Saat malam mulai menyelimuti teras, ketiga sahabat itu saling berbisik sejenak, lalu beranjak dari tempat duduk mereka. Di depan peti jenazah, mereka berdiri, mengucapkan doa terakhir, dan mengukuhkan janji untuk menjaga api semangat sang sahabat.Â
Bukan hanya dalam literasi, tetapi dalam hidup yang terus mereka jalani, membawa semangat sahabat yang takkan pernah mereka lupakan.
Teras kenangan itu akan selalu mereka kunjungi, bahkan hanya dalam ingatan, sebagai tempat di mana mereka bisa merasa dekat dengan sahabat yang kini telah tiada. Raga tak bersama lagi, tapi rohlah yang akan menemani mereka kala guratan kemanusiaan mengalir lancar dari jemari mereka menjadi sebuah kisah indah berupa cerpen atau artikel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H