Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Menghadapi "Cuaca" Rumah Tangga, Menjaga Harmoni di Tengah Perubahan

15 Oktober 2024   05:00 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:55 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Keluarga. (Sumber gambar: THINKSTOCKS/lifestyle.kompas.com)

Dalam beberapa situasi, mungkin justru istri yang perlu menjadi sosok yang tahan terhadap "cuaca" perubahan suami. 

Artinya, fleksibilitas dalam peran rumah tangga akan membantu pasangan untuk saling melengkapi, bukan sekadar mengikuti stereotip yang ada. Ini akan memberikan ruang untuk saling belajar dan tumbuh bersama.

Menghadapi "Cuaca" Rumah Tangga dengan Bijak

Menjalani kehidupan rumah tangga memang membutuhkan lebih dari sekadar cinta, yaitu juga pengertian dan kemampuan beradaptasi. Seperti cuaca yang tidak bisa selalu dikendalikan, perubahan emosi dan suasana hati juga tidak dapat diprediksi. 

Namun, dengan saling pengertian, komunikasi yang baik, dan sikap menerima, pasangan suami-istri dapat menghadapi "cuaca" rumah tangga dengan bijak dan penuh kesadaran.

Pada akhirnya, pernikahan bukan hanya tentang menikmati hari-hari cerah bersama, tetapi juga melalui hujan lebat, badai, dan hari mendung dengan keteguhan hati. 

Keduanya harus saling bekerja sama untuk menjadikan rumah tangga sebagai tempat yang nyaman dan aman, tidak peduli bagaimana "cuaca" di luar sana. Saling mendukung dalam menghadapi segala perubahan akan membuat perjalanan hidup bersama menjadi lebih bermakna dan penuh cinta.

Bagi pasangan Katolik yang hendak memasuki kehidupan pernikahan, persiapan yang matang sangatlah penting. Gereja Katolik menekankan pentingnya memahami sakramen pernikahan sebagai panggilan suci yang memerlukan komitmen seumur hidup. 

Selain persiapan spiritual, pasangan juga perlu membekali diri dengan kemampuan menghadapi tantangan nyata dalam kehidupan rumah tangga.

Salah satunya adalah belajar untuk memahami bahwa perubahan dalam suasana hati dan dinamika kehidupan adalah hal yang wajar. 

Melalui pembinaan pra-nikah, calon pengantin diharapkan dapat mengeksplorasi cara-cara mengelola emosi, berkomunikasi secara efektif, dan memperkuat fondasi spiritual sebagai modal untuk menghadapi berbagai "cuaca" dalam perjalanan rumah tangga.

Pasangan Katolik juga dianjurkan untuk menjadikan doa sebagai pusat dalam persiapan dan kehidupan pernikahan mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun