Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manfaat Literasi Pagi bagi Siswa dan Guru

12 Oktober 2024   08:09 Diperbarui: 12 Oktober 2024   08:53 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dinaspdank.wonogirikab.go.id)

Manfaat Literasi Pagi bagi Siswa dan Guru

 

Bayangkan sebuah ruang kelas yang penuh dengan keheningan, bukan karena kebosanan, tetapi karena setiap siswa tenggelam dalam dunia kata-kata. Di pojok kelas, seorang guru dengan senyum tenang ikut terlarut dalam bacaan, memberikan teladan tanpa kata. Lima belas menit pertama di pagi hari itu mungkin terdengar singkat, tetapi sesungguhnya itulah momen penting yang dapat membentuk kebiasaan seumur hidup. 

Literasi pagi bukan sekadar aktivitas rutin; ia adalah gerbang menuju dunia penuh pengetahuan, kreativitas, dan potensi diri. Apa sebenarnya yang bisa dihadirkan oleh lima belas menit literasi pagi bagi siswa dan guru? Lebih dari sekadar mengisi waktu, literasi ini menyimpan kekuatan luar biasa untuk membentuk karakter, kecerdasan, dan masa depan mereka.

Kegiatan literasi di pagi hari, yang berlangsung selama lima belas menit pertama di kelas, memiliki dampak yang signifikan bagi siswa dan guru. Melalui pembiasaan ini, literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga melibatkan peran aktif orang tua dan masyarakat. Artikel ini akan membahas manfaat literasi pagi dari berbagai perspektif, termasuk habitus motorik, psikologi, minat, dan pemetaan bakat.

(dinaspdank.wonogirikab.go.id)
(dinaspdank.wonogirikab.go.id)

Membangun Kebiasaan Membaca

Habitus motorik mencakup kebiasaan yang terbentuk melalui praktik berulang. Menurut Pierre Bourdieu, habitus adalah sistem disposisi yang mengarahkan perilaku individu. Konsep habitus dalam teori Bourdieu merujuk pada kebiasaan, keterampilan, dan disposisi yang tertanam dalam diri seseorang, yang dibentuk oleh lingkungan sosialnya, seperti keluarga, pendidikan, dan kelas sosial.

Habitus ini kemudian memengaruhi cara seseorang berpikir, bertindak, dan merespons situasi tertentu, sehingga mencerminkan latar belakang sosial mereka. Dalam konteks literasi, kebiasaan membaca dan menulis perlu ditanamkan sejak dini. Literasi pagi memberi kesempatan bagi siswa untuk membaca berbagai jenis teks, baik fiksi maupun non-fiksi.

Dr. Adolfo B. A. S. de Oliveira, pakar literasi, menekankan pentingnya konsistensi dalam kegiatan membaca. Ia menyatakan, "Kebiasaan membaca yang dibangun melalui rutinitas pagi dapat menjadi landasan bagi siswa untuk mengembangkan minat yang lebih dalam terhadap literatur." Ia menyoroti pentingnya peran orang tua dalam menciptakan budaya literasi yang kuat, yang dapat berdampak positif pada kebiasaan membaca anak dan perkembangan mereka secara keseluruhan.

Menurut de Olivera membaca di rumah berfungsi sebagai jembatan untuk mengembangkan kebiasaan positif. Anak-anak yang dibaca oleh orang tua mereka secara rutin cenderung memiliki sikap yang lebih positif terhadap membaca dan belajar secara umum. Selain itu, pengalaman berbagi membaca ini dapat meningkatkan ikatan emosional antara anak dan orang tua, yang berkontribusi pada perkembangan sosial dan emosional anak yang lebih baik.

Dengan waktu yang ditetapkan setiap pagi, siswa dapat mengembangkan kebiasaan positif yang akan mempengaruhi sikap mereka terhadap pembelajaran di masa depan.

(cikal.co.id)
(cikal.co.id)

Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Kognitif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun