Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama. Editor, penulis dan pengelola Penerbit Bajawa Press. Melayani konsultasi penulisan buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persembahan di Tengah Kekurangan, Belajar dari Janda di Sarfat

10 November 2024   10:56 Diperbarui: 10 November 2024   10:57 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi GemAIBot, dokpri)

Persembahan di Tengah Kekurangan: Belajar dari Janda di Sarfat

Dalam kisah nabi Elia dan janda di Sarfat, kita menemukan pelajaran berharga tentang arti sejati dari persembahan seluruh milik diri. Meskipun janda tersebut berada dalam kondisi kekurangan dan putus asa, dia memilih untuk memberikan yang terbaik dari apa yang dimilikinya, menunjukkan imannya kepada Tuhannya. Kisah ini mengajak kita merenungkan bahwa di tengah-tengah kesulitan, tindakan memberi -baik secara materi maupun dukungan moral- dapat menjadi sumber harapan dan pertolongan bagi sesama, terutama dalam menghadapi tantangan seperti bencana. Mari kita belajar untuk berbagi dengan berani, percaya bahwa persembahan kecil kita dapat membawa dampak yang besar di dalam hidup orang lain.

Bacaan pertama hari Minggu Biasa XXXII, Minggu 10 November 2024 tentang nabi Elia dan janda Sarfat dapat secara rinci dibaca dalam 1 Raja-raja 17:10-16

17:10 Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." 17:11 Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." 17:12 Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." 17:13 Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. 17:14 Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan m ke atas muka bumi." 17:15 Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. 17:16 Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Ada tiga point yang bisa kita dalami dari bacaan di atas (termasuk konteks bencana di beberapa wilayah, khususnya letusan gunung Lewotobi) ditambah sebuah pesan tentang kepahlawanan yang cocok di hari Pahlawan 10 November ini.

Pertama, Tindakan Persembahan di Tengah Kekurangan

Dalam situasi yang penuh kesulitan, janda itu menghadapi kenyataan pahit bahwa dia dan anaknya akan mati karena tidak ada makanan. Meskipun dalam posisi yang sangat terbatas, janda tetap diberi kesempatan untuk memberikan yang terbaik dari apa yang dimilikinya -- sekeping roti yang digabungkan dengan segenggam tepung dan sedikit minyak. Tindakan ini menggambarkan bagaimana kita sering kali dipanggil untuk memberikan apa yang kita miliki, walaupun tampaknya tidak cukup, sebagai bentuk penyerahan diri dan iman kepada Tuhan.

Situasi yang dihadapi janda di Sarfat mencerminkan realitas banyak orang di sekitar kita, terutama saat bencana atau kesulitan melanda. Dalam kondisi yang tampaknya tanpa harapan, ia memilih untuk bertindak dengan iman daripada menyerah pada keputusasaan. Tindakannya yang tulus, memberikan sekeping roti meski dalam keterbatasan, adalah bukti bahwa even the smallest act of kindness can make a monumental impact.

Dalam kehidupan kita, terkadang kita merasa bahwa kontribusi yang kita berikan tidak cukup untuk mengatasi kebutuhan yang ada, tetapi kisah janda ini mengingatkan kita bahwa setiap pemberian, sekecil apapun, dapat menjadi sumber berkat dan harapan bagi orang lain. Saat kita menyerahkan apa yang kita miliki kepada Tuhan, kita membuka jalan bagi-Nya untuk melakukan mujizat dalam hidup kita dan orang-orang di sekitar kita.

Kedua, Janji Tuhan dalam Tindakan Persembahan

Elia menjanjikan bahwa tepung dan minyak tidak akan habis sampai hujan turun kembali. Ini adalah pengingat yang kuat bahwa ketika kita mempersembahkan apa yang kita miliki kepada Tuhan, dengan iman dan ketulusan, kita dapat melihat karya Tuhan yang ajaib.

Dalam konteks pembelajaran tentang persembahan seluruh milik diri, kita diingatkan untuk percaya bahwa Tuhan dapat mengalirkan berkat, bahkan dari apa yang tampak sedikit atau tidak ada, bila kita memutuskan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya.

Janji nabi Elia mengenai tidak habisnya tepung dan minyak menjadi pelajaran penting terkait kepercayaan kita kepada Tuhan dan janji-janji-Nya. Ketika kita menyerahkan diri dan sumber daya kita, kita bukan hanya memberikan materi, tetapi juga mengaktifkan iman kita yang mengizinkan Tuhan untuk bekerja dengan cara-cara yang seringkali di luar pemahaman kita.

Dalam hidup ini, banyak dari kita mungkin merasa bahwa apa yang kita miliki, baik itu waktu, tenaga, atau harta benda, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan orang lain atau bahkan kebutuhan diri kita sendiri. Namun, melalui contoh janda di Sarfat, kita diajak untuk memahami bahwa ketika kita dengan tulus menyerahkan apa yang kita miliki kepada-Nya, kita berpartisipasi dalam rencana Tuhan yang lebih besar.

Hal ini menegaskan bahwa Tuhan selalu dapat dan akan menyediakan berkat-berkat-Nya, bahkan di tengah-tengah keterbatasan kita, asalkan kita berani melangkah dengan iman dan ketulusan hati.

Ketiga, Memperluas Tindakan Kita untuk Menolong Sesama

Tindakan janda ini relevan dalam konteks menolong korban bencana. Ketika kita melihat orang-orang di sekitar kita yang sedang mengalami kesulitan, pertanyaan yang perlu kita tanyakan adalah: "Apakah yang bisa saya berikan?" Bahkan dalam keterbatasan kita, ada cara untuk berbagi, baik melalui sumber daya, waktu, atau dukungan moral.

Seperti janda yang mendengarkan panggilan Tuhan melalui Elia, kita juga dipanggil untuk mendengarkan panggilan itu dalam membuat perbedaan bagi orang lain, berani memberikan sisa-sisa yang kita miliki demi menolong sesama. Ketika kita melakukan hal ini, kita mengulangi siklus berkat yang Tuhan janjikan, di mana ketika kita memberi, kita akan menerima.

Pentingnya tindakan janda ini tidak hanya berhenti pada momen bantuan sesaat, tetapi juga menciptakan suatu kultur saling peduli yang berkelanjutan dalam komunitas kita. Dengan memberikan apa yang kita miliki, meskipun sedikit, kita membantu membangun solidaritas di tengah kesulitan. Saat kita menjadi tangan dan kaki Tuhan di dunia ini, kita menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama, menciptakan gelombang kebaikan yang dapat mengangkat semangat mereka yang terpuruk.

Dalam proses ini, kita tidak hanya menolong sesama, tetapi juga membuka diri untuk mengalami pertumbuhan spiritual, di mana iman kita dilatih dan diperkuat. Ketika kita melihat bahwa tindakan kecil kita dapat membawa perubahan yang signifikan, kita menjadi saksi nyata akan kekuatan kasih Tuhan yang ada di dalam diri kita, yang mendorong kita untuk terus bersikap dermawan dan peka terhadap kebutuhan orang lain, serta mengingatkan kita bahwa berkat sejati sering kali muncul dari tindakan memberi dengan tulus dari hati.

Kepahlawanan dalam Perspektif Nabi Elia dan Janda di Sarfat

Dalam memperingati Hari Pahlawan, kita diajak untuk merenungkan makna sejati dari keberanian dan pengorbanan. Kisah nabi Elia dan janda di Sarfat memberikan kita pemahaman mendalam tentang nilai-nilai tersebut. Janda yang berada dalam keadaan kekurangan dan putus asa memilih untuk mempersembahkan yang terbaik dari apa yang dia miliki: sedikit tepung dan minyak, simbol dari harapan dan iman.

Dalam konteks ini, pahlawan bukan hanya diartikan sebagai sosok yang melakukan tindakan heroik atau berjuang di medan perang, melainkan juga sebagai individu yang menunjukkan keberanian dalam bertindak untuk kebaikan sesama, meskipun dalam keadaan yang sulit. Nabi Elia, dengan bimbingan Tuhan, mengingatkan kita bahwa keberanian untuk menghadapi tantangan serta mengandalkan iman adalah bentuk kepahlawanan yang sejati. Janda tersebut, meski lemah dan tidak berdaya, menunjukkan keberanian dengan memberikan yang terbaik untuk membantu nabi Elia, menggambarkan bagaimana tindakan sederhana penuh kasih dan iman dapat mengubah hidup seseorang.

Di Hari Pahlawan ini, kita diajak untuk menghidupi semangat persembahan dan pengorbanan, seperti yang dilakukan oleh nabi Elia dan janda di Sarfat. Kita dapat menjadi pahlawan di lingkungan kita dengan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, berbagi apa yang kita miliki, serta memperjuangkan kebaikan dan keadilan di sekitar kita. Pahlawan sejati adalah mereka yang tak hanya berjuang untuk diri sendiri, tetapi juga berani mengulurkan tangan bagi orang lain, meskipun dalam keterbatasan.

Selamat hari Minggu untuk semuanya

Salam dari Kaki Merapi, 10 November 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun