Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Dari KFC ke Pailit Sritex: Gelombang Kelaparan di Dunia Usaha yang Semakin Mengancam

9 November 2024   08:29 Diperbarui: 10 November 2024   21:38 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gerai restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken (KFC) di Penang, Malaysia. (SHUTTERSTOCK/ANGIEYEOH via KOMPAS.com)

Dari KFC ke Pailit Sritex: Gelombang Kelaparan di Dunia Usaha yang Semakin Mengancam

Di tengah gemuruh suara mesin produksi dan riuhnya aktivitas restoran, tersembunyi fakta pahit: ribuan karyawan KFC kini harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan pekerjaan dalam situasi yang semakin memburuk. Kerugian Rp 557 miliar yang dialami PT Fast Food Indonesia bukan hanya isyarat buruk bagi perusahaan, tetapi juga lonceng peringatan untuk ekonomi nasional kita. Apakah kita akan membiarkan gelombang "kelaparan" ini merusak masa depan para pekerja dan menenggelamkan lebih banyak perusahaan seperti Sritex yang baru saja pailit? Kini saatnya kita bangkit, bersatu untuk menciptakan solusi demi menyelamatkan banyak orang dari jurang ketidakpastian.

Kehilangan Besar di Balik Angka

Angka kerugian KFC yang mencapai Rp 557 miliar dan penutupan 47 gerai mengungkap realitas mengerikan: bukan hanya bisnis yang terancam, melainkan hidup dan masa depan ribuan karyawan terjepit di antara ketidakpastian.

Dengan 2.274 karyawan kehilangan pekerjaan, dampak langsung ini menyentuh inti keluarga mereka yang mencukupi kebutuhan sehari-hari. Kita perlu merenungkan, berapa banyak dampak sosial yang menyertai setiap angka yang dilaporkan?

Dampak sosial dari kehilangan pekerjaan ini sangat luas dan merusak.

Pertama, hilangnya pendapatan dari ribuan karyawan akan langsung berimplikasi pada daya beli masyarakat.

Keluarga-keluarga yang sebelumnya dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan kini terpaksa berjuang untuk bertahan hidup. Ini dapat menyebabkan peningkatan angka kemiskinan di komunitas sekitar, serta memperburuk kesenjangan sosial yang sudah ada.

Selain itu, masalah psikologis juga muncul sebagai dampak yang sering kali diabaikan. Karyawan yang kehilangan pekerjaan tidak hanya merasakan tekanan finansial, tetapi juga mengalami stres, kecemasan, dan bahkan depresi.

Ketidakstabilan emosional ini tidak hanya mempengaruhi individu, tetapi juga dapat merusak dinamika keluarga dan hubungan sosial di dalam masyarakat. 

Tanpa dukungan yang memadai, situasi ini berpotensi menimbulkan gelombang ketidakpuasan dan unjuk rasa, yang dapat berimplikasi pada stabilitas sosial dan keamanan di wilayah terdampak. 

Oleh karena itu, memahami dampak dari kerugian ini tidak hanya perlu secara ekonomis, tetapi juga dari perspektif sosial dan psikologis untuk menemukan solusi yang komprehensif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun