Menguak Peran Esensial Self-Leadership bagi GuruÂ
(Membangun Pondasi Kuat dalam Pendidikan)
Â
Sebuah Pengantar
Dalam rangka peringat Hari Guru Nasional 2024, SMK Kesehatan Binatama mengundang para guru dan karya SMK Kesehatan Binatama dan SMK Dirgantara Putra Bangsa untuk mengikuti pelatihan leadership. Pelatihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan diri dan memberikan wawasan mendalam mengenai pentingnya self-leadership dalam dunia pendidikan. Pelatihan dengan tema, "The Essential Role of Self-Leadership: Mendorong Kualitas Kepemimpinan Diri yang Berkemajuan ini melibatkan Leadership Mentor Nasional, M. Riza Perdana Kusuma.
[M. Riza Perdana Kusuma adalah seorang profesional berpengalaman dalam bidang customer centricity dengan karier yang mencakup lebih dari 25 tahun di beberapa industri, terutama dalam penerbangan, pengelolaan bandara, dan properti pelabuhan. Dia pernah menjabat sebagai General Manager di berbagai negara, termasuk Jepang, Hong Kong, Taiwan, Makau, dan Tiongkok, dan berperan penting dalam sejumlah proyek, seperti Garuda Indonesia Up Lifting Project dan Garuda Indonesia First Class Ground Service, yang menonjolkan keunggulan layanan pelanggan.
Riza aktif berbagi ilmu melalui seminar, kelas, dan program mentoring, berfokus pada manajemen layanan, kepemimpinan, dan pemasaran. Salah satu programnya, Ruang Venus, menyediakan kelas gratis di berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Selain itu, ia memiliki program mentoring bernama Freedom Leadership, yang bertujuan membantu para profesional muda dalam mengembangkan keterampilan kepemimpinan secara langsung melalui bimbingan intensif]
Berikut ini hasil pemahaman saya atas pelatihannya yang dilaksanakan pada hari Jumat, 8 November 2024 pukul 13.30-16.00 WIB di Aula SMK Kesehatan Binatama Sleman, Jalan Monjali. Pelatihan yang diikuti 37 orang guru dan karya SMK Kesehatan Binatama dan 6 guru dari SMK Dirgantara Putra Bangsa ini lebih banyak diwarnai oleh tawa (untuk memecah personal blok peserta agar makin enjoy dengan pelatihan). Namun di balik canda dan tawa ria ada nilai-nilai coba saya simpulkan seperti berikut ini.
Memahami Self-Leadership
Self-leadership adalah kemampuan individu untuk mengelola diri sendiri dengan baik, termasuk dalam hal berpikir, bertindak, dan merespons situasi. Dalam konteks pendidikan, peran self-leadership bagi seorang guru menjadi sangat krusial. Kita bisa membayangkan situasi di mana seorang pendidik tidak hanya berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi, tetapi juga menginspirasi siswa melalui contoh nyata kemampuan memimpin diri. Hal ini mencakup tidak hanya disiplin dalam waktu dan tugas, tetapi juga kepemimpinan emosional, kreativitas dalam pengajaran, dan keberanian untuk berinovasi.
Self-leadership juga berarti memiliki visi yang jelas dan tujuan yang terdefinisi dengan baik dalam praktik pendidikan. Seorang guru yang menguasai self-leadership mampu merencanakan dan menentukan langkah-langkah strategis dalam pengajaran, yang tidak hanya fokus pada kurikulum tetapi juga pada pengembangan karakter siswa. Dengan menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, guru dapat menilai kemajuan dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Sebagai contoh, jika seorang siswa menunjukkan kesulitan dalam memahami suatu materi, guru yang berorientasi pada self-leadership tidak hanya akan mencari cara untuk memfasilitasi pemahaman tersebut, tetapi juga belajar dari pengalaman tersebut untuk memperbaiki metode pengajarannya di masa depan.
Selain itu, self-leadership juga mendorong guru untuk terus belajar dan berkembang. Dalam profesi yang selalu berubah dan berkembang, sangat penting bagi seorang pendidik untuk tetap update dengan praktik terbaik, metode pengajaran terbaru, dan teknologi yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. Guru yang menerapkan self-leadership memahami pentingnya pendidikan berkelanjutan dan bersedia untuk mengambil inisiatif dalam belajar dari kolega, menghadiri seminar, atau bahkan melakukan penelitian sendiri. Dengan mengadopsi pola pikir yang proaktif ini, guru tidak hanya meningkatkan keterampilan mereka tetapi juga menanamkan semangat pembelajaran seumur hidup kepada siswa, yang akan berdampak positif pada perkembangan mereka di masa mendatang.
Kemampuan Mengelola Diri Sendiri
Seorang guru yang berpegang pada prinsip self-leadership memiliki kemampuan untuk mengelola waktu dan sumber daya dengan lebih efisien. Mereka dapat menciptakan rencana pelajaran yang tidak hanya terstruktur, tetapi juga fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Lebih dari itu, self-leadership membawa kesadaran diri yang mendalam---seorang guru harus memahami kekuatan dan kelemahannya, serta bagaimana hal tersebut memengaruhi proses belajar-mengajar.
Selain itu, guru yang menerapkan prinsip self-leadership juga memiliki kemampuan untuk memotivasi diri dan menjaga semangat positif dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Dalam dunia pendidikan, tantangan seringkali muncul, baik itu dari siswa yang beragam, tuntutan administrasi, maupun kurikulum yang selalu berkembang. Dengan kemampuan self-leadership yang baik, guru akan lebih mampu tetap fokus pada tujuan pengajaran mereka meskipun dihadapkan pada rintangan. Mereka dapat menggunakan strategi seperti menetapkan tujuan harian, melakukan refleksi diri, dan merayakan pencapaian kecil sebagai cara untuk menjaga motivasi dan momentum positif tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga untuk siswa-siswa mereka.
Kemampuan adaptasi yang dimiliki oleh guru yang berpegang pada self-leadership juga sangat berharga dalam pembelajaran berbasis teknologi. Di era digital saat ini, guru diharuskan untuk memanfaatkan berbagai alat dan platform teknologi dalam pengajaran mereka. Self-leadership membantu guru untuk merespons perkembangan ini dengan cara yang konstruktif. Mereka bukan hanya mengikuti tren, tetapi juga aktif mencari cara baru untuk memanfaatkan teknologi yang ada guna memperkaya pengalaman belajar siswa. Dengan pendekatan ini, guru tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai mentor yang mendorong eksplorasi dan kolaborasi di antara siswa, sehingga menciptakan ruang belajar yang dinamis dan inovatif.
Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif
Self-leadership juga memungkinkan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menarik. Banyak penelitian menunjukkan bahwa suasana kelas yang positif berfungsi meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa. Dengan menunjukkan sikap optimis dan resilience dalam menghadapi tantangan, seorang guru akan menularkan semangat yang sama kepada siswa. Dengan kata lain, guru yang memimpin dirinya sendiri dengan baik akan mampu menjadi teladan yang mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dan mengambil inisiatif.
Dalam konteks kurikulum Merdeka Belajar, self-leadership guru sangat berkaitan dengan pendekatan yang lebih fleksibel dan otonom dalam mengajar. Kurikulum ini menekankan pada pemelajaran yang berpusat pada siswa, di mana guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung eksplorasi dan kreativitas siswa. Dengan kemampuan self-leadership, guru tidak hanya mampu merancang pengalaman belajar yang relevan dan menarik, tetapi juga mampu menyesuaikan pendekatan pengajaran mereka berdasarkan kebutuhan dan minat siswa. Guru yang sadar akan kekuatan dan kelemahan dalam diri mereka dapat lebih mudah beradaptasi dengan berbagai cara belajar siswa, menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai dan didorong untuk berkontribusi.
Lebih jauh lagi, dengan menerapkan prinsip self-leadership, guru dapat menciptakan kolaborasi yang efektif antara semua pemangku kepentingan dalam proses belajar mengajar. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua sangat penting untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung perkembangan holistik. Guru yang memiliki kemampuan untuk memimpin diri dengan baik dapat merancang kegiatan yang melibatkan orang tua dan komunitas dalam pendidikan, memperkuat koneksi di luar kelas. Ini tidak hanya meningkatkan dukungan untuk siswa, tetapi juga menciptakan rasa disiplin dan tanggung jawab bersama dalam belajar. Sebagai hasilnya, lingkungan belajar yang positif dan inklusif akan terwujud, yang sangat esensial dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang erat kaitannya dengan prinsip Merdeka Belajar.
Mengembangkan Hubungan yang Sehat
Hubungan yang baik antara guru dan siswa sangat berkontribusi pada keberhasilan pendidikan. Melalui self-leadership, guru dapat membangun komunikasi yang terbuka dan empati terhadap perasaan siswa. Siswa yang merasa diakui dan dihargai cenderung lebih terbuka untuk belajar, mengajukan pertanyaan, dan bahkan berbagi tantangan yang mereka hadapi. Dengan kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat, guru menjadi fasilitator yang efektif dalam proses pembelajaran.
Hubungan yang baik antara guru dan siswa tidak hanya berkontribusi pada keberhasilan akademis, tetapi juga pada perkembangan sosial dan emosional siswa. Guru yang menerapkan self-leadership cenderung lebih peka terhadap dinamika kelas dan individu siswa. Mereka mampu mengenali sinyal-sinyal ketidaknyamanan atau kebingungan yang mungkin dirasakan siswa, sehingga dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memberikan dukungan tambahan. Dengan pendekatan yang inklusif, siswa merasa lebih aman untuk mengekspresikan diri, yang pada gilirannya meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi mereka untuk ikut serta dalam aktivitas belajar.
Lebih jauh lagi, hubungan yang baik ini berpotensi menciptakan komunitas belajar yang kohesif di dalam kelas. Ketika guru mampu menumbuhkan rasa saling percaya dan penghargaan, siswa akan lebih terdorong untuk bekerja sama, berbagi ide, dan saling mendukung satu sama lain. Dalam konteks ini, guru berperan sebagai penghubung yang membantu mengarahkan dinamika kelompok yang positif. Dengan mendorong kolaborasi antar siswa, guru tidak hanya menciptakan atmosfer belajar yang dinamis, tetapi juga mengajarkan keterampilan komunikasi dan kerja sama yang sangat penting dalam kehidupan mereka ke depan. Hubungan yang kuat ini, ditunjang oleh prinsip self-leadership, menjadi fondasi yang kokoh untuk membentuk karakter siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kompeten secara sosial dan emosional.
Adaptasi dan Inovasi
Di era digital dan perubahan rapid seperti sekarang, self-leadership mengharuskan guru untuk menjadi adaptif dan inovatif. Mereka perlu selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan, tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga dalam metode pengajaran. Guru yang memimpin dirinya sendiri dengan baik akan senantiasa mencari cara baru untuk membangkitkan minat belajar siswa, menggunakan teknologi, dan menerapkan pendekatan pengajaran yang beragam. Ini tidak hanya mempertajam kemampuan profesional, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa.
Di era informasi yang terus berkembang, penting bagi guru untuk tidak hanya memiliki wawasan teoritis tetapi juga keterampilan praktis yang relevan. Self-leadership memotivasi guru untuk aktif terlibat dalam pelatihan profesional, seminar, dan komunitas belajar yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Dengan demikian, guru tidak hanya mengikuti tren terkini, tetapi juga dapat menerapkan strategi terbaru dalam pembelajaran berbasis teknologi yang semakin diminati oleh siswa. Ketika guru menggunakan alat dan sumber daya digital dengan efektif, hal ini menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menarik, yang dapat meningkatkan keterlibatan serta hasil belajar siswa.
Lebih jauh, dengan menjadi adaptif dan inovatif, guru juga berperan sebagai role model dalam mengembangkan pola pikir yang positif dan kreatif pada siswa. Menghadapi tantangan dalam pembelajaran dengan sikap terbuka akan menginspirasi siswa untuk menjadi lebih fleksibel dan siap dalam menghadapi ketidakpastian. Guru yang menunjukkan kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan akan instinktif mengajarkan siswa pentingnya resiliensi dan kemampuan problem-solving. Ini sejalan dengan kebutuhan abad ke-21, yang mengharuskan siswa untuk memiliki keterampilan berpikir kritis dan kreativitas dalam menghadapi dunia kerja yang kompetitif. Dengan demikian, hubungan simbiotik antara self-leadership guru dan pengalaman belajar siswa menciptakan ekosistem pendidikan yang dinamis dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Akhirnya, kita harus mengakui bahwa
Dalam dunia pendidikan yang semakin kompleks, self-leadership bagi seorang guru bukanlah sekadar manfaat tambahan, melainkan sebuah kebutuhan yang esensial. Kemampuan untuk mengelola diri sendiri, membangun hubungan yang kuat, menciptakan lingkungan belajar yang positif, serta beradaptasi dengan perubahan adalah fondasi bagi suksesnya proses pendidikan.
Dengan demikian, saatnya para pendidik untuk menyadari bahwa kepemimpinan yang sejati tidak hanya datang dari posisi atau jabatan, tetapi dari kekuatan untuk memimpin diri sendiri. Apakah Anda siap untuk mengembangkan kepemimpinan diri Anda dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang?
Sebagai stakeholder dalam dunia pendidikan, baik itu pemerintah, institusi pendidikan, maupun masyarakat, kita harus secara kolektif mendukung pengembangan self-leadership para guru, karena mereka adalah pilar utama dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas.
Penghargaan yang layak dan sistem dukungan yang memadai harus diberikan kepada guru, tidak hanya dalam bentuk gaji yang adil, tetapi juga akses kepada pelatihan dan sumber daya yang relevan. Ketika kita menyadari bahwa keberhasilan pendidikan tergantung pada kemampuan guru untuk memimpin diri mereka sendiri, kita akan mampu menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan pertumbuhan.
Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menghargai peran guru dan menjadikan investasi dalam pendidikan sebagai prioritas, demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh bangsa. Dengan demikian, kita tidak hanya memberdayakan guru, tetapi juga memberikan harapan dan peluang yang lebih luas bagi anak-anak kita untuk tumbuh dan berkembang dalam dunia yang terus berubah ini.
Terima kasih Pak Riza atas ilmunya, mohon maaf jika simpulan dan pemahaman saya ini mungkin jauh dari apa yang Bapak sampaikan. Terima kasih atas semangatnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI