Dalam perjalanan hidup pernikahan yang tampaknya ideal, cinta mereka terancam pudar akibat utang dan tekanan keluarga. Setiap hari di rumah, terdengar pertengkaran yang mengerikan tentang siapa yang harus membayar bunga utang, seolah-olah mereka berdua bukan pengantin bahagia, melainkan peserta reality show bertajuk "Who's to Blame?".
Suatu sore, setelah satu pekan bertengkar, Budi mengambil keputusan yang tak terduga. Ia membawa pulang dua mangkuk cokelat dari toko terdekat dan mengajak Sari duduk di sofa sambil menonton film romantis.
"Dengar, Sari. Kita memang terjebak dalam utang. Tapi mari kita lihat satu lagi sisi dari kehidupan kita," katanya sambil menyendok cokelat ke dalam mulutnya.
"Apakah kamu berusaha menawanku dengan cokelat?" Sari bertanya sambil mencoba menahan tawa.
"Ya. Karena jika kita tidak bisa membayar utang, setidaknya kita bisa membayar tawa!"
Membangkitkan kembali Cinta
Mereka sepakat untuk berdiskusi, merencanakan keuangan, dan mengatasi utang mereka bersama. Meski jalan ini panjang dan penuh liku, mereka pun menyadari bahwa cinta sejati tak selalu berjalan mulus. Ditemani utang yang menumpuk, Budi dan Sari menjalin ikatan yang lebih kuat, sekaligus berusaha untuk tidak terjerumus ke dalam utang lagi.
Utang semakin lama semakin lunas seiring cinta mereka yang semakin kuat satu sama lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H