Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pertolongan Bunda Maria yang Diteguhkan oleh Kedatangan Paus Fransiskus

30 Oktober 2024   22:36 Diperbarui: 30 Oktober 2024   22:37 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, Amoris Laetitia (Sukacita Cinta) juga membawa refleksi mendalam bagiku tentang peran keluarga dalam menumbuhkan iman. Bunda Maria, sebagai ibu Yesus, juga merupakan ibu bagi kita semua. Ketika saya melihat ketekunan doa dari almarhum mama saya, saya sadar bahwa mama telah memberikan teladan serupa dengan Bunda Maria---seorang ibu yang setia berdoa dan mempercayakan segala sesuatu kepada Tuhan. Kehidupan doa ibuku yang begitu dalam mengingatkan saya pada apa yang Paus Fransiskus sering katakan tentang pentingnya keluarga dalam membangun dasar iman dan kasih. Doa-doa yang dilantunkan mama tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kami anak-anaknya meski kami sudah memiliki keluarga sendiri, dan melalui doa itulah saya merasakan perlindungan Bunda Maria dalam setiap langkah hidupku.

Melalui ajaran-ajaran dan ensiklik Paus Fransiskus, saya semakin memahami bahwa pengalaman kedekatan dengan Bunda Maria bukanlah sesuatu yang jauh atau hanya terjadi pada momen-momen besar. Melalui refleksi Sri Paus, saya melihat bagaimana setiap pengalaman kecil dalam hidup, setiap momen keselamatan, setiap kebaikan yang tak terduga, adalah bukti nyata kehadiran Bunda Maria dan kasih Tuhan yang selalu menyertai. Bunda Maria adalah wujud nyata dari cinta yang melindungi dan menuntun, seperti yang ditegaskan oleh Paus Fransiskus dalam berbagai kesempatan. Kehadiran Paus Fransiskus dengan ajaran-ajaran yang penuh kelembutan dan kasih sayang semakin meneguhkan keyakinan saya dan mungkin Anda bahwa Bunda Maria selalu berada di samping kita, mendampingi kita dengan kasih seorang ibu yang tak pernah lelah menolong anak-anaknya.

 

Taat Total pada Kehendak Allah

Bunda Maria juga telah mewariskan sebuah teladan iman yang luar biasa besar, yang telah menginspirasi saya dan pembaca sekalian. Teladan penyerahan diri Bunda Maria pada kehendak Tuhan merupakan cerminan iman yang penuh kepercayaan dan kepasrahan total. Ketika malaikat Gabriel membawa kabar bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Putra Allah, Maria tidak mempertanyakan keputusan Tuhan dengan ketakutan atau keraguan yang berlebihan, meskipun ia tahu tantangan besar yang akan ia hadapi. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian, Maria hanya menjawab, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu"  (Luk 1:38). Jawaban ini menunjukkan kerelaan Maria untuk menundukkan diri sepenuhnya pada rencana Tuhan, tanpa perlu memahami semua detilnya terlebih dahulu. Penyerahan dirinya yang total dan tulus ini menjadi teladan yang luar biasa bagi kita dalam menanggapi panggilan Tuhan, apapun bentuknya.

Teladan penyerahan Maria bukan hanya satu tindakan, melainkan menjadi cara hidup yang terus menerus ia jalani. Di sepanjang kehidupan Yesus, Maria selalu setia mendampingi, bahkan di saat yang paling sulit, seperti ketika Yesus disalibkan di Golgota. Kesetiaan Maria dalam menerima kehendak Tuhan, meskipun berarti harus menyaksikan putranya menderita dan wafat, menunjukkan betapa dalamnya penyerahan itu. Ia tidak menuntut penjelasan, tidak protes atas penderitaan yang harus dialaminya, tetapi dengan setia mengikuti jalan yang Tuhan tetapkan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada situasi yang sulit dipahami dan penuh tantangan, namun melalui teladan Maria, kita diajak untuk tetap berserah, percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar.

Inspirasi dari penyerahan diri Bunda Maria ini hendaknya juga menjadi cara beriman saya dalam menjalani kehidupan. Sama seperti Maria yang dengan rendah hati berkata "ya" pada kehendak Tuhan, saya ingin meneladaninya dengan belajar untuk lebih ikhlas dalam menghadapi setiap situasi, terutama di saat-saat sulit. Tidak selalu mudah untuk menerima dan berserah pada rencana Tuhan, terutama ketika hasilnya tidak sesuai harapan, namun melalui contoh hidup Bunda Maria, saya diingatkan bahwa penyerahan diri tidak berarti lemah, melainkan adalah tindakan iman yang paling kuat. Berserah pada kehendak Tuhan berarti mempercayai-Nya sepenuhnya, bahwa di balik setiap tantangan, Tuhan memiliki rencana indah yang akan terwujud pada waktunya. Dengan meneladani sikap Maria, saya berusaha untuk lebih percaya dan tenang dalam setiap pergumulan, meyakini bahwa seperti Maria, saya juga dilindungi oleh tangan Tuhan yang penuh kasih.

 

Penyerahan Keluarga pada Bunda Maria

Keluarga kecilku juga belajar berserah pada campur tangan Bunda Maria, terutama ketika anak kedua kami mengalami kecelakaan dan tangannya retak akibat terjatuh. Dokter memvonis bahwa anak kami harus menjalani operasi. Kami begitu panik dan merasa tidak siap menghadapi kenyataan ini, apalagi keesokan harinya saya sudah dijadwalkan untuk berangkat ke Keuskupan Atambua guna memberi pelatihan menulis. Pikiran kami penuh dengan kekhawatiran - bagaimana mungkin saya bisa meninggalkan anak yang sedang menghadapi operasi, meskipun tiket sudah di tangan?

Dalam kepanikan tersebut, kami memutuskan untuk pasrah dan menyerahkan semuanya kepada Bunda Maria. Kami meminta pertolongan dengan sepenuh hati, berdoa (di pojok ruang anak) agar kehendak Tuhan yang terjadi melalui perantaraan Bunda. "Tolong kami, Bunda, kami tidak siap menghadapi ini," begitu doa yang terus terucap sembari untaian doa Salam Maria tak pernah henti kami lantunkan. Perasaan takut bercampur dengan harapan bahwa Tuhan akan membantu kami melalui situasi sulit ini, dan kami percaya bahwa Bunda Maria pasti mendengarkan doa kami.

Setelah berdoa, kami meminta waktu 15 menit sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan, dan dalam waktu yang singkat, keajaiban pun terjadi. Dokter tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa operasi tidak diperlukan, cukup dengan gips saja. Hati kami lega dan penuh syukur. Kami percaya bahwa Tuhan telah mendengarkan doa-doa kami melalui Bunda Maria, dan dalam momen itu, kami merasakan bagaimana kepercayaan dan penyerahan diri kepada-Nya membawa kedamaian yang luar biasa. Puji Tuhan, campur tangan Bunda Maria menyelamatkan kami dari ketakutan dan memberikan jalan keluar yang terbaik. (Alfred B. Jogo Ena)

Catatan di atas dalam buku Bunda Maria: Sumber Cinta dan Pertolongan Ilahi yang akan segera diterbitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun