP' dari luar!" teriak seorang warga saat antri di TPS.

Ketika hasil pemilihan diumumkan, semua orang terkejut. Ridwan Kamil berusaha mengeluarkan senyumnya yang bisa menyaingi Rafflesia Arnoldi, bunga terbesar yang memukau! Namun, nyatanya, bunga itu sudah layu, dan jabatan tidak menjadi miliknya.

Dalam wawancara pasca-pemilihan, Ridwan Kamil dengan bangga berkata, "Ya, saya pemain luar. Ternyata warga DKI lebih memilih yang dekat di hati, ketimbang yang dari luar kota!" Pram menimpali dengan penuh canda, "Lihat aja, KTP itu penting! Coba jelasin ke pendukung RK tentang perbedaan kita: aku pakai KTP DKI, dia pakai KTP... siapa yang tahu?"

Keberhasilan Pram dan Rano pun menjadi topik hangat. Keberhasilan ini seperti lagu 'I Will Survive' yang dinyanyikan di karaoke dengan semangat. "Ini bukan sekadar pemilihan, ini adalah kesadaran politik masyarakat bahwa Jakarta butuh pemimpin yang paham jalanan, bukan rombongan acara dan janji-janji manis!" seru Rano.

Di tengah keramaian dan tawa rakyat, satu hal terungkap: mungkin, rakyat DKI sudah muak dengan dukungan parcok dan pamcok dari pemimpin luar. Mereka lebih memilih pemimpin yang memahami seluk-beluk kuli dan penjual nasi goreng di taman, tepat di dekat rumah mereka.

Jadi, pelajaran kali ini adalah: KTP itu bukan sekadar identitas, tapi kunci untuk meraih hati rakyat. Dan jangan pernah coba-coba merebut hati Jakarta tanpa KTP! Hasilnya? Penuh humor, tetapi sangat menohok!

Selamat untuk Pram dan Rano, penguasa baru yang ternyata bukan hanya dari luar, tetapi 'betah' di dalam hati! Dan bagi RK, mungkin saatnya untuk menyadari bahwa dukungan pamcok dan parcok tidak selalu menjamin kemenangan, terutama jika rakyat sudah bersikukuh memilih yang mereka kenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun