Dalam kesederhanaan menjaga kebersihan, terdapat panggilan yang lebih dalam untuk mencintai diri dan meneruskannya kepada orang lain. Dengan mengenali diri kita sebagai ciptaan Allah yang berharga, kita diundang untuk merawat fisik dan spiritual kita, yang pada gilirannya memperkaya hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Marilah kita menjadikan kebersihan sebagai manifestasi dari cinta, cinta kepada diri sendiri, kepada sesama, dan kepada Sang Pencipta.
Dengan demikian, komitmen untuk menjaga kebersihan bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi sebuah pengabdian yang mencerminkan nilai-nilai iman kita. Ketika kita membersihkan lingkungan di sekitar kita, kita juga memperkuat kesadaran akan tanggung jawab kita terhadap ciptaan Allah dan komunitas yang lebih luas.
Kebersihan menjadi cerminan dari cinta yang tulus: cinta yang manifest dalam perawatan diri, perawatan terhadap orang-orang di sekitar kita, dan penghormatan terhadap alam. Ini adalah suatu siklus di mana tindakan positif kita dapat menciptakan gelombang kebaikan yang menginspirasi orang lain untuk terlibat, membangun solidaritas, serta menumbuhkan rasa kepedulian dalam masyarakat.
Dalam merawat diri kita dan lingkungan, kita pada dasarnya mendalami panggilan kita sebagai bagian dari tubuh Kristus, memelihara hubungan yang harmonis dengan Tuhan dan sesama, serta meninggalkan warisan yang penuh kasih bagi generasi mendatang. Mari kita jadikan kebersihan sebagai salah satu jembatan untuk mewujudkan cinta ini, mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi semua ciptaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H