Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Relevansi Mendoakan Arwah Orang Beriman

2 November 2024   08:05 Diperbarui: 2 November 2024   19:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(RIP, kedua orang tua penulis: dokpri) 

Mereka yang sudah meninggal tidak bisa menolong dirinya sendiri. Maka mereka membutuhkan sanak keluarganya yang masih hidup mendoakan mereka hingga mereka beralih dari Gereja Penantian (Api Penyucian) menuju Gereja Abadi atau surga bersama para kudus dan Allah sendiri.

Secara sosial, praktik ini juga memberikan ruang bagi keluarga yang berduka untuk melewati proses berduka dengan cara yang bermakna. Doa bagi arwah menolong mereka untuk merasakan kehadiran simbolis dari anggota keluarga yang telah meninggal, memberikan kedamaian dan pemahaman bahwa mereka tetap terhubung dalam doa dan iman.

Kesimpulan

Mendoakan arwah anggota keluarga yang telah meninggal memiliki relevansi yang kuat dalam ajaran Gereja Katolik, serta dalam perspektif sosiologi dan antropologi. Dari sisi teologis, praktik ini adalah wujud kasih dan solidaritas dengan sesama umat beriman, membantu jiwa-jiwa yang belum sepenuhnya bersatu dengan Tuhan. Dari sisi sosiologis, doa bagi arwah memperkuat solidaritas dan nilai-nilai komunitas, sedangkan dalam perspektif antropologi, praktik ini membantu masyarakat menghormati leluhur dan memahami keterkaitan yang abadi antara kehidupan dan kematian. Praktik ini, yang kaya akan makna, menunjukkan bagaimana agama, budaya, dan sosialitas menyatu untuk memberi penghiburan, harapan, dan nilai dalam kehidupan umat Katolik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun