Mengenal Likuifaksi: Fenomena, Gejala, dan Langkah-langkah Pencegahan
[Pertama-tama sebelum menyelesaikan tulisan ini yang sudah saya mulai dari Minggu siang kemarin (tidak rampung-rampung karena diselang-seling dengan acara lain) mari kita lambungkan doa dan kepedulian kita untuk para korban letusan gunung Lewotobi di Flores Timur NTT. Di berbagai WAG orang aktif menggalang kepedulian dengan membuka donasi untuk para korban. Semoga mereka mendapatkan perhatian yang layak dari berbagai pihak. Bagi korban yang meninggal, beristirahatlah dalam damai abadi di surga]
Sabtu 2 November 2024 di sebuah WAG beredar sebuah video singkat tentang Likuifaksi di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Mengerikan juga ya. Apa itu itu Likuifaksi?
Likuifaksi adalah fenomena alam yang terjadi ketika tanah kehilangan kekuatan dan kekakuannya, menyebabkan tanah berperilaku seperti cairan, air yang mengalir dengan perlahan.
Proses ini umumnya dipicu oleh getaran atau kejutan kuat, terutama gempa bumi. Pada saat terjadi likuifaksi, tekanan air dalam pori-pori tanah meningkat drastis, sehingga partikel-partikel tanah terlepas satu sama lain.
Akibatnya, tanah tidak lagi mampu menahan beban di atasnya, membuat bangunan, jalan, atau infrastruktur lain menjadi rentan mengalami kerusakan atau bahkan amblas lalu "mengisap" apa saja di atasnya. Di video itu "alat berat" ikut terhisap. Apakah ada drivernya tidak dijelaskan. Tetapi peristiwa itu tampak menakutkan.
Tanah yang rentan terhadap likuifaksi umumnya berjenis pasir atau lempung jenuh air, seperti yang ditemukan di daerah pesisir, dataran rendah, atau kawasan sungai.
Likuifaksi adalah ancaman serius bagi keselamatan lingkungan, terutama bagi daerah yang sering dilanda gempa bumi atau yang berada di wilayah geologi rawan.
Gejala-Gejala Likuifaksi
Likuifaksi dapat dikenali melalui beberapa gejala yang umumnya terlihat pada saat atau setelah terjadi gempa. Salah satu gejalanya adalah permukaan tanah yang terlihat mencair atau bergelombang seperti lumpur basah. Di area yang mengalami likuifaksi, sering ditemukan retakan-retakan pada tanah, baik dalam pola horizontal maupun vertikal.
Selain itu, tanah yang terkena likuifaksi seringkali mengeluarkan air atau pasir ke permukaan, terlihat seperti semburan atau pancaran lumpur. Bangunan yang berdiri di atas tanah tersebut dapat miring, tenggelam sebagian, atau bahkan roboh, karena kehilangan dukungan dari fondasi yang biasanya kokoh.