Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Fiksi Tengah Malam): Saatnya Bertindak, Bukan Menunggu

28 Oktober 2024   22:57 Diperbarui: 28 Oktober 2024   23:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Sukardi, komentar-komentar itu justru menjadi pengingat bahwa jalan menuju perubahan tidak akan selalu mulus. Ia menjawab kritik tersebut dengan hasil nyata di lapangan. "Kami tidak berlari tanpa arah," ujarnya dalam sebuah konferensi pers. "Kami berlari untuk mengejar waktu yang telah terbuang, mengejar kesejahteraan yang telah lama diabaikan."

Hari demi hari, langkah organisasi semakin mantap. Setiap anggota timnya mulai memahami bahwa berlari bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga konsistensi. Mereka harus terus berlari, walaupun ada rintangan di depan.

Di sebuah pertemuan internal, Sukardi kembali memberikan pesan kepada timnya, "Kita sedang berada di persimpangan jalan. Jika kita berhasil menjaga momentum ini, maka kita akan meninggalkan warisan yang berharga bagi bangsa ini. Jika tidak, maka kita akan diingat sebagai organisasi yang tambun tapi tak berdaya."

Dengan kerja keras dan semangat yang terus dipompa, hasil mulai tampak semakin nyata. Para penduduk di pelosok negeri mulai merasakan dampak dari perubahan kebijakan yang diinisiasi. Program-program pemberdayaan ekonomi mulai menjangkau masyarakat kecil, fasilitas kesehatan dan pendidikan semakin mudah diakses, dan pelayanan publik menjadi lebih efisien.

Namun, perubahan besar memang tak pernah lepas dari dinamika. Di tengah kesuksesan itu, ada beberapa orang di lingkaran dalam organisasi yang mulai merasa lelah dan kehilangan semangat. "Tidak bisakah kita kembali ke cara yang lama? Saya sudah terlalu tua untuk terus berlari," keluh seorang staf senior.

Sukardi menanggapi dengan bijak, "Bagi mereka yang lelah, beristirahatlah sejenak, tapi jangan berhenti. Bagi bangsa ini, tidak ada pilihan selain terus bergerak maju."

Pesan itu menjadi penutup yang sempurna untuk pertemuan hari itu. Organisasi kini telah mengukuhkan tekadnya untuk tidak sekadar tambun dalam jumlah, tetapi juga tangkas dalam tindakan. Bagi Sukardi dan timnya, berlari bukan lagi tentang menunjukkan siapa yang tercepat, tetapi tentang menunjukkan siapa yang tetap bertahan dan terus bekerja untuk rakyat.

Mereka menyadari bahwa kerja keras yang konsisten akan jauh lebih berarti daripada duduk nyaman menunggu waktu berlalu. Ketika tantangan baru datang, mereka telah siap. Dengan langkah yang mantap, mereka terus berlari untuk membawa bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun