Mohon tunggu...
Alfred Benediktus
Alfred Benediktus Mohon Tunggu... Editor - Menjangkau Sesama dengan Buku

Seorang perangkai kata yang berusaha terus memberi dan menjangkau sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rumah Tempat Ternyaman untuk Pulang dari Kekerasan di Luar

10 Oktober 2024   21:15 Diperbarui: 10 Oktober 2024   22:20 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ilustrasi dari metro.tempo.co)

Kekerasan di luar rumah, baik dalam bentuk fisik, verbal, maupun psikologis, sering kali datang tanpa diduga. Di tempat kerja, seorang istri bisa saja menghadapi perundungan dari rekan kerja, atau suami mengalami tekanan yang luar biasa dari atasan. 

Sementara itu, di sekolah, anak-anak mungkin menjadi korban perundungan dari teman-temannya. Pengalaman ini dapat membuat seseorang merasa tidak berdaya dan kehilangan harapan. (lihat contoh kasus di atas)

Dalam konteks seperti ini, rumah menjadi tempat terindah untuk pulang. Bagi seorang istri yang dibully di tempat kerjanya, rumah adalah tempat di mana suami mendengarkannya dengan penuh perhatian dan kasih sayang. 

Bagi suami yang terbebani oleh pekerjaan berat, istri dan anak-anaknya menanti dengan pelukan hangat dan dukungan. Dan bagi anak-anak yang dirundung di sekolah, rumah dan para guru yang peduli menjadi tempat yang aman untuk mengungkapkan perasaan dan meminta bantuan.

(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)
(ilustrasi olahan GemAIBot, dokpri)

Pulang: Kekuatan dalam Keluarga

Pulang ke rumah bukan sekadar tindakan fisik, melainkan simbol dari kembalinya seseorang ke lingkungan di mana ia merasa didengar, dipahami, dan dicintai. 

Bagi anak-anak, orang tua memainkan peran penting sebagai tempat berlindung dan pembimbing yang siap mendengarkan. Bagi orang dewasa, pasangan hidup menjadi penopang yang memberikan rasa nyaman dan keamanan setelah menghadapi tekanan di luar.

Menurut Dr. John Bowlby, seorang ahli psikologi perkembangan, ikatan emosional antara orang tua dan anak sangatlah penting. Teori attachment yang dikembangkannya menunjukkan bahwa ikatan yang kuat dan penuh kasih sayang dalam keluarga akan memberikan anak rasa aman dan percaya diri. 

Hal ini memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan di luar rumah dengan lebih baik. Begitu pula bagi pasangan suami istri, komunikasi yang terbuka dan saling dukung menciptakan ruang yang aman untuk saling berbagi dan menemukan solusi bersama.

Kekerasan yang Tak Boleh Dipendam

Salah satu KESALAHAN yang sering terjadi ketika seseorang mengalami kekerasan atau perundungan di luar rumah adalah memendam perasaan tersebut. 

Banyak orang merasa MALU ATAU TAKUT untuk mengakui bahwa mereka menjadi korban, baik di tempat kerja maupun di sekolah. Namun, tindakan memendam hanya akan memperburuk keadaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun