Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nasi Sudah Menjadi Bubur, Meracik Kebersamaan dan Kearifan Lokal

11 Oktober 2024   16:12 Diperbarui: 11 Oktober 2024   16:35 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(olahan GemAIBot, dokpri)

Dari sisi ekonomi, bubur menjadi pilihan yang cerdas karena bisa disajikan dengan bahan sederhana namun tetap bergizi. Sifatnya yang cair dan lembut juga memudahkan konsumsi oleh berbagai kalangan, dari bayi hingga lansia. Inilah mengapa hampir setiap daerah di Indonesia memiliki jenis buburnya sendiri, karena makanan ini bisa disesuaikan dengan bahan-bahan lokal dan selera masyarakat setempat.

Bubur sebagai Cerminan Kehidupan dan Kebersamaan

Seperti ungkapan "nasi sudah menjadi bubur", yang awalnya mungkin dianggap sebagai kesalahan, dapat diubah menjadi sesuatu yang lezat dan bermakna. Begitu pula dalam kehidupan, meski terkadang ada hal-hal yang tak sesuai rencana, kita masih bisa menemukan cara untuk mengolahnya menjadi lebih baik. Bubur mengajarkan kita tentang kebersamaan, kearifan lokal, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan keadaan.

Dengan semua keanekaragamannya, bubur bukan sekadar makanan, tetapi juga simbol keberagaman budaya Indonesia. Setiap suapan bubur mengandung rasa, cerita, dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Bubur adalah lambang kebersamaan dan identitas budaya yang layak kita rayakan dan hargai. Meski "nasi sudah menjadi bubur," kita selalu bisa menjadikannya hidangan yang lebih kaya makna, baik dari sisi rasa maupun nilai sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun